Pages

Ads 468x60px

Labels

Rabu, 29 Juli 2015

Kelayakan Usaha Peternakan Ayam petelur

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Pembangunan peternakan di Indonesia memiliki prospek yang cerah dimasa yang akan datang, hal ini disebabkan karena besarnya jumlah penduduk sehingga secara matematis permintaan akan produk peternakan seperti daging, telur dan susu akan semakin meningkat pula. Salah satu sub sektor peternakan yang berperan dalam penyediaan protein hewani adalah dibidang perunggasan. Telur merupakan salah satu bahan pangan hewani yang paling lengkap gizinya. Kandungan gizi telur ayam dengan  berat 50 gram terdiri dari protein 6,3 gram, karbohidrat 0,6 gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral.


  Permintaan terhadap telur yang tinggi oleh masyarakat mengakibatkan peternakan ayam skala kecil, menengah dan industri ayam modern tumbuh pesat. Untuk memenuhi kebutuhan telur sebagai sumber protein hewani, peternak tidak hanya memproduksi telur ayam ras tersebut dalam jumlah yang banyak, tapi perlu untuk mengetahui strategi pemasaran yang baik demi kelancaran penyaluran telur ayam hingga ke konsumen. Penjualan merupakan fungsi sub-sistem pemasaran. Usaha penjualan mencakup serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses pemindahan hak milik produk dari produsen atau lembaga perantara pemasaran yang mempunyai hak kepemilikan kepada konsumen.
Untuk mewujudkan sistem pemasaran yang baik, para peternak pada industri peternakan ayam ras petelur di Dusun. Barang Genitri Desa. Kedungrejo Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang menjual telur ayam rasnya melalui beberapa cara yaitu ada yang langsung menjual ke konsumen (jalur pendek), ada pula yang menggunakan jasa perantara (jalur panjang) seperti lembaga pemasaran yang dapat terdiri dari pedagang pengumpul, pasar tradisional, poultry shop, pedagang pengumpul besar/agen, dan rumah makan/restoran. Harga jual telur dari peternak ditentukan berdasarkan kesepakatan harga antara peternak dengan konsumen atau lembaga pemasaran yang terlibat dalam sistem pemasaran.




1.2 Tujuan
1.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan usaha peternakan ayam petelur.
2.      Mengetahui kelayakan finansial pendirian sebuah usaha peternakan ayam petelur.
3.      Memahami gambaran  umum  ekonomi, perilaku  dan  kinerja kelembagaan usaha ternak ayam ras petelur.

1.3        Manfaat
1.      Memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai kelayakan sebuah usaha peternakan ayam petelur.
2.      Memahami tentang kelayakan finansial sebuah usaha peternakan baik itu berupa modal, pendapatan, dan keuntungan.
3.      Mahasiswa dapat menambah pengalaman serta relasi dengan peternak ayam ras petelur.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Wawasan  Pembangunan  Peternakan merupakan  komponen  penting dalam pembangunan pertanian. Menurut Halim (2007), bahwa pembangunan  sub  sektor  peternakan  merupakan  bagian  integral  dari pembangunan  sektor  pertanian.  Dari  pengalaman  empiris  menunjukan  bahwa tidak  ada  satu  negarapun  yang  berkelanjutan  digerakan  oleh  sektor  industri  dan jasa  berbasis  teknologi  modern  tanpa  didahului  dengan  pembangunan  sektor pertanian yang tangguh. Pengembangan sub sektor peternakan harus di mulai  dari cara  pandang  terhadap  peternakan  itu  sendiri.  Berdasarkan  pendapat  Saragih (2008), menyatakan bahwa jika selama ini peternakan harus di pandang dari aspek budidaya  pada  tingkat  budidaya  peternakan  saja,  maka  pada  era  industrialisasi peternakan harus dilihat  secara keseluruhan  sebagai  suatu konsep  agribisnis dan agroindustri  berbasis  peternakan  sebagai  sektor  pemimpin.  Menurut  Soehadji (2004), pembangunan peternakan yang semula hanya hanya menitikberatkan pada budidaya  ternak  harus  diperluas.
Peternakan  harus  dipandang  sebagai  industri biologis  yang  dikendalikan  manusia.  Komponen  peternakan  meliputi  peternak sebagai  subjek  pembangunan  yang  harus  ditingkatkan  pendapatan  dan kesejahteraannya.  Ternak  sebagai  objek  yang  harus  ditingkatkan  produksi  dan  produktivitasnya.  Lahan  sebagai  basis  ekologi  pendukung  pakan  lingkungan budidaya dan  teknologi sebagai satu  rekayasa  (teknis dan sosio ekonomis) untuk mencapai  tujuan.  Selanjutnya  Zaenal Fanani (2006) menerangkan  bahwa tujuan  pembangunan  peternakan  adalah  meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan  peternak,  terpenuhinya  konsumsi  pangan  asal  ternak,  tersedianya bahan  baku  industri  dan  ekspor,  menciptakan  peluang  kerja  dan  kesempatan berusaha, meningkatkan peran kelembagaan serta keseimbangan pemanfaatan dan pelestarian  sumber  daya  alam  akan  terwujud  dengan  strategi  pembangunan peternakan  yang  terarah. Untuk mencapai  tujuan  tersebut maka  perlu  dilakukan pendekatan  sistem  agribisnis.  Kondisi pertanian akan tetap didominasi oleh pertanian rakyat. Untuk dapat berdampingan dengan  perusahaan  besar  petani  perlu  dibina  terutama  dalam  penguasaan teknologi,  akses  terhadap  sumber  permodalan,  sehingga  dapat  hidup berdampingan  melalui  pemilikan  saham  secara  bersama. Ini berarti masing-masing sub sistem agribisnis dapat berkembang saling menguntungkan dan saling membutuhkan. Pembangunan pertanian harus dapat mengembangkan keseluruhan sub sistem dalam sistem agribisnis ini secara simultan dan harmonis, dengan tetap memperhatikan  keunikan masing-masing  sub  sistem  yang  terlibat  dalam  proses modernisasi pertanian.
Telur adalah komoditi ekonomi, karena memang ada permintaannya. Tetapi permintaan konsumen terhadap telur ini dipengaruhi selera, dan selera ini dipengaruhi antara lain, oleh tingkat pendidikan konsumen itu. Dalam ilmu ekonomi, istilah permintaan menunjukkan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan keadaan tertentu. Periode waktu tersebut dapat satu tahun dan keadaan-keadaan yang harus diperhatikan antara lain harga barang yang akan dibeli, harga barang lain, pendapatan konsumen, dan lain-lain (Rasyaf, 2001).
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untukdiambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan  ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal  ayam petelur putih dan  ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul (Warintek, 2010)
Konsumen akan membuat keputusan dalam hal pemilihan membeli suatu barang. Keputusan itu meliputi pilihan produk, merek, waktu pembelian, jumlah pembelian, dan tempat pembelian seperti pasar tradisional atau pasar swalayan. Konsumen akan mencari informasi mengenai pilihan akan keputusannya tersebut (Sumarwan, 2005). Penjual/pedagang dapat memilih antara menjual barang itu untuk mendapatkan uang atau menahan barangnya untuk dipakai sendiri. Keinginan atau keseganan penjual menahan barangnya menentukan permintaan akan barangnya sendiri. Dan fungsi penawaran merupakan penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu harga barang bersangkutan, biaya produksi, harga faktor produksi, teknologi, harga produksi komoditas lain dan jumlah pedagang/produsen.
Pada kenyataannya usaha peternakan ayam petelur merupakan usaha yang secara cepat dapat menghasilkan protein hewani dan 4 dengan harga yang relatif lebih murah bila dibandingkan usaha ternak lainnya, maka siklus perputaran usaha ini sangat besar dan cepat. Namun demikian usaha peternakan ayam petelur tersebut masih sangat fluktuatif harganya karena komponen yang mendukung proses produksinya sangat bergantung pada keadaan ekonomi global dunia. Sehingga usaha peternakan ayam petelur sangat rentan dalam perkembangannya, karena itu peluang untuk mendapat keuntungan ataupun kerugian juga sangat besar kemungkinannya (Sunaryo Hadi, 2009).
Upaya memperoleh keuntungan yang besar dan berkelanjutan merupakan sasaran utama bagi semua kegiatan usaha termasuk di dalamnya usaha peternakan ayam petelur, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan bagi pelaku usaha peternakan ayam petelur tersebut. Untuk mencapai sasaran tersebut perlu adanya langkah upaya, salah satu diantaranya dengan mengetahui kelayakan suatu usaha peternakan ayam petelur. Berpijak dari keadaan di atas maka diperlukan suatu analisis untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan dari suatu usaha peternakan ayam petelur.














Teknik Pengumpulan Data
Kegiatan yang telah dilakukan dalam pengumpulan data adalah melakukan observasi lapangan dengan cara melihat langsung keadaan usaha peternakan yang menjadi objek kegiatan serta melakukan wawancara dengan pemilik peternak berkaitan dengan kegiatan usaha peternakannya yang meliputi tatalaksana pemeliharaan serta biaya-biaya yang digunakan dalam usaha peternakan ayam ras petelur yang dikelola. Pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data yang mencakup keadaan umum wilayah dan keadaan usaha peternakan, manajemen pemeliharaan serta biaya-biaya yang dikeluarkan peternak serta diklasifikasikan sesuai pokok yang dikaji dan dibuat dalam bentuk tabel, kemudian dilakukan analisa secara kuantitatif.



















BAB III
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A.    Identitas Peternak
Nama peternak                                    : Pak M. Amin
Umur peternak                                    : 26 tahun
Alamat peternak                                  : Dusun. Barang Genitri Desa. Kedungrejo Kec.Pakis
Jumlah keluarga dalam satu rumah     : 4 orang

B.     Identitas Peternakan
Nama peternakan                    : UD AMANAH
Tahun berdirinya                     : Akhir Desember 2010
Sejarah berdirinya                   :
Komoditi peternakan              : Ayam Ras Petelur
Jumlah komoditi                     : 2000 = 120kg/hari
Asal Pullet                               : Surya Unggas
Harga pullet                            : Pullet Rp 60.000/ekor

C.    Manajemen Pemeliharaan
Pakan                                      : Coomfeed
Jenis pakan yang diberikan     : 1000 ekor = 1,2 kwintal
Jumlah pemberian pakan         : 1,2 kuintal/hari
Waktu pemberian pakan         : Pukul 07.00 dan Pukul 15.00
Asal pakan                              : Coomfeed
Harga pakan                            : Rp 425.000 (Rp 4250 /kg)

D.    Kandang
Jenis kandang                                      : Baterai bambu
Bahan kontruksi kandang                   : Bambu
Tempat pemberian pakan                    : Dari bambu dan kayu
Tempat pemberian minum                   : Paralon yang disalurkan melalui kran
Luas bangunan kandang                     : L= 3m p=21m  x 3 =
Jarak kandang dengan perumahan      : -/+ 1 meter

E.     Vaksin dan obat-obatan
Penyakit yang pernah menyerang       : Pilek ringan
Vaksin dan obat yang digunakan       : Medion
Harga vaksin dan obat                        : Rp 35.000 /1000ekor
Waktu pemberian                                :1 bulan
Jumlah yang diberikan                        : ND/bulan AI/3 bulan sekali

F.     Sanitasi
Perlengkapan sanitasi                                      : Dengan pengobatan tetes/25/ekor
Jangka waktu pembersihan kandang              : 2 bulan sekali
Ada tidaknya penerangan/sumber air                         : Ada

G.    Pemasaran dan pendapatan
Lokasi pemasaran                                            : Area Malang, Jember, Probolinggo
Penanganan terhadap telur rusak                    : Dibagikan ke tetangga/dijual kembali
Harga jual telur bagus dan rusak                     : Telur bagus 11- 15 ribu dan telur yang jelek kisaran 10 ribu
Jumlah telur yang mampu dihasilkan : 120 kg/hari
Penanganan terhadap ayam afkir                    : Dijual
Harga jual ayam afkir                                      : Mengikuti harga ayam broiler
Harga jual kotoran manure                              : Rp 15.000/karung
Keuntungan per bulan :                                   : Rp 25.000.000

Hari
Jumlah ayam
Konsumsi 150gr/ekor
Produksi telur/butir
Berat telur/gram
FCR
1
2160
270.000
1800
112.500
2,4
2
2160
270.000
1875
117.187
2,3
3
2160
270.000
1966
122.875
2,19
4
2158
269.750
1899
118.687
2,27
5
2158
269.750
2006
125.375
2,15
6
2157
269.250
1750
109.375
2,46
7
2156
269.500
1800
112.500
2,39
Total
15.109
1.618.625
13.176
818.499





FCR = KONSUMSI PAKAN/PRODUKSI TELUR
            FCR 1 = 270.000/112.500
                        = 2,4
            FCR 2  = 270.000/117.187
                        = 2,3
            FCR 3  = 270.000/122.875
                         = 2,19
            FCR 4   = 269.750/118.687
                        = 2,27
            FCR 5  = 269.750/125.375
                        = 2,15
            FCR6   = 269.250/109.375
                        = 2,46
            FCR7 = 269.500/112.500
                        = 2,39
HHP = PRODUKSI TELUR/TOTAL JUMLAH AYAM
            = 13.176/15.109
            = 0,872





3.1 Karakteristik Responden dan Usaha Pemeliharaan Ayam Petelur
Pada Praktikum yang saya lakukan pada tanggal 1 Maret 2013 dilakukan observasi kepada responden yang bernama Bapak M. Amin yang beralamat di Dusun. Barang Genitri Desa. Kedungrejo Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Alamat peternakan tersebut berdampingan dengan rumahnya yang hanya berjarak kurang lebih 2 meter. Bapak M. Amin berumur 26 dan beliau sekarang sedang menempuh Studi S1 Program Ekstensi di Universitas Islam Malang. Anggota keluarga beliau dalam satu rumah berjumlah 4 orang. Usia Responden ini merupakan usia produktif dan masih muda di mana beliau masih menempuh Pendidikan S1.
Usaha yang dirintis oleh Bapak Amin ini dimulai pada akhir Desember 2010 dengan sistem mandiri. Usaha ini berawal saat bangku SMA di pesantren ketika beliau melakukan pengabdian Masyarakat ke peternak yang ada di desa, sejak itu muncullah ide untuk merintis usaha peternakan ayam petelur. Beliau pertama kali membeli bibit Pullet sebanyak 2000 ekor yang didatangkan dari Perusahaan Surya Unggas dengan harga bibit Rp 60.000/ekor. Modal awal yang dikeluarkan Pak Amin untuk merintis usaha ini dengan dana 90 Juta. Modal tersebut diperoleh dari peminjaman Bank BRI. Dengan dana 90 Juta tersebut sudah digunakan untuk membuat kandang, membeli bibit Pullet, dan pembelian pakan.




Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates