Pages

Ads 468x60px

Labels

Minggu, 12 Juni 2011

mencari rumput atau menanamnya

Pertanyaan :
Efisien manakah peternak yang memiliki lahan sendiri dengan peternak
yang mencari rumput?

Jawab :



Jika diamati dari daerah tempat tinggal saya yaitu Jombang, Jawa
timur. Peternak yang memiliki 10 ekor sapi, membutuhkan kira-kira
lahan yang ditanami hijauan pakan ternak sebesar 1 Ha (disnak jabar),
dan kebutuhan rata-rata sapi adalah 10% hijauan dari berat badan sapi.
Sewa tanah dari 10 Ha lahan adalah 10jt/thn, sementara harga pupuk
UREA 80rb/50kg. Bila tanah tesebut ditanami rumput gajah yang
membutuhkan pemupukan dua kali dalam setahun dan kira-kira dosisnya
200kg/Ha. Maka dalam satu tahun, untuk memelihara 10 ekor sapi,
alokasi dana yang diperlukan dalam satu tahun adalah 10jt (untuk
pupuk) + (200kg x 2) untuk pupuk = sebesar 10.640.000 dalam satu
tahun.

Sedangkan peternak yang tidak memiliki lahan, harus mencari rumput.
Alokasi dana yang dibutuhkan untuk mencari rumput adalah untuk menyewa
truck yang biayanya kira-kira 200rb dan untuk membayar 2 orang pekerja
yang mencari rumput kira-kira 100rb. Jadi apabila pencarian rumput
dilakukan kira-kira 2 kali seminggu, maka total dana yang dibutuhkan
untuk mencari rumput dalam satu tahun adalah 200rb + 100rb = 300rb x
104 (52 minggu x 2) = 31.200.000 dalam satu tahun.

Jadi jika dibandingkan, peternak yang memiliki lahan sendiri jauh
lebih efektif jika dibandingkan dengan peternak yang mengandalkan
dengan mencari rumput. Kebanyakan peternak di Indonesia memang
mengandalkan pakan dari mencari rumput, tetapi hal itu tidak efektif
bila sapi yang dipelihara banyak. Sementara petani yang memiliki 2-3
ekor sapi menjadi menguntungkan karena kebanyakan dari mereka tidak
mempunyai pekerjaan lain. Sementara yang mempunyai lahan, lebih suka
menanam padi dan sebagainya karena menanam rumput dianggap tidak
menguntungkan.

Jika dihitung-hitung, untung dari penggemukan sapi lebih dari cukup.
“Dalam tiga bulan, keuntungan yang kita peroleh tidak kurang Rp 2
juta, paling minim Rp 1,5 juta,” jelasnya. Tapi ada juga bulan-bulan
tertentu harga daging sapi turun. Misalnya pada saat dan menjelang
anak-anak masuk sekolah. Pada saat itu, banyak peternak menjual
sapinya untuk membiayai anaknya masuk sekolah. Sementara kebutuhan
daging sapi mengalami peningkatan, akibatnya harga sapi menurun.

Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates