Pages

Ads 468x60px

Labels

Kamis, 06 Agustus 2015

Perkandangan Sapi Potong

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kandang merupakan salah satu faktor penting pendukung berjalannya suatu usaha agribisnis peternakan. Mulai dari  peternakan ternak ruminansia, non ruminansia dan unggas.
Kandang merupakan tempat bagi ternak untuk melakukan segala aktifitasnya, mulai dari pemberian pakan dan minum, proses melahirkan, tempat ternakdimandikan, dan lain sebagainya. Kandang juga melindungi ternak dari berbagai gangguan yang disebabkan oleh lingkungan, seperti panasnya sengatan matahari, angin yang bertiup kencang, hujan dan masih banyak lainnya.


Kandang haru dibangun senyaman mungkin, sehingga ternak merasa aman dan nyaman pula dan mengakibatkan produksi meningkat. Kontruksi  kandang  yang  belum  sesuai  dengan persyaratan teknis dapat mengganggu produktivitas ternak, kurang  efisien  dalam  penggunaan  tenaga  kerja  dan berdampak  terhadap  lingkungan  sekitarnya.  Kondisi kandang yang tidak  leluasa, tidak nyaman dan tidak sehat akan menghambat produktivitas ternak.
Konstruksi  kandang  harus  kuat  dan  tahan  lama, penataan  dan  perlengkapan  kandang  hendaknya  dapat memberikan  kenyamanan  kerja  bagi  petugas  dalam  proses produksi  seperti  memberi  pakan,  pembersihan, pemeriksaan birahi dan penanganan kesehatan. Bentuk dan tipe  kandang  hendaknya  disesuaikan  dengan  lokasi berdasarkan agroklimat, pola atau tujuan pemeliharaan dan kondisi fisiologis ternak.
Fungsi kandang secara rinci, adalah seperti Melindungi ternak dari perubahan  cuaca atau iklim yang ekstrem (panas, hujan dan  angin), Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit, Menjaga keamanan ternak dari pencurian, Memudahkan pengelolaan  ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum, pengelolaaan kompos dan perkawinan, Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana system perkandangan yang diterapkan di UD Hadi Putra ?
1.3  Tujuan
Mengatahui system perkandangan yang telahh diterapkan di UD Hadi putra
1.4  Manfaat
Meendapatkan informasi tentang system perkandangan pada peternakan sapi potong















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pembuatan  kandang  untuk  sapi  potong  perlu memperhatikan  beberapa  persyaratan  antara  lain  dari segi  teknis,  ekonomis,    kesehatan  kandang  (ventilasi kandang,  pembuangan  kotoran),  efisiensi  pengelolaan dan kesehatan lingkungan sekitarnya.
·         Pemilihan lokasi: 
Pertimbangan yang harus dilakukan dalam memilih lokasi antara lain adalah : 
1.  Ketersediaan sumber  air untuk minum, memandikan dan membersihkan kandang ternak,  
2.  Dekat dengan sumber pakan,
3.  Kemudahan  akses  transportasi  untuk  penyediaan pakan dan pemasaran, 
4.  Tersedia areal untuk perluasan jika dibutuhkan, 
5.  Lokasi  lebih  tinggi  dari  sekelilingnya  sehingga memudahkan  untuk  pembuangan limbah  dan menghindari genangan air pada waktu hujan, 
6.  Jarak  kandang  dengan  bangunan  umum  dan perumahan minimal 10 m, 
7.  Tidak mengganggu kesehatan lingkungan, 
8.  Relatif jauh dari jalan umum
9.  Limbah ternak dapat tersalur dengan baik.
Konstruksi  sangat  menentukan  ketahanan  bangunan, kandang  harus  dibuat  sekokoh  mungkin  sehingga  mampu menahan  beban  dan  benturan  serta  dorongan  yang  kuat dari ternak, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang  baik  sehingga    tidak  lembab  dan  tersedia  tempat penampungan kotoran beserta saluran drainasenya.
Konstruksi kandang dirancang sesuai dengan agroklimat wilayah  setempat,  tujuan  pemeliharaan,  dan  status fisiologis  ternak.  Untuk  dataran  tinggi  model  kandang  sapi potong  yang  baik  adalah  lebih  tertutup  untuk  melindungi ternak dari cuaca  dingin, sedangkan untuk dataran rendah kebalikannya  yaitu  bentuk  kandang  yang  lebih  tinggi  dan lebih terbuka. Tipe dan bentuk kandang disesuaikan dengan status  fisiologis  dan  pola  pemeliharaan  ternak  seperti kandang  pembibitan, penggemukan, pembesaran,  kandang beranak/menyusui dan kandang pejantan. (M, Sukmawati Farida dan Kaharudin. 2010)
Dalam pemilihan bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan kemampuan ekonomi  dan tujuan usaha untuk  jangka panjang, menengah atau pendek.  Pemilihaan bahan kandang hendaknya  minimal tahan untuk jangka waktu 5 –10 tahun, dengan memanfaatkan dari bahan-bahan lokal yang banyak tersedia.  Bagian-bagian dan  bahan  kandang  yaitu :
a. Lantai
Lantai kandang harus kuat, tahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah dibersihkan dan mampu menopang beban yang ada diatasnya. Lantai kandang dapat berupa tanah yang dipadatkan, beton atau  pasir cemen (PC) dan kayu  yang kedap air.
            Berdasarkan  kondisi alas lantai, dibedakan lantai kandang  sistem litter dan non litter. Alas lantai kandang sistem litter merupakan lantai kandang yang diberi tambahan   berupa serbuk gergaji atau sekam, dan bahan lainnya berupa kapur/dolomite sebagai dasar alas.   Pemberian bahan dasar alas dilakukan pada awal sebelum ternak dimasukan kedalam kandang. Sistem alas litter  lebih cocok untuk kandang koloni atau  kelompok, karena tidak ada kegiatan memandikan ternak  dan pembersihan kotoran feces secara rutin.  Kondisi  kandang dan ternaknya lebih kotor tetapi lebih efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja untuk pembersihan kandang. Bila kondisi letter kandang  becek, dilakukan penambahan serbuk gergaji yang dicampur dengan kapur/dolomite. Selain membuat alas kandang tetap kering,  penambahan kapur tersebut dapat berfungsi  sebagai bahan  untuk produksi kompos dan rasa empuk kepada ternak serta kesehatan menjaga kesehatan ternak. 
            Alas lantai kandang sistem  non litter merupakan lantai kandang tanpa mendapat tambahan apapun.  Model alas kandang  ini lebih tepat  untuk ternak yang dipelihara pada kandang tunggal atau kandang individu.  Kandang sistem non litter beserta ternaknya akan tampak lebih bersih dibanding sistem litter, karena secara rutin dilakukan kegiatan memandikan sapi dan pembuangan kotoran feces.

            Lantai kandang harus selalu terjaga drainasenya, sehingga untuk lantai kandang non litter  dibuat  miring kebelakang untuk memudahkan pembuangan kotoran dan menjaga  kondisi lantai tetap kering. Kemiringan lantai berkisar antara  2 – 5  %,  artinya   setiap panjang  lantai 1 meter maka  ketinggian lantai bagian belakang menurun sebesar 2 – 5 cm.
(Gambar diatas menunjukkan kemiringan kandang dan ukuran untuk selokan)
b. Kerangka 
Dapat terbuat dari bahan besi, besi beton, kayu dan bambu disesuaikan dengan tujuan dan kondisi yang ada.
c Atap 
Terbuat dari  bahan genteng, seng, rumbia, asbes dan lain-lain. Untuk daerah  panas (dataran rendah) sebaiknya mengunakan bahan genting sebagai atap kandang. Kemiringan atap  untuk bahan genting adalah 30 – 45 % , asbes atau  seng sebesar 15 – 20 %  dan rumbia atau alang-alang sebesar 25 – 30 %, Ketinggian atap untuk dataran rendah 3,5 – 4,5 meter dan dataran tinggi 2,5 – 3,5 meter. Berdasarkan bentuk atap kandang, beberapa  model atap yaitu atap monitor, semi monitor, gable dan shade. Model atap untuk daerah dataran tinggi hendaknya  menggunakan  shade  atau gable, sedangkan untuk dataran rendah adalah monitor atau semi monitor. Model atap   monitor, semi monitor dan  gable model kandang yang mempunyai atap  dua bidang , sedangkan  shade  mempunyai atap satu bidang.
d. Dinding 
Dibuat dari tembok, kayu, bambu atau bahan lainnya, dibangun lebih tinggi dari sapi  waktu berdiri. Untuk dataran rendah, yang suhu udaranya  panas dan tidak ada angin kencang, bentuk dinding kandang adalah lebih terbuka,  sehingga  cukup menggunakan  kayu atau  bambu yang berfungsi  sebagai pagar kandang agar sapi tidak keluar. Dinding kandang yang terbuat dari sekat kayu atau bambu hendaknya mempunyai jarak atar sekat  antara 40 – 50 cm. Untuk daerah dataran tinggi dan  udaranya dingin atau daerah pinggir pantai yang   anginnya  kencang,  dinding kandang harus lebih tertutup atau  rapat.
            Beberapa perlengkapan kandang untuk sapi potong  meliiputi : palungan  yaitu tempat pakan, tempat minum, saluran darinase, tempat penampungan kotoran,  gudang pakan dan peralatan kandang. Disamping itu  harus dilengkapi dengan tempat penampungan air yang terletak diatas (tangki air) yang dihubungkan dengan pipa ke seluruh kandang.
a .  Palungan                                 
Palungan merupakan tempat pakan dan tempat minum yang berada didepan ternak, terbuat dari kayu  atau tembok dengan ukuran mengikuti lebar kandang. Kandang individu yang mempunyai lebar kadang sebesar 1,5 meter,  maka panjang tempat pakan berkisar antara  90 – 100 cm dan  tempat minum berkisar antara 50 – 60 cm. Sedangkan lebar palungan adalah 50 cm, dan tinggi bagian luar 60 cm dan bagian dalam sebesar  40 cm. Ukuran palungan untuk kandang kelompok adalah  mengikuti  panjang  kandang,  dengan proporsi tempat minum yang lebih kecil dari tempat pakan. 
b. Selokan          
Merupakan saluran pembuangan kotoran dan air kencing yang berada dibelakang kandang ternak individu. Ukuran selokan digunakan pada untuk kandang  individu, dengan ukuran  lebar 30 – 40 cm dan dalam 5 – 10 cm.
(gambar disamping merupakan salah satu contoh dari selokan pada system perkadangan sapi potong)
c. Tempat penampungan kotoran
Tempat penampungan kotoran  bak penampungan  yang terletak dibelakang kandang, ukuran dan bentuknya disesuikan dengan kondisi lahan dan tipe kandangnya.
d  Peralatan kandang
            Beberapa peralatan yang banyak digunakan untuk kandang sapi potong  meliputi : sekop untuk membersihkan kotoran, sapu lidi, sikat, tali sapi dan kereta dorong (gerobak).
Tipe kandang berdasarkan  bentuk dan fungsinya terdiri atas  kandang individu dan kandang kelompok/koloni :
1.  Kandang individu
            Kandang individu atau  kandang tunggal, merupakan  model  kandang  satu ternak  satu kandang. Pada  bagian depan ternak merupakan tempat palungan (tempat pakan dan air minum),  sedangkan bagian belakang  adalah selokan pembuangan kotoran. Sapi di kandang individu  diikat dengan tali tampar pada lantai depan  guna menghindari perkelahian sesamanya Luas kandang individu disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi yaitu sekitar panjang 2,5  meter dan lebar 1,5 meter.
            Kandang indivdu dengan model satu baris kepala  searah,  biasanya menggunakan  tipe kandang yang mempunyai atap satu  bidang  (Shade), dimana  lorong yang digunakan untuk memberi pakan dan minum terletak di muka deretan kandang. Kandang individu  model dua baris, biasanya menggunakan tipe kandang yang mempunyai  atap dua bidang (Gable, Monitor dan Semi monitor).
(Kandang individu model dua baris  kepala searah dengan lorong ditengah)
2. Kandang Kelompok
Kadang koloni atau kandang komunal merupakan model kandang dalam suatu ruangan kandang ditempatkan beberapa ekor ternak, secara   bebas tanpa diikat. Berdasarkan  bentuk atap, kandang kelompok terdapat  dua macam yaitu: kandang kelompok beratap seluruhnya (Kandang kelompok beratap seluruhnya merupakan kandang kelompok  terhindar dari pengaruh hujan dan mata hari langsung) dan kandang kelompok beratap sebagian (Kandang kelompok beratap sebagian merupakan kandang kelompok, pada bagian depan kandang  (terutama tempat palungan)  ditutupi oleh atap.
(kandang kelompok beratap seluruhnya)


(kandang kelompok beratap sebagian)

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

            Praktikum agribisnis ternak potong kali ini dilaksanakan di UD Hadi Putra, yang tepatnya beralamat di Dusun Ngepeh, Desa Ngijo, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang. Usaha peternakan ini didirikan oleh Bapak Hadi dan kemudian dikembangkan oleh putranya yaitu Bapak Agus. Peternakan UD. Hadi Putra pada awalnya fokus pada usaha jual beli sapi potong. Sapi potong yang ada di peternakan inimerupakan sapi potong yang dibeli langsung di pasar sapi, tetapi ada juga yang dibeli di tempat pelelangan sapi yang dilakukan oleh BBIB. Beberapa sapi potong merupakan sapi unggul yang pernah memenangkan kontes sapi.
Pada awalanya usaha ini terbentuk dikarenakan dari kegemaran pemilik untuk memelihara sapi. Usaha ini mulai didirikan sejak tahun 1992, dengan jumlah awal sapi potong sebanyak empat ekor dan luas kandang sekitar 1000 m2. Program yang diberlakukan pada peternakan ini adalah dengan system subsidi silang, yakni hasil produksi yang didapat dari penjualan susu sapi perah, dijual yang kemudian hasilnya digunakan untuk membeli pakan yang akan diperuntukkan bagi keperrluan penggemukan sapi potong. Kemudian sapi potong yang telah selesai masa penggemukannya, dijual dan hasil dari penjualan tersebut menjadi salah satu sumber dana untuk mengembangkan peternakan menjadi lebih besar, seperti pembangunan kandang lebih banyak, hasil dari penjualan sapi potong ini pulalah yang menjadi pendapatan atau penghasilan bagi pemilik.
            Pada peternakan UD Hadi Putra ini, selain dilakukan usaha pemerahan sapi perah, yakni untuk diambil produksi susunya dan sapi potong untuk proses penggemukan, juga ada usaha lain seperti pengolahan feses dan urin menjadi pupuk organic. 
            Letak Peternakan UD. Hadi Putra cukup ideal untuk daerah peternakan. Letaknya sekitar 100 meter dari jalan raya,sehingga terhindar dari kebisingan kendaraan bermotor. Akses jalan menuju peternakan juga baik. Jalan utama menuju peternakan bisa dilewati truk atau mobil pengangkut pakan dan susu.
                Keamanan lokasi kandang juga cukup terjamin karena terdapat 3 orang yang bertugas pada malam hari serta di peternakan tersebut terdapat kurang lebih sekitar 3 ekor anjing penjaga.
            Letak dan arah kandang tersebut menghadap ke segala arah tetapi pintu masuk utama menghadap ke utara. Peternakan tersebut mempunyai 3 bangunan kandang yang luasnya sekitar 250 m2. Untuk konstruksi kandang itu sendiri terbuat dari batu bata, semen, kayu, seng, beton dan asbes. Dengan rincian sebagai berikut :
·         Atap kandang : ada yang tersusun dari genteng dan ada pula yang tersusun dari asbes
·         Tiang penyangga kandang : pada umumnya terbuat dari beton, namun ada pula beberapa yang masih menggunakan kayu
·         Lantai kandang : terbuat dari hasil plesteran menggunakan semen, seperti pada umumnya kandang sapi, namun ada sebagian kecil kandang yang alasnya masih tersusun oleh tanah
·         Dinding kandang : dindingnya terbuat dari batu-bata, untuk pembatas antar ternak di beberapa kandang ada yang menggunakan kayu yang dibentuk seperti pagar
·         Pagar : pagar di peternakan ini sudah tersusun dari batu-bata, namun ada pula yang tersusun dari kayu
Rincian penjelasan mengenai bahan kontruksi penyusun tiap-tiap bagian kandang di UD hadi Putra seperti diatas, sesuai dengan yang telah diungkapkan oleh (Rasyid, Ainur dan Hartati. 2007) bahwa lantai pada umumnya terbuat dari hasil plesteran semen, yang membuat sapi nyaman, sehigga sapi tidak mudah jatuh. Lalu untuk kerangka atau tiang penyangga, juga memang pada umumnya terbuat dari beton, karena bahan ini termasuk bahan penyusun yang kuat. Untuk atap juga pada umumnya terdiri dari genteng atau asbes, bias juga digunakn bahan lain ssperti seng, namun UD hadi Putra hanya menggunakan genteng dan asbes. Begitu pula dengan dinding yang sudah terbuat dari tembok (batu-bata), hal ini pun juga sudah sesuai literature diatas.
            Dalam literature yang sama seperti diatas, juga disebutkan diantaranya kelengkapan pada kandang, sseperti palungan. Di peternakan UD Hadi Putra, semua kandang selalu terdapat palungan yang digunakan sebagai tempat unutk pakan dan minum ternak. Lalu yang kedua adanya selokan, di peternakan ini, selokan juga sudah tersedia sehingga memudahkan tenaga kerja unutk membersihkan kandang yang kotor oleh feses dan urin, yang kemudian akan disalurkan pada saluran atau tempat penampungan kotoran. Di peternakan ini ada pula timbangan untuk mengetahui bobot badan sapi tapi tidak difunsikan dengan baik, jenis timbangan ini adalah timbangan digital.  Perlengkapan sanitasi yang ada unutk mendukung kegiatan ini, terdiri dari selang, sekop, sapu dan ember. Selain itu, terdapat pula gudang pakan dengan ukuran kurang lebih 4x6 m.
            Di peternakan UD Hadi Putra, ada beberapa kandang, seperti kandang untuk pedet, kandang untuk sapi potong pejantan unggul, kandang untuk sapi potong lainnya, kandang untuk sapi perah, serta kandang untuk sapi yang sedang sakit.  Jika dilihat dari susunan kandangnya, semua kandang di UD Hadi Putra, dibuat secara koloni atau berkelompok. Pada pedet, kandang tidak ada pembatas, jadi dalam kandang pedet dibiarkan berkeliaran, bahkan ada pedet yang dibiarkan berkeliling didalam peternakan (tanpa dikandang), sedangkan untuk sapi dewasa, ada yang dibuat hanya satu galur barisan sapi dengan menghadap arah yang sama, namun ada pula yang disusun menjadi dua galur dengan saling berhadapan antar sapi yang satu dan sapi yang lain. Dalam semua system kandang kelompok ini, susunan atapnnya adalah beratap seluruhnya. Hal  ini sesuai pula dengan yang dikatakan oleh (Rasyid, Ainur dan Hartati. 2007), bahwa kandang  beratap seluruhya bisa digunakan dalam system kandang kelompok. Kandang beratap seluruhnya adalah kandang kelompok yang membuat sapi terhindar dari pengaruh hujan dan mata hari secara langsung.
Berikut ini adalah denah lokasi untuk kandang didalam peternakan UD Hadi Putra :
Keterangan : Kandang dikelilingi tembok. Kandang dibagi menjadi 3 sektor. Di bagian barat untuk kandang sapi potong, bagian tengah untuk pedet, dan bagian timur untuk sapi perah. Di bagian selatan terdapat tempat pengolahan limbah.



















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
·                  Konstruksi kandang di UD Hadi Putra, meliputi :
1.              Atap kandang : tersusun dari asbes dan genteng
2.              Dinding kandang : terbuat dari batu-batu (pembatas ternak ada yang dari kayu)
3.              Alas kandang : terbuat dari plesteran semen
4.              Tiang penyangga kandang : terbuat dari beton, ada beberapa yang menggunakan kayu
·                  Kandang yang ada di UD Hadi Putra :
1.              Kandang karantina
2.              Kandang untuk pedet
3.              Kandang sapi perah
4.              Kandang sapi potong ( untuk pejanan sendiri dan sendiri pula untuk betina dan anak)
·                  Fasilitas atau kelengkapan kandang yang ada di UD Hadi Putra :
1.              Palungan : sebagai tempat makan dan minum sapi
2.              Selokan : sebagai saluran pembuangan kotoran
3.              Tempat penampungan kotoran
4.              Timbangan bobot badan
5.              Alat sanitasi : ember, selang, sekop dan sapu
4.2 Saran
·                  Pengarahan untuk pelaksanaan praktikum harus lebih jelas, agar praktikum yang dilaksanakan dilapang, apalagi di peternakan orang lainnya ini hasilnya tidak mengecewakan.



DAFTAR PUSTAKA

M, Sukmawati Farida, Kaharudin. 2010. Petunjuk Praktis Perkandangan sapi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB .
Rasyid, Ainur, Hartati. 2007. Petunjuk Praktis Perkandangan Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.








Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates