Pages

Ads 468x60px

Labels

Kamis, 03 November 2016

Cara Mengawetkan Telur

Pengawetan telur dengan parafin pada prinsipnya terdiri dari 2 tahap, proses pencucian kulit luar telur (membersihkan bakteri perusak menggunakan alkohol 96%), dan proses penutupan pori-pori telur dengan parafin cair. Syarat telur yang akan disucikan dengan alkohol adalah tidak boleh terkena parafin. Oleh karena itu, pelaksanaan pengawetan ini sebaiknya dilakukan 2 orang, yakni seorang khusus melakukan penggosokan dengan alkohol dan lainnya melapis telur dengan parafin. Wadah telur yang akan diawetkan harus terbebas dari parafin. Pengawetan telur dengan parafin adalah menghilangkan bakteri perusak dengan alkohol, lalu menutup pori-pori kulit telur dengan lapisan parafin.
Shell sealing
Bertujuan memperpanjang daya simpan telur segar prinsipnya memberikan perlakuan pada telur utuh sehingga pori-porinya tidak dimasuki oleh mikroba. Selain itu, perlakuan tersebut bertujuan mencegah keluarnya gas co2 dan air dari dalam telur. Dapat dilakukan dengan telur diolesi parafin cair, telur direndam dalam water glass, telur direndam dalam larutan kapur.
Sebelum dilakukan cara tersebut kulit telur harus dibersihkan sampai bersih. Cara membersihkan kulit telur adalah telur dicuci dapat diberi sodium hidroksida atau detergent kemudian dicuci sampai kotoran yang menempel pada kulit hilang, telur dicuci dengan air hangat yang mengalir untuk mempercepat penghilangan noda-noda yang menempel, kulit telur digosok dengan kertas amplas yang halus dengan hati-hati. Kelemahannya adalah kulit telur menjadi mudah pecah.
Cool storage
Telur dapat dipertahankan kesegarannya dalam waktu yang relatif lama apabila disimpan pada ruang dingin yang bersuhu sekitas 0 derajat celcius. Pada penyimpanan dingin harus diperhatikan kelembaban dan kecepatan aliran udara dingin pada ruangan. Kelembaban diatur antara 85-90%. Sedang kecepatan sirkulasi udara dingin diatur antara 125-175 ft (kaki) per menit. Selain itu, dapat pula dikerjakan dengan menyimpan telur dalam ruangan dingin yangbke dalam ruangan dihembuskan pula gas Co2 kurang dari 10%.
Penyimpanan telur dalam skala besar sebaiknya dilakukan di ruang yang berpendingin. Jika tidak terdapat Ac, dalam ruang penyimpanan dapat diletakkan ember berisi air yang berfungsi menjaga kelembaban ruang. Dengan cara ini, penguapan cairan di dalam telur dapat dikurangi.
Referensi :
Haryoto, 1996, pengawetan telur segar. Kanisius
Hadiwiyoto, soewendo. 1983. Hasil-hasil olahan susu, ikan, daging, telur. Ugm press
Sudaryani, titik. 1996. Telur. Penebar swadaya

Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates