Vaksin tidak dapat menangkal ataupun mengobati suatu
penyakit. Vaksin merupakan mikrooroganisme yang dilemahkan dan apabila
diberikan kepada hewan tidak akan menimbulkan penyakit, melainkan akan
merangsang antibodi (imunitas) yang sesuai dengan jenis vaksinnya. Tujuan
vaksin sendiri adalah agar ayam yang telah divaksin memiliki kekebalan yang
tinggi terhadap suatu penyakit tertentu (Rahayu, 2011).
Vaksin dan obat-obatan yang dimaksud adalah obat-obatan
yang digunakan untuk pengobatan ternak yang terserang penyakit, vaksin
digunakan untuk mencegah penyakit, serta antibiotik dan vitamin akan mendukung
pertumbuhan ayam menjadi maksimal. Pengobatan terhadap ayam sakit dilakukan
dengan anjuran mantri hewan serta melakukan isolasi terhadap ayam yang sakit
dengan tujuan menghindari penyebaran penyakit (Rasyaf, 2003).
Pemberian
vaksin dan obat vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus
yang menular dengan cara menciptakan kekebalan tubuh pemberiannya secara
teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam : 1. Vaksin
aktif adalah vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan
lebih lama dari pada vaksin pasif / inaktif, 2. Vaksin
inaktif adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan atau
dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal.
Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikkan pada ayam
diduga sakit (Warintek, 2002).
Fadilah
(2005) menyatakan bahwa ada
tiga tipe vaksin, yakni :
1.
Vaksin Virus Hidup (Live Virus Vaccine)
Virus
dalam vaksin masih hidup dan memiliki kemampuan yang lengkap untuk menghasilkan
kekbalan tubuh terhadap suatu penyakit sehingga dapat menangkal penyakit yang
menyerang tubuh ayam.
2.
Vaksin yang Dilemahkan (Attenuated Vaccine)
Vaksin
dibuat dengan cara melemahkan organisme aktif sehingga ketika digunakan kepada
ayam akan menghasilkan kekebalan tubuh untuk melawan suatu penyakit dalam
bentuk yang lebih ringan.
3.
Vaksin yang Dimatikan (Killed Vaccine)
Organisme
yang digunakan untuk menghasilkan vaksin yang telah dimatikan dan tidak
memiliki kemampuan untuk menularkan penyakit kepada ayam. Namun, memiliki
kemampuan untuk memproduksi antibodi ketika vaksin digunakan.
Vaksinasi
Kumorojati (2011) menyatakan
program vaksinasi dilaksanakan dengan tujuan memperoleh kekebalan yang tinggi
terhadap penyakit dan dapat mencegah beberapa penyakit tertentu. Bahwa tidak ada
program vaksinasi tunggal pada satu wilayah atau negara tertentu, melainkan
tergantung pada kondisi di lapang.
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh
ayam terhadap bibit penyakit yang lebih spesifik, terutama penyakit yang
disebakan oleh virus, protozoa, dan bakteri, harus dilakukan dengan program
vaksinasi. Vaksinasi merupakan proses memasukkan bibit penyakit yang sudah mati
(disebut vaksinasi pasif) atau bibit penyakit yang sudah dilemahkan (disebut
vaksinasi aktif) ke dalam tubuh ayam, baik melalui injeksi, tusuk sayap,
mencampurkan ke dalam air minum, maupun melalui tetes mata, mulut, atau hidung
(Rahayu, 2011).
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan sebelum melakukan vaksinasi agar berjalan dengan efisien,
diantaranya agen penyakit yang berpotensi menyerang pada area farm, tingkat
virulensi agen infeksius di lokasi farm, jumlah populasi ayam pada farm,
program biosecurity sebelumnya telah dilaksanakan (Rusianto, 2008).
Vaksin haruslah dijaga
agar tidak menyebar ke kelompok ayam lainnya atau menyebabkan reaksi yang tidak
diinginkan pada ayam yang divaksinasi. Keberhasilan suatu vaksinasi ditentukan
oleh faktor-faktor yang saling berkaitan. Faktor tersebut seperti faktor tata
laksana, faktor vaksin, dan faktor individu sendiri (Sudaryani, 1994).
Vaksinasi dilakukan dengan tujuan
memberikan kekebalan pada tubuh ayam yang divaksinasi dari serangan penyakit.
Ada beberapa macam vaksin yang diberi nama sesuai dengan jenis penyakit yang
menjadi sasarannya. Vaksin ND untuk mencegah penyakit ND atau NCD, vaksin
gumboro untuk mencegah penyakit Gumboro, vaksin CRD untuk mencegah penyakit
CRD, dan sebagainya. Dengan diperolehnya kekebalan karena tindakan vaksinasi
ini, maka peternak tidak perlu khawatir lagi akan kemungkinan terjadinya
serangan penyakit atau wabah yang dating sewaktu-waktu (Sudarmono, 2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar