Pages

Ads 468x60px

Labels

Senin, 11 Januari 2016

Pengertian Konsep dan Variabel Penelitian

KONSEP DAN VARIABEL

Konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi,dan hal lain yang sejenis. Konsep-konsep diciptakan dengan menggolongkan dan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. (Donald R.Cooper; C.W Emory 33).


Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasikan dalam suatu penelitian. Selain itu, beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dari dua pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti.
       Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya.
            Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya mudah diketahui karena dapat dilihat dan divisualisasikan. Tetapi, variabel-variabe dalam ilmu sosial, sifanya lebih abstrak sehingga sukar dijamah secara realita. Variabel-variabel ilmu sosial berasal dari suatu konsep yang perlu diperjelas dan diubah bentuknya sehingga dapat diukur dan dipergunakan secara operasional.
            Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)


Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut :
Hatch & Farhady (1981)
Variabel didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
Kerlinger (1973)
Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll.
Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, variabel itu adalah suatu yang bervariasi.
Kidder (1981)
Variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Bhisma Murti (1996)
Variabel didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
Sudigdo Sastroasmoro
Variabel merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya.
Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)
Variabel adalah konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable. Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)
Variable mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu.
Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.
JENIS-JENIS VARIABEL
·         VARIABEL DEPENDEN DAN INDEPENDEN
            Variabel Dependen atau variabel tidak bebas adalah kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau pengganti variabel bebas. Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain.
            Variabel Independen atau variabel bebas, adalah kondisi-kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan hubungan-hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Menurut fungsinya variabel ini mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh dalam variabel lain. Contoh hubungan variabel independen-dependen adalah prestasi belajar sebagai variabel dependen dan motivasi sebagai variabel independen.

·         VARIABEL INTERVENING DAN MODERATOR
Variabel intervening, Yaitu variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat ataupun pengaruh atau terpengaruh. Variabelini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel Moderator, adalah variabel yang mempengaruhi, memperkuat dan memperlemah hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel tersebut juga sebagai variabel independen ke dua.
Contoh hubungan variabel independen-moderator-intervening-dependen adalah penghasilan sebagai variabel independen, lingkungan tempat tinggal sebagai variabel moderator, dan gaya hidup sebagai variabel intervening,serta harapan hidup sebagai variabel dependen.


·         VARIABEL KONTROL
Variabel kontrol adalah variabel yang membatasi atau mewarnai variabel moderator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama yang berkaitan dengan variabel moderator dan bebas, ia juga berpengaruh terhadap variabel tergantung. Contoh hubungan variabel independen-kontrol-dependen adalah Pendidikan SMA dan SMK sebagai variabel independen, ketrampilan mengetik sebagai variabel dependen, dan naska;mesin ketik sebagai variabel kontrol.
           
 PENGUKURAN VARIABEL
            Pengukuran adalah penetapan atau pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu (Stevens, 1951). Ada tiga buah kata kunci yang diperlukan dalam memberikan definisi terhadap pengukuran. Ketiga kata kunci tersebut adalah angka, penetapan, dan aturan. (Moh.Nasir,Ph.D, 154). Proses pengukuran dalam penelitian:
§  Memilih peristiwa empiris yang dapat diamati
§  Memakai angka atau simbol untuk mewakili aspek-aspek peristiwa tersebut
§  Menerapkan aturan pemetaan untuk menghubungkan pengamatan dengan simbolnya
            Konsep-konsep yang dipakai dalam penelitian dapat dikelompokan sebagai objek dan ciri-ciri. Objek mencakup hal-hal yang biasa seperti meja, orang, buku, mobil,dll. Objek juga mencakup hal-hal yang tidak demikian konkrit seperti gen, sikap, tekanan kelompok,dll. Ciri-ciri objek dapat meliputi ciri fisik dan ciri sosial. Ada empat tingakatan pengukuran, yaitu :
a.    Pengukuran Nominal
      Pengukuran nominal tidak menghasilkan data kuantitatif sebagai hasil dari pengamatan, tetapi menghasilkan data kualitatif. Karena pengukuran nominal tidak menghasilkan data yang dapat dikuantifikasikan karena tidak mengukur gejala yang bersifat kontinum. Pengukuran nominal menghasilkan kategori-kategori yang bersifat tidak berjenjang. Pada dasarnya pengukuran nominal menghasilkan data yang memisahkan satu dengan yang lainnya dan menjadikan data ke dalam kelomok-kelompok tertentu. Misalnya peneliti meneliti tentang agama.


b.    Pengukuran Ordinal
      Pengukuran ordinal yaitu cara untuk mengkuantifikasi suatu gejala dengan memberikan jenjang terhadap gejala yang diukur. Penjenjangannya dilakukan dengan menyusun suatu skala. Ada beberapa macam skala ordinal antara lain adalah :
·         Skala summated rating
·         Skala self rating
·         Skala likert
·         Skala bogardus
·         Skala guttman
·         Skala differential
       Masing-masing skala di atas pada prinsipnya sama yaitu mengukur intensitas suatu gejala. Perbedaanya adalah mempunyai jumlah point berbeda-beda dan dipergunakan untuk memenuhi tujuan yang berbeda-beda. Ciri-ciri skala ordinal adalah :
·         Jarak antara satu point dengan lainnya tidak sama. Karena nilai dari setiap point itu hasil penilaian yangdibuat sendiri oleh si peneliti.
·         Tidak mempunyai titik nol mutlak. Hal ini dapat dimengerti sebab suatu nilai 0 hanya buatan dari si peneliti. Bila seseorang yang bersikap netral diberi nilai 0 oleh si peneliti itu bukan berarti dia tidak punya sikap, sikap dia adalah netral yang kebetulan diberi  nilai 0.
·         Tidak dapat ditambah atau dikurangi, dikalikan atau dibagi. Hal ini konsekuensi jarak yang tidak tetap dan tidak mempunyai titik nol mutlak. Misalnya si A bersikap tidak setuju dan memperolah nilai 1, si B netral dan memperoleh nilai 0, si C setuju dan diberi nilai +1. Kita tidak dapat membuat kesimpulan bahwa sikap B=sikap A ditambah sikap C ; ATAU 0=(-1)+(+1) 
c.    Pengukuran Interval
      Pengukuran interval merupakan upaya mengkuantifikasi gejala dengan menetapkan jarak yang teratur antara jenjang yang satu terhadap jenjang yang lainnya. Analisis statistik yang digunakan ialah uji statistik parametrik.
Contoh :
·         Skor IQ
·         Skor ujian
·         Temperatur atau suhu
d.    Pengukuran Rasio
      Dibandingkan dengan dua skala yang telah dibicarakan di atas, skala rasio merupakan skala yang paling unggul. Skala ini memounyai ciri-ciri yang tidak dimiliki oleh kedua skala di atas. Sifat kuantitatifnya jelas sebab skala pengukuran rasio dimaksudkan untuk mengukur gejala atau variabel kuantitatif seperti tingkat pendapatan, berat badan dll. Ciri-ciri skala rasio adalah :
·         Jarak antara dua point di dalam ukurannya diketahui. Contohnya ukuran panjang, berat, luas.
·         Mempunyai titik nol mutlak. Unit pengukurannya ditentukan oleh pembuat, tetapi mempunyai titik nol sebagai suatu nilai yang obyektif dan bukan bersifat subyektif menurut penilaian peneliti. Contohnya abunawas adalah seorang pengangguran, tidak ada pendapatan sama sekali. Kita dapat mengatakan pendapatan Abunawas Rp.0,-. Ini artinya Abunawas benar-benar tidak mempunyai pendapatan.
·         Dapat dikurangi, ditambah, dibagi, maupun dikalikan. Karena mempunyai nilai titik nol mutlak. Contohnya A mempunyai itik 10 ekor, B mempunyai 90 ekor, dan C mempunyai 100 ekor. Dapat pula kita jumlah itik B sebesar 9x lipat itik A



Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates