Pages

Ads 468x60px

Labels

Sabtu, 24 November 2012

Produksi Daun Murbei


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar belakang
Usaha persuteraan alam telah lama dikenal sebagian masyarakatIndonesia. Kegiatan ini bersifat padat karya, tidak mutlak memerlukan ketrampilan khusus yang tinggi, menghasilkan produk dengan nilai ekonomi yang tinggi serta relatif cepat menghasilkan. Diharapkan kegiatan ini dapat dijadikan alternatif usaha dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat pedesaan. Dari rangkaian kegiatan persuteraan alam tersebut, dipandang dari aspek usaha sebenarnya dapat dibagi menjadi 2 atau 3 unit usaha yang masing-masing dapat berdiri menjadi unit usaha mandiri, yaitu usaha kebun murbei sebagai pemasok pakan ulat sutera, kemudian usaha pemeliharaan ulat sutera untuk menghasilkan kokon sutera dan usaha pemintalan kokon menjadi benang sutera siap tenun. Sejalan dengan hal tersebut pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan untuk meningkatkan persuteraan alam nasional melalui pembinaan dan penyuluhan juga berupa pemberian kredit persuteraan alam.

Tumbuhan yang sudah dibudidayakan ini menyukai daerah-daerah yg cukup basa seperti dilereng gunung, tetapi pada tanah yg berdrainase baik, kadang ditemukan tumbuh liar. Pohon tinggi sekitar 9 m , percabangan banyak, cabang muda berambut halus. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 4 cm. Helai daun bulat telur sampai berbentuk jantung ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi pertulangan menyirip agak menonjol, permukaan atas dan bawah kasar, panjang 2,5-20cm, lebar 1,5-12 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan keluar dari ketiak daun.mahkota bentuk taju warnanya putih. Dalam 1 pohon terdapat bunga jantan, betina dan bunga sempurna yang terpisah. Buahnya banyak berupa buah buni, berair dan rasanya enak, tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya digunakan untuk makanan ulat sutra, daun enak disayur dan berkhasiat sebagai pembersih darah bagi orang yg sering bisulan.
                   Tanaman murbei disamping sebagai pakan ulat  sutera juga sebagai  tanaman          konservasi tanah dan penghijauan. Tanaman ini sudah lama dikenal di Indonesia dan             mempunyai banyak nama antara lain : Besaran (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Kertu         (Sumatra Utara), Gertu (Sulawesi) Kitaoc (Sumatra Selatan), Kitau (Lampung),       Ambatuah (Tanah Karo), Moerbei (Belanda), Mulberry (Inggris), Gelsa (Italia) dan             Murles (Perancis).
1.2              Rumusan Masalah
a)      Apa macam-macam murbei
b)      Apakah ciri ciri murbei
c)      Bagaimana cara penanaman murbei
d)     Bagaimana pemberian pakan murbei pada ulat

1.3              Manfaat
a)      Mengetahui macam-macam murbei yang ada di Indonesia
b)      Mengetahui ciri ciri dari murbei
c)      Mengetahui bagaimana cara penanaman murbei
d)     Mengetahui bagaimana pemberian pakan murbei pada ulat




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Murbei merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat dan kegunaan. Selain sebagai sumber pakan ulat, tanaman murbei juga memiliki manfaat lain, yaitu sebagai bahan obat-obatan, desinfektan dan antiasmatik. Manfaat tersebut terdapat dalam berbagai bagian tanaman dari mulai daun, ranting, buah dan kulit.
            Daun rasanya pahit, manis, dingin dan masuk kedalam meridian paru dan hati. Khasiatnya sebagai peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), eluruh kencing (diuretik ), mendinginkan darah, pereda demam (antipiretik) dan memperjelas penglihatan. Buah rasanya manis, dingin dan masuk ke dalam meridian jantung, hati dan ginjal. Fungsinya memelihara darah, ginjal, diuretik, peluruh dahak (ekspektoran), hipotensif, penghilang haus, meningkatkan sirkulasi darah dan efek tonik pada jantung. Kulit akar rasanya manis, sejuk dan masuk ke dalam meridian paru. Khasiatnya sebagai antiasmatik, ekspektoran, diuretik dan menghilangkan bengkak (detumescent). Ranting rasanya pahit, netral dan masuk ke dalam meridian hati.. Khasiatnya sebagai karminatif, antipiretik, analgesik, antireumatik dan merangsang pembentukan kolateral.
             Warna batang murbei bermacam-macam tergantung spesiesnya yaitu hijau, hijau kecoklatan dan hijau agak kelabu. Tanaman murbei memiliki percabangan banyak yang arahnya tegak, mendatar danmenggantung. Batan, cabang, dan ranting tanaman murbei tumbuh dari ketiak daun dan berbentuk bulat.
            Tanaman murbei berdaun tunggal dan terletak pada cabang spiral. Tulang daun sebelah bawah tampak jelas. Bentuk dan ukuran daunbermacam-macam tergantung jenis dan varietasnya, yaitu berbentuk oval, agak bulat, agak berlekuk dan ada yang tidak berlekuk. Tepi daun bergerigidan ujung daun meruncing atau membulat. Permukaan daun ada yang halus mengkilap, ada yang kasab atau agak kasab.
            Tanaman murbei memiliki perakaran yang luas dan dalam. Tanamanyang berasal dari stek umumnya tidak memiliki akar tunggang tetapitampak ada akar yang tumbuh ke bawah mirip dengan akar tunggang. Darihasil penelitian, akar tanaman murbei pada umumnya berkembang sampaipada kedalaman 10-15 cm dari permukaan tanah. Akar tanaman yang sudah berumur tua dapat berkembang sampai kedalaman lebih dari 300cm.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1       Macam-macam murbei
Di Indonesia ada kira-kira 100 lebih jenis/ varietas murbei, tetapi yang dikenal ada 6 jenis yaitu :
o   Morus cathayana
o   Morus alba
o   Morus multicaulis
o   Morus nigra
o   Morus australis
o   Morus macruora
Dari keenam jenis tersebut, jenis yang dianjurkan ditanam karena keunggulannya, baik produktivitas maupun kualitas daunnya adalah Morus cathayana, Morus alba, Morus multicaulis, Morus kanva (dari India), SHA 4 X LUN 109 (Cina), Morus multicaulis (Cina`2) dan Morus alba (Calafat). Jenis-jenis tersebut sudah beradaptasi cukup baik dengan kondisi lingkungan di Indonesia.

No
Varietas
Species
Negeri asal
Tinggi dpl
1
Kanva-2
M. bombycis
India
400 -1200
2
Cathayana
M. alba
Jepang
200 - 500
3
Multicaulis
M. multicaulis
Jepang
700 - 1200
4
Lembang
M. bombycis
Indonesia
200 - 500
5
Khunpai
M. bombycis
Tailand
300 - 500

3.2       Ciri-ciri dan deskripsi Tanaman Murbei
Murbei berasal dari Cina, tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100m diatas permukaan laut dan memerlukan cukup sinar matahari. Tanaman ini mempunyai banyak jenis. Tinggi pohon sekitar 9 m. dan mempunyai percabangan banyak. Daun tunggal, letak berseling dan bertangkai denganpanjang 1-4 cm. Helai daun bulat telur, berjari atau berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi dan warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, warnanya putih. Ukuran dan bentuk buah tergantung kepada jenis murbei. Juga warna buah ada yang putih, putih kemerahan, unguatau ungu tua sampai hitam. Di India utara murbei dibiarkan tumbuh sebagai pohon di belakang rumah dengan tujuan untuk buah yang enak dan harum. Tanaman murbei disamping sebagai pakan ulat sutera juga sebagai tanaman konservasi tanah dan penghijauan.
Murbei merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat dan kegunaan. Selain sebagai sumber pakan ulat, tanaman murbei juga memiliki manfaat lain,yaitu sebagai bahan obat-obatan, desinfektan dan anti asmatik. Manfaat tersebut terdapat dalam berbagai bagian tanaman dari mulai daun, ranting, buah dan kulit.
Daun rasanya pahit, manis, dingin dan masuk kedalam meridian paru dan hati. Khasiatnya sebagai peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik),eluruh kencing (diuretik ), mendinginkan darah, pereda demam (antipiretik) dan memperjelas penglihatan.
Buah rasanya manis, dingin dan masuk ke dalam meridian jantung, hati danginjal. Fungsinya memelihara darah, ginjal, diuretik, peluruh dahak (ekspektoran), hipotensif, penghilang haus, meningkatkan sirkulasi darah dan efek tonik pada jantung.
Kulit akar rasanya manis, sejuk dan masuk ke dalam meridian paru. Khasiatnya sebagai antiasmatik, ekspektoran, diuretik dan menghilangkan bengkak (detumescent).
Ranting rasanya pahit, netral dan masuk ke dalam meridian hati.. Khasiatnya sebagai karminatif, antipiretik, analgesik, antireumatik dan merangsang pembentukan kolateral
a.       Bentuk Tanaman
Tanaman murbei berbentuk semak/ perdu, tingginya dapat mencapai 5 m ± 6m, tetapi bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai 20 m ± 25 m.
b.      Batang
Batang tanaman murbei warnanya bermacam-macam, tergantung speciesnya,yaitu hijau, hijau kecoklatan dan hijau agak kelabu. Percabangannya banyak dengan arah dapat tegak, mendatar dan menggantung. Batang, cabang dan ranting tumbuh dari ketiak daun dan berbentuk bulat.
c.       Daun
Tanaman murbei berdaun tunggal dan terletak pada cabang spiral. Tulang daunsebelah bawah tampak jelas. Bentuk dan ukuran daun bermacam-macam, tergantung jenis dan varietasnya, yaitu berbentuk oval, agak bulat, ada yang berlekuk dan tidak berlekuk. Tepi daun bergerigi dengan ujung daun meruncing atau membulat. Permukaan daun ada halus mengkilap, ada juga yang kasab dan agak kasab.
d.      Bunga dan Buah
Bunga murbei berumah satu (monoecious) atau dua (dioecious). Bunga jantandan betina masing-masing tersusun dalam untaian terpisah. Buah murbei merupakan buah majemuk yang berwarna hijau pada waktu muda, berwarna kuning kemerahan pada waktu agak tua dan merah sampai ungu kehitaman jika sudah tua.
e.       Akar
Tanaman murbei memiliki perakaran yang luas dan dalam. Tanaman yang berasal dari stek perakarannya mampu tumbuh ke bawah mirip dengan akar tunggang hingga mencapai ke dalaman 10 cm ± 15 cm dari permukaan tanah, sedangkan akar tanaman murbei yang berumur tua mampu menembus kedalaman lebih dari 300 cm

3.3       Cara penanaman murbei
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usahatanipersuteraan alam terutama adalah tersedianya pakan ulat sutera (daun murbei) yang cukup dan berkualitas baik. Hal ini hanya dimungkinkan dengan membangun kebun murbei yang dipelihara dengan baik hingga dapat memproduksi daun secara kontinu dengan kualitas yang baik dan stabil. Untuk memperoleh produksi yang tinggi maka penanaman murbei harus memenuhi tahap-tahap sebagai berikut, antara lain syarat tumbuh, pengadaan bibit/persemaian, penanaman, pemupukan, pemberantasan HPT, penyiangan, pengairan, pemangkasan.
1.      Lokasi penanaman harus memenuhi persyaratan tanah dan iklim yang cocok untuk tanaman murbei. Tanaman murbei dapat tumbuh di segala jenis tanah baik di dataran rendah dan dataran tinggi. Namun tetap perlu diperhatikan keadaan tanahnya agar tanaman murbei dapat tumbuh subur. Syarat tumbuh bagi tanaman murbei sebaiknya antara lain tempat 400 ± 800 dpl,curah hujan 2500 ± 3000 mm per tahun, dan mendapat sinar matahari penuh. Prinsipnya tanaman murbei dapat tumbuh jika aerasi dan drainase tanah baik (tidak tergenang), solum minimum 50 cm, unsur hara tercukupi, ph tanah optimal 6.5-7 dan kelembaban udara cukup menunjang yaitu sekitar 65-85% dan suhu optimal 25 ± 300C. Tetapi umumnya tanaman murbei dapat tumbuh baik dengan suhu minimum130C dan maksimum 380C.
2.      Pengadaan bibit/persemaian.
Jenis yang telah dikembangkan dan ditanam secara luas diIndonesia antara lain ; Morus alba, Morus nigra, Morus chatayana, Morus kanva, Morus multicaulis.  Pengadaan bibit murbei dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Namun pada umumnya pengembang biakan dilakukan secara vegetatif (stek) karena mudah, praktis, dan dalam jumlah yangbesar secara cepat. Stek yang digunakan sebagai bibit adalah sebagai berikut :
- panjang stek sekitar 20-25 cm, diameter 1-2 cm dan mempunyai ruas 3-4ruas(buku).
- Stek diambil dari tanaman induk yang berumur lebih dari 1 tahun.
- Batang/cabang untuk stek harus segar dan sehat (bebas hama dan penyakit)
- Dipotong 45º
Persemaian bibit murbei dapat dilakukan dengan cara :
a)      Ditanam di bedengan ukuran bedeng persemaian yaitu lebar 100-125 cm dan panjang bedeng tergantung pada banyaknya stek batang. Tanah bedeng dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm. Pencangkulan sebaiknya dilakukan beberapa kali untuk menggemburkan tahdan menghilangkan sisa-sisa gulma yang masih tertinggal. Tanah yang sudah gembur diberi pupuk kandang sekitar 2 kg dan kapur per meter, Selanjutanya tanah diratakan. Untuk mencegah adanya serangga dan hama lainnya, dapat disebar insektisida (Furadan dengan dosis 25 gr per m2). Setelah itu tanah siap ditanami stek murbei. Stek ditanam secara tegak atau agak miring dan bagian yang tertanam adalah sepanjang sekitar 4 cm. Jarak tanam di bedengan adalah 10 x 20 cm. Steksiap dipindah ke lapang sesudah 3 bulan. 
b)      persemaian dengan polybag
Polybag yang digunakan berukuran panjang 25-30 cm dan lebar 15 cm. Polybag diisi tanah yang sudah dicampur pupuk kandangsecukupnya dan sedikit kapur. Agar drainas tanah baik makatiap polybag sebaiknya dilubangi bagian bawahnya. Setelah itu media tanam siap ditanami. Tiap 1 polybag ditanami 1 stek. Steksiap dipindah ke lapang sesudah 3 bulan. Pemeliharaan persemaian yang utama adalah menjaga kelembabandengan cara penyiraman setiap hari, pemupukan dengan pupuk NPK atau Urea (1 sdm /10 l air untuk 1000 batang 4-5 hari sekali, untukdibedengan 2 gr/tan) serta penyiangan gulma dan pemberantasan HPT dengan cara disemprot dengan insektisida
3.      Penanaman
Penanaman di lapangan dapat dilakukan dengan 3 sistem yaitu :
ü  sistem lubang
-     jarak tanam yang umum dipakai yaitu 1x0.5 m, 1x0.4 m, 0.5x0.5
-    lubang tanam ukuran 40x40x40 cm atau 50x50x50 cm
-     dasar lubang diberi pupuk kandang/kompos 2-3 kg/lubang (kalau perlu ditambahkan 7 gr kapur/lubang)
-     saat penanaman polybag dirobek, bibit berupa puteran dimskkandlam lubang kmd ditimbun dg top soil dan tekan. 
ü  Sistem rorak
-    seperti penanaman pada tebu, dibuat rorak dengan jarak 1 m,dengan ukuran rorak sedalam 50 cm den lebar 40 cm
-    ajir dipasang sepanjang rorakan dengan jarak 0.5 m atau 0.4 m
-    pukan diletakkan dalam rorak dengan dosis sama seperti sistem lubang
ü  Sistem pengolahan tanah secara keseluruhan
-    tanah dibajak lalu digemburkan, kemudian diberi pukan 10-15 ton/hadan kapur 1.5 ton/ha, dicampur secara merata.
-     ukuran lubang tanam sama seperti pada sistem lubang. 
4.      Pemupukan dilakukan sesuai jadwal dan dosis yang direkomendasikan.
Pemupukan dilakukan sebanyak 3x, yaitu awal, pertengahan dan akhir musim hujan juga dilakukan setelah pemungutan daun dan seminggu setelah pemangkasan. Juga pupuk kandang sebaiknya diberikan 10-15 ton/ha/th pemberian pupuk dengan dibenamkan di sekitar tanaman, lalu ditutup tanah (20 cm dari pangkal batang)
5.      Pemberantasan hama penyakit dilaksanakan tepat waktu dengan dosis yang direkomendasikan Jika terserang hama, penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan 20hari sebelum penggunaan daun sebagai pakan ulat.
6.      Pengairan dilaksanakan dengan kebutuhan.
Tanaman murbei di daerah dengan CH rendah perlu diairi karena tanaman murbei tidak tahan terhadap kekeringan, sebaliknya di daerahCH tinggi perlu dibuat saluran drainase karena tanaman murbei tidaktahan tegenang air ( tanaman murbei sangat peka terhadap kekurangan zat asam). Pemberian pupuk hijau, seperti LCC (Leguminosae Cover Crop) yaitu Crotalaria, Centrosema, Calapogonium dsb, dengan cara dibenamkan di sekitar tanaman murbei selain menambah unsur N juga dapat mempertahankan RH. Proses dekomposisi BO yang mengandung  kadar air tinggi akan membantu tanah dari kekeringan. Pengairan sangat diperlukan terutama musim kemarau untuk menjaga produksi daun tetap stabil
7.      Pemangkasan/pemanenan harus dilaksanakan sesuai jadwal.
Pemangkasan pohon dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan tunasbaru, menyeragamkan pertumbuhan daun dan memudahkan pemanenan daun. Tanaman murbei sudah dapat dimanfaatkan daunnya pada umur 6 bulan sitelah ditanam di lapangan.Pangkasan pertama sebaiknya dilakukan pada umur 9-12 bulan dengan memotong cabang miring ke atas 45°, untuk pembentukan batang tanaman sehingga kondisi tanaman kuat.
8.      Pemanenan daun
Waktu panen 
Panen daun sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk mencegah kelayuan 
Penyediaan daun
1.      penyediaan daun untuk ulat kecil
ulat kecil membutuhkan daun yang lunak yaitu daun muda (umur pangkas1 bulan). untuk pemeliharaan ulat sutera dalam skala besar sebaiknya dibuat kebun khusus untuk ulat kecil yang letaknya dekat dengan tempat pemeliharaan.
-daun dari umur pangkasan 1 bulan 
-daun muda pada murbei pangkasan 2-3 bulan (3 lbr dari ujung atas)
2.      penyediaan daun untuk ulat besar daun untuk ulat besar pada umur pangkas 2-3 bulan

3.4         Pemberian pakan murbei pada ulat
Usaha yang dapat dilakukan dalam meminimalisir tingkat serangan penyakit pada ulat sutera umumnya dengan mengadakan pembersihan ruang dan peralatan pemeliharaan yang dikenal dengan istilah desinfeksi. Namun selain pelaksanakan desinfeksi ada tindakan lain yang dapat dilakukan yaitu dengan membangun daya tahan tubuh ulat sutera terhadap penyakit.
Membangun daya tahan tubuh ulat sutera terhadap penyakit antara lain dapat dilakukan dengan teknik pengelolaan pakan. Pakan tanaman murbei sebaiknya dikelola  mulai dari pertanaman sampai ke pemberian pakan yang berkualitas pada ulat sutera.
Salah satu contoh pengelolaan pada pertanaman murbei yang dapat meningkatkan kualitas nutrisi pakan adalah melalui pemupukan. Pemupukan dapat menggunakan jenis organik maupun anorganik. Pemupukan yang tepat disamping dapat meningkatkan produksi daun juga dapat meningkatkan nutrisi daun sebagai sumber pakan yang secara tidak langsung dapat membangun daya tahan tubuh ulat sutera terhadap serangan penyakit.
Salah satu hasil penelitian yang mengungkapkan keterkaitan antara pakan dan daya tahan hidup ulat sutera adalah penelitian Chandrakala et al., 2007   beliau mengemukakan bahwa nutrisi makro dan nutrisi mikro adalah faktor utama  yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan ketahanan ulat sutera terhadap penyakit baik secara langsung maupun tidak langsung.
Beberapa Jenis Nutrisi Yang Berperan Dalam Membangun Daya Tahan Tubuh Ulat Sutera Antara Lain:
a.       Protein. Ulat sutera sangat erat kaitannya dengan protein, karena protein dapat mempengaruhi daya tahan larva ulat sutera terhadap penyakit disamping itu juga dapat mempercepat pertumbuhan kelenjar sutera. Seperti diketahui bahwa nilai jual dari produk budidaya ulat sutera adalah pada kokon atau kandungan serat suteranya.
b.      Magnesium. Kandungan magnesium pada pakan dapat memproduksi zat kebal pada ternak.
c.       Posfor dapat meningkatkan daya hidup ternak yang terinfeksi.
d.      Kalium. Kandungan P dan K pada haemolymph ulat sutera membantu mempertahankan pH darah pada tingkat optimal mulai dari 6,2 sampai  6,8%. Pada kondisi pH alkalis, polyhedron virus mudah pecah sehingga menimbulkan serangan penyakit.
e.       Air. Salah satu kegunaan air pada ulat sutera adalah untuk transportasi nutrisi dalam tubuh.
Meskipun pengelolaan tanaman murbei seperti penerapan teknik budidaya yang sesuai dengan anjuran diterapkan, namun kandungan nutrisi daun murbei disamping dipengaruhi oleh sifat genetik, juga ditentukan oleh keadaan lingkungan tempat tumbuh demikian pula pada ulat sutera. Untuk itu persyaratan tumbuh dan pemiilihan varietas tetap harus diperhatikan dalam rangka menghasilkan kokon ulat sutera yang memenuhi kualitas dan kuantitas.







BAB IV
PENUTUP

4.1       Kesimpulan
§  Di Indonesia ada kira-kira 100 lebih jenis/ varietas murbei, tetapi yang dikenal ada 6 jenis yaitu :
o   Morus cathayana
o   Morus alba
o   Morus multicaulis
o   Morus nigra
o   Morus australis
o   Morus macruora
§  Ciri – ciri pohon murbei mempunyai percabangan banyak. Daun tunggal, letak berseling dan bertangkai denganpanjang 1-4 cm. Helai daun bulat telur, berjari atau berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi dan warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, warnanya putih. Ukuran dan bentuk buah tergantung kepada jenis murbei. Juga warna buah ada yang putih, putih kemerahan, unguatau ungu tua sampai hitam.
§  Penanaman murbei dapat dilakukan dengan 3 sistem yaitu sistem lubang, Sistem rorak dan Sistem pengolahan tanah secara keseluruhan,

4.2       Saran
Sebaiknya penanaman pohon murbei untuk budidaya ulat sutra menggunakan bibit yang dapat memproduksi hijauan murbei yang tinggi sehingga untuk pakan ulat sutra pada instar 1 – 5 tidak mengalami kekurangan
Daftar Pustaka

Anonymous. 2009. Murbei. http://www. Iptek. net. id. Tanggal Akses 15-10-2012.

Anonymous. 2002. Murbei Obat Dewa. http://www. Suara Merdeka. Com. Tanggal Akses
            15-10-2012
Anonymous. 2010. Budidaya murbei. http://budidayamurbei.blogspot.com/. Tanggal Akses           16-10-2010
Asis. 2005. Kajian Komponen-Komponen Biaya dan Keuntungan Usahatani Ulat Sutera dan Usahatani Kakao di Desa Kessing Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng. Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas Hasanuddin 

Download Full Text


Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates