Pages

Ads 468x60px

Labels

Rabu, 30 November 2016

Cara Pembuatan Jerami Amoniasi Basah dan Kering

Amoniasi merupakan faktor perlakuan terhadap bahan pakan limbah pertanian dengan cara menambahkan bahan kimia berupa kaustik sida (NaOH), sodium hidroksido (KOH), atau urea co (NH2)2. Amoniasi dapat dilakukan dengan urea sebagai bahan kimianya untuk menghindari polusi dan menekan biaya pembuatan. Keuntungan pemakaian urea untuk Amoniasi adalah sangat mudah diperoleh di setiap tempat atau lokasi, harganya murah, tidak beracun, mudah ditangani, dan memiliki kandungan nitrogen yang sangat tinggi. Dengan begitu, teknologi ini mudah diaplikasikan dimanapun di Indonesia bahkan di pedesaan sekalipun.

Jenis limbah pertanian yang melimpah di Indonesia adalah jerami padi. Sedangkan limbah pembuatan tapioka adalah onggok. Kandungan nutrisi kedua bahan tersebut tergolong rendah, karena kedua bahan tersebut sulit tercerna (kandungan serat kasar lignin dan silikat yang tinggi). Pemberian pakan yang rendah akan menyebabkan kondisi dan fungsi rumen menjadi kurang baik.

Prinsip dari pembuatan jerami amoniasi adalah untuk memecah ikatan lignin pada dinding sel jerami sehingga dapat meningkatkan kecernaan. Proses amoniasi pada jerami padi yaitu bakteri dalam jerami akan mengeluarkan enzim eurase
Enzim itu aktif setelah urea bercampur dengan air. Indikator dalam pembuatan jerami amoniasi yaitu tekstur lembut, warna coklat, bau amonia, dan tidak terdapat jamur. Oleh karena itu, dalam pembuatannya harus sesuai prosedur yang benar.

Ada 2 metode yang paling sering digunakan dalam pembuatan jerami amoniasi yakni metode basah dan metode kering :

1. Metode Basah

Dibuat suatu silo (didalam atau diatas tanah) kemudian dihamparkan sebuah lembaran plastik. Jerami yang telah diketahui bahan keringnya ditaburkan berlapis-lapis dan diinjak-injak atau dipadatkan. Setiap lapis disiram secara rata atau proposional dengan larutan urea 4% ( perbandingan urea: air: BK jerami = 0,04: 1: 1). Setelah selesai pengadukan dan penyiraman, bagian atas jerami ditutup dengan lembaran plastik lalu diberi tutup tanah atau pemberat yang lain. Pemeraman dilakukan paling sedikit 7 hari kemudian dibuka untuk melihat hasilnya.

2. Metode Basah

Teknik ini menggunakan jerami kering yang dibuat kubus hay kemudian ditempatkan dalam kontainer atau kotak yang kedap udara. Pada bagian bawah dari tumpukan jerami tersebut ditempatkan bak yang berisii larutan yang mengandung sumber urease misalnya feses domba atau sapi sebanyak 6%. Setelah 7 hari proses amoniasi dianggap telah selesai dan dapat dibuka untuk digunakan sebagai pakan ternak yang terlebih dulu diangin-anginkan.

Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates