Pages

Ads 468x60px

Labels

Selasa, 08 Mei 2012

Sifat Kualitatif dan Sifat Kuantitatif Hewan


Sifat kuantitatif adalah sifat yang tidak tampak dari luar dan tidak dapat diamati dengan mata telanjang, tetapi dapat diukur dengan satuan terntentu. Sifat kuantitatif  sangat berhubungan dengan produksi.
Sifat kuantitatif dipengaruhi oleh sejumlah besar pasang gen yang berperan secara aditif, dimonans dan epistatik dan bersama-sam di pengaruhi oleh lingkungan (non genetik), menghasilkan ekpresi fenotip sebagai sifat kunatitatif. Keragaman sifat kuantitatif bersifat kontinyu berkisar antara nilai minimum dan maksimum dan menggambarkan suatu distribusi normal. Karena jumlah yang besar dan saham masing-masing alel yang kecil maka peranan gen secara sepasang demi sepasang tidak penting.
   Ciri-ciri Sifat Kuantitatif
1)   Tidak dapat dikelompokkan dengan jelas.
2)   Diatur oleh banyak pasang gena.
3)   Dapat diukur dan kontinyu.
4)   Lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
5)   Cacat genetik bukan sifat kuantitatif.
6)   Mempunyai nilai ekonomis tinggi.
7)   Seleksi bibit banyak ditujukan pada sifat-sifat kuantitatif.
Contoh sifat kuantitatif adalah produksi susu, pertambahan bobot badan, kadar lemak.
Performans sifat-sifat kuantitatif dari setiap individu ternak sangat
ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan, sedangkan sifat-sifat kualitatif hanya ditentukan oleh faktor genetik. Adapun faktor lingkungan dapat berupa lingkungan internal, seperti umur dan seks dan lingkungan eksternal seperti lokasi di mana ternak tersebut hidup dan berkembang yang bertalian kondisi pakan (kualitas dan kuantitas) dan iklim di daerah tersebut. Sehubungan beberapa alas an tersebut di atas, maka perlu diteliti performans berdasarkan sifat kuantitatif (ukuran-ukuran) dan kualitatif (warna bulu).

            Kelinci memiliki potensi ekonomis yang tidak kecil disamping kemampuan biologisnya yang cukup besar. Kelinci dapat dimanfaatkan daging, kulit, kulit – bulu, bulu dan organ dalamnya. Sejarah kelinci sebagai penghasil daging diawali dari dijadikannya kelinci sebagai objek perburuan.
            Beberapa sifat kuantitatif yang penting karakteristiknya pada kelinci adalah fertilitas, pertumbuhan dan efisiensi pakan, produksi susu, kepadatan bulu, ketahanan terhadap penyakit dan kualitas karkas. Sifat kuantitatif pada kelinci  dapat dipengaruhi oleh iklim, habitat, kelembaban, aliran udara, peralatan pemeliharaan, teknik pemuliaan, pemberian pakan, dan faktor manusia (Peternak).
            Kromosom kelinci berjumlah 44 buah, umur hidupnya 5-10 tahun dengan umur produktif 2-3 tahun dan memiliki kemampuan beranak 10 kali pertahun.

Ciri-ciri kuantitatif dari sapi perah, seperti hasil susu, lemak dan protein, secara ekonomis penting untuk banyak petani di seluruh dunia. Ciri-ciri berbeda dari sifat-sifat kualitatif, seperti warna rambut, karena bukannya jatuh ke dalam kategori diskrit (merah, putih, hitam) nilai-nilai sifat kuantitatif bervariasi pada skala kontinyu kemungkinan tak terbatas. Banyaknya kemungkinan untuk sifat kuantitatif adalah karena sejumlah besar gen yang terlibat dalam ekspresi suatu sifat akan menyebabkan banyak kemungkinan genotipe dan efek signifikan dari lingkungan variabilitas menambahkan ke nilai yang mungkin sifat dapat mengambil.
Tujuan dari perbaikan genetik sapi perah adalah untuk memodifikasi proporsi gen tertentu seperti mengingat lingkungan di mana hewan akan dikenakan, sifat (s) dari bunga dinyatakan dalam cara untuk memaksimalkan keuntungan dari petani susu. Sebagai contoh, perbaikan genetik untuk produksi susu berusaha untuk meningkatkan gen yang akan memaksimalkan produksi ASI diberikan lingkungan (iklim, pakan, manajemen, dll) di mana sapi akan mengekspresikan potensi dirinya. 





Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates