BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Usaha
persuteraan alam telah lama dikenal sebagian masyarakatIndonesia. Kegiatan ini
bersifat padat karya, tidak mutlak memerlukan ketrampilan khusus yang tinggi,
menghasilkan produk dengan nilai ekonomi yang tinggi serta relatif cepat
menghasilkan. Diharapkan kegiatan ini dapat dijadikan alternatif usaha dalam
upaya peningkatan pendapatan masyarakat pedesaan. Dari rangkaian kegiatan
persuteraan alam tersebut, dipandang dari aspek usaha sebenarnya dapat dibagi
menjadi 2 atau 3 unit usaha yang masing-masing dapat berdiri menjadi unit usaha
mandiri, yaitu usaha kebun murbei sebagai pemasok pakan ulat sutera, kemudian
usaha pemeliharaan ulat sutera untuk menghasilkan kokon sutera dan usaha pemintalan
kokon menjadi benang sutera siap tenun. Sejalan dengan hal tersebut pemerintah
telah menetapkan kebijaksanaan untuk meningkatkan persuteraan alam nasional
melalui pembinaan dan penyuluhan juga berupa pemberian kredit persuteraan alam.
Tumbuhan yang sudah dibudidayakan ini menyukai
daerah-daerah yg cukup basa seperti dilereng gunung, tetapi pada tanah yg
berdrainase baik, kadang ditemukan tumbuh liar. Pohon tinggi sekitar 9 m ,
percabangan banyak, cabang muda berambut halus. Daun tunggal, letak berseling,
bertangkai yang panjangnya 4 cm. Helai daun bulat telur sampai berbentuk
jantung ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi pertulangan menyirip agak
menonjol, permukaan atas dan bawah kasar, panjang 2,5-20cm, lebar 1,5-12 cm,
warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan keluar dari ketiak daun.mahkota
bentuk taju warnanya putih. Dalam 1 pohon terdapat bunga jantan, betina dan
bunga sempurna yang terpisah. Buahnya banyak berupa buah buni, berair dan
rasanya enak, tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya digunakan untuk makanan
ulat sutra, daun enak disayur dan berkhasiat sebagai pembersih darah bagi orang
yg sering bisulan.
Tanaman murbei
disamping sebagai pakan ulat sutera juga
sebagai tanaman konservasi tanah dan penghijauan. Tanaman ini sudah lama
dikenal di Indonesia dan mempunyai
banyak nama antara lain : Besaran (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Kertu (Sumatra Utara), Gertu (Sulawesi) Kitaoc
(Sumatra Selatan), Kitau (Lampung), Ambatuah
(Tanah Karo), Moerbei (Belanda), Mulberry (Inggris), Gelsa (Italia) dan Murles (Perancis).
1.2
Rumusan Masalah
a) Apa
macam-macam murbei
b) Apakah
ciri ciri murbei
c) Bagaimana
cara penanaman murbei
d) Bagaimana
pemberian pakan murbei pada ulat
1.3
Manfaat
a) Mengetahui
macam-macam murbei yang ada di Indonesia
b) Mengetahui
ciri ciri dari murbei
c) Mengetahui
bagaimana cara penanaman murbei
d) Mengetahui
bagaimana pemberian pakan murbei pada ulat
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Murbei merupakan tanaman yang
mempunyai banyak manfaat dan kegunaan. Selain sebagai sumber pakan ulat,
tanaman murbei juga memiliki manfaat lain, yaitu sebagai bahan obat-obatan,
desinfektan dan antiasmatik. Manfaat tersebut terdapat dalam berbagai bagian
tanaman dari mulai daun, ranting, buah dan kulit.
Daun rasanya pahit, manis, dingin
dan masuk kedalam meridian paru dan hati. Khasiatnya sebagai peluruh kentut
(karminatif), peluruh keringat (diaforetik), eluruh kencing (diuretik ),
mendinginkan darah, pereda demam (antipiretik) dan memperjelas penglihatan. Buah
rasanya manis, dingin dan masuk ke dalam meridian jantung, hati dan ginjal.
Fungsinya memelihara darah, ginjal, diuretik, peluruh dahak (ekspektoran),
hipotensif, penghilang haus, meningkatkan sirkulasi darah dan efek tonik pada
jantung. Kulit akar rasanya manis, sejuk dan masuk ke dalam meridian paru.
Khasiatnya sebagai antiasmatik, ekspektoran, diuretik dan menghilangkan bengkak
(detumescent). Ranting rasanya pahit, netral dan masuk ke dalam meridian hati..
Khasiatnya sebagai karminatif, antipiretik, analgesik, antireumatik dan
merangsang pembentukan kolateral.
Warna batang
murbei bermacam-macam tergantung spesiesnya yaitu hijau, hijau kecoklatan dan
hijau agak kelabu. Tanaman murbei memiliki percabangan banyak yang arahnya
tegak, mendatar danmenggantung. Batan, cabang, dan ranting tanaman murbei
tumbuh dari ketiak daun dan berbentuk bulat.
Tanaman
murbei berdaun tunggal dan terletak pada cabang spiral. Tulang daun sebelah
bawah tampak jelas. Bentuk dan ukuran daunbermacam-macam tergantung jenis dan
varietasnya, yaitu berbentuk oval, agak bulat, agak berlekuk dan ada yang tidak
berlekuk. Tepi daun bergerigidan ujung daun meruncing atau membulat. Permukaan
daun ada yang halus mengkilap, ada yang kasab atau agak kasab.
Tanaman murbei memiliki perakaran
yang luas dan dalam. Tanamanyang berasal dari stek umumnya tidak memiliki akar
tunggang tetapitampak ada akar yang tumbuh ke bawah mirip dengan akar tunggang.
Darihasil penelitian, akar tanaman murbei pada umumnya berkembang sampaipada
kedalaman 10-15 cm dari permukaan tanah. Akar tanaman yang sudah berumur tua
dapat berkembang sampai kedalaman lebih dari 300cm.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Macam-macam murbei
Di Indonesia ada kira-kira 100 lebih jenis/ varietas murbei, tetapi yang
dikenal ada 6 jenis yaitu :
o
Morus cathayana
o
Morus alba
o
Morus multicaulis
o
Morus nigra
o
Morus australis
o
Morus macruora
Dari keenam jenis tersebut, jenis yang dianjurkan
ditanam karena keunggulannya, baik produktivitas maupun kualitas daunnya adalah
Morus cathayana, Morus alba, Morus multicaulis, Morus kanva (dari
India), SHA 4 X LUN 109 (Cina), Morus multicaulis (Cina`2) dan Morus
alba (Calafat). Jenis-jenis tersebut sudah beradaptasi cukup baik dengan
kondisi lingkungan di Indonesia.
No
|
Varietas
|
Species
|
Negeri asal
|
Tinggi dpl
|
1
|
Kanva-2
|
M. bombycis
|
India
|
400 -1200
|
2
|
Cathayana
|
M. alba
|
Jepang
|
200 - 500
|
3
|
Multicaulis
|
M. multicaulis
|
Jepang
|
700 - 1200
|
4
|
Lembang
|
M. bombycis
|
Indonesia
|
200 - 500
|
5
|
Khunpai
|
M. bombycis
|
Tailand
|
300 - 500
|
3.2 Ciri-ciri dan deskripsi Tanaman Murbei
Murbei berasal dari Cina, tumbuh baik pada ketinggian
lebih dari 100m diatas permukaan laut dan memerlukan cukup sinar matahari.
Tanaman ini mempunyai banyak jenis. Tinggi pohon sekitar 9 m. dan mempunyai percabangan
banyak. Daun tunggal, letak berseling dan bertangkai denganpanjang 1-4 cm.
Helai daun bulat telur, berjari atau berbentuk jantung, ujung runcing, tepi
bergerigi dan warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak
daun, warnanya putih. Ukuran dan bentuk buah tergantung kepada jenis murbei.
Juga warna buah ada yang putih, putih kemerahan, unguatau ungu tua sampai
hitam. Di India utara murbei dibiarkan tumbuh sebagai pohon di belakang rumah
dengan tujuan untuk buah yang enak dan harum. Tanaman murbei disamping sebagai
pakan ulat sutera juga sebagai tanaman konservasi tanah dan penghijauan.
Murbei merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat
dan kegunaan. Selain sebagai sumber pakan ulat, tanaman murbei juga memiliki
manfaat lain,yaitu sebagai bahan obat-obatan, desinfektan dan anti asmatik.
Manfaat tersebut terdapat dalam berbagai bagian tanaman dari mulai daun,
ranting, buah dan kulit.
Daun rasanya pahit, manis, dingin dan masuk kedalam
meridian paru dan hati. Khasiatnya sebagai peluruh kentut (karminatif), peluruh
keringat (diaforetik),eluruh kencing (diuretik ), mendinginkan darah, pereda
demam (antipiretik) dan memperjelas penglihatan.
Buah rasanya manis, dingin dan masuk ke dalam meridian
jantung, hati danginjal. Fungsinya memelihara darah, ginjal, diuretik, peluruh
dahak (ekspektoran), hipotensif, penghilang haus, meningkatkan sirkulasi darah
dan efek tonik pada jantung.
Kulit akar rasanya manis, sejuk dan masuk ke dalam
meridian paru. Khasiatnya sebagai antiasmatik, ekspektoran, diuretik dan
menghilangkan bengkak (detumescent).
Ranting rasanya pahit, netral dan masuk ke dalam
meridian hati.. Khasiatnya sebagai karminatif, antipiretik, analgesik,
antireumatik dan merangsang pembentukan kolateral
a.
Bentuk Tanaman
Tanaman murbei berbentuk semak/
perdu, tingginya dapat mencapai 5 m ± 6m, tetapi bila dibiarkan tumbuh dapat
mencapai 20 m ± 25 m.
b.
Batang
Batang tanaman murbei warnanya
bermacam-macam, tergantung speciesnya,yaitu hijau, hijau kecoklatan dan hijau
agak kelabu. Percabangannya banyak dengan arah dapat tegak, mendatar dan
menggantung. Batang, cabang dan ranting tumbuh dari ketiak daun dan berbentuk
bulat.
c.
Daun
Tanaman murbei berdaun tunggal dan
terletak pada cabang spiral. Tulang daunsebelah bawah tampak jelas. Bentuk dan
ukuran daun bermacam-macam, tergantung jenis dan varietasnya, yaitu berbentuk
oval, agak bulat, ada yang berlekuk dan tidak berlekuk. Tepi daun bergerigi
dengan ujung daun meruncing atau membulat. Permukaan daun ada halus mengkilap,
ada juga yang kasab dan agak kasab.
d.
Bunga dan Buah
Bunga murbei berumah satu (monoecious) atau dua (dioecious). Bunga
jantandan betina masing-masing tersusun dalam untaian terpisah. Buah murbei
merupakan buah majemuk yang berwarna hijau pada waktu muda, berwarna kuning
kemerahan pada waktu agak tua dan merah sampai ungu kehitaman jika sudah tua.
e.
Akar
Tanaman murbei memiliki perakaran yang
luas dan dalam. Tanaman yang berasal dari stek perakarannya mampu tumbuh ke
bawah mirip dengan akar tunggang hingga mencapai ke dalaman 10 cm ± 15 cm dari
permukaan tanah, sedangkan akar tanaman murbei yang berumur tua mampu menembus
kedalaman lebih dari 300 cm
3.3 Cara penanaman murbei
Salah
satu faktor yang menentukan keberhasilan usahatanipersuteraan alam terutama
adalah tersedianya pakan ulat sutera (daun murbei) yang cukup dan berkualitas
baik. Hal ini hanya dimungkinkan dengan membangun kebun murbei yang dipelihara
dengan baik hingga dapat memproduksi daun secara kontinu dengan kualitas yang
baik dan stabil. Untuk memperoleh produksi yang tinggi maka penanaman murbei harus
memenuhi tahap-tahap sebagai berikut, antara lain syarat tumbuh, pengadaan
bibit/persemaian, penanaman, pemupukan, pemberantasan HPT, penyiangan,
pengairan, pemangkasan.
1.
Lokasi penanaman harus memenuhi persyaratan tanah dan
iklim yang cocok untuk tanaman murbei. Tanaman murbei dapat tumbuh di
segala jenis tanah baik di dataran rendah
dan dataran tinggi. Namun tetap perlu diperhatikan keadaan tanahnya agar
tanaman murbei dapat tumbuh subur. Syarat tumbuh bagi tanaman murbei sebaiknya antara lain tempat 400 ± 800 dpl,curah
hujan 2500 ± 3000 mm per tahun, dan mendapat sinar matahari penuh. Prinsipnya tanaman murbei dapat
tumbuh jika aerasi dan drainase tanah baik (tidak tergenang), solum minimum 50
cm, unsur hara tercukupi, ph tanah
optimal 6.5-7 dan kelembaban udara cukup menunjang yaitu sekitar 65-85% dan
suhu optimal 25 ± 300C. Tetapi umumnya tanaman murbei dapat tumbuh
baik dengan suhu minimum130C dan
maksimum 380C.
2.
Pengadaan bibit/persemaian.
Jenis
yang telah dikembangkan dan ditanam secara luas diIndonesia antara lain
; Morus alba, Morus nigra, Morus chatayana, Morus kanva, Morus
multicaulis. Pengadaan bibit murbei
dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Namun pada umumnya
pengembang biakan dilakukan secara vegetatif (stek) karena mudah, praktis, dan
dalam jumlah yangbesar secara cepat. Stek yang digunakan sebagai bibit adalah
sebagai berikut :
- panjang stek sekitar 20-25 cm, diameter
1-2 cm dan mempunyai ruas 3-4ruas(buku).
- Stek diambil dari tanaman induk yang
berumur lebih dari 1 tahun.
- Batang/cabang untuk stek harus segar
dan sehat (bebas hama dan penyakit)
- Dipotong 45º
Persemaian
bibit murbei dapat dilakukan dengan cara :
a)
Ditanam di bedengan ukuran bedeng persemaian yaitu lebar
100-125 cm dan panjang bedeng tergantung pada banyaknya stek batang. Tanah
bedeng dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm. Pencangkulan sebaiknya
dilakukan beberapa kali untuk menggemburkan tahdan menghilangkan sisa-sisa
gulma yang masih tertinggal. Tanah yang sudah gembur diberi pupuk kandang
sekitar 2 kg dan kapur per meter, Selanjutanya tanah diratakan. Untuk mencegah
adanya serangga dan hama lainnya, dapat disebar insektisida (Furadan
dengan dosis 25 gr per m2). Setelah itu tanah siap ditanami stek murbei. Stek
ditanam secara tegak atau agak miring dan bagian yang tertanam adalah sepanjang
sekitar 4 cm. Jarak tanam di bedengan adalah 10 x 20 cm. Steksiap dipindah ke lapang
sesudah 3 bulan.
b)
persemaian dengan
polybag
Polybag yang digunakan berukuran
panjang 25-30 cm dan lebar 15 cm. Polybag diisi tanah yang sudah
dicampur pupuk kandangsecukupnya dan sedikit kapur. Agar drainas tanah baik
makatiap polybag sebaiknya dilubangi bagian
bawahnya. Setelah itu media tanam siap ditanami. Tiap 1 polybag ditanami
1 stek. Steksiap dipindah ke lapang sesudah 3 bulan. Pemeliharaan persemaian
yang utama adalah menjaga kelembabandengan cara penyiraman setiap hari,
pemupukan dengan pupuk NPK atau Urea (1 sdm
/10 l air untuk 1000 batang 4-5 hari sekali, untukdibedengan 2 gr/tan)
serta penyiangan gulma dan pemberantasan HPT dengan cara disemprot dengan
insektisida
3.
Penanaman
Penanaman di lapangan dapat dilakukan dengan 3
sistem yaitu :
ü
sistem lubang
- jarak
tanam yang umum dipakai yaitu 1x0.5 m, 1x0.4 m, 0.5x0.5
- lubang tanam ukuran 40x40x40 cm atau 50x50x50
cm
- dasar
lubang diberi pupuk kandang/kompos 2-3 kg/lubang (kalau perlu
ditambahkan 7 gr kapur/lubang)
- saat penanaman polybag dirobek, bibit
berupa puteran dimskkandlam lubang kmd ditimbun dg top soil dan tekan.
ü
Sistem rorak
- seperti
penanaman pada tebu, dibuat rorak dengan jarak 1 m,dengan ukuran rorak sedalam
50 cm den lebar 40 cm
- ajir
dipasang sepanjang rorakan dengan jarak 0.5 m atau 0.4 m
- pukan
diletakkan dalam rorak dengan dosis sama seperti sistem lubang
ü
Sistem
pengolahan tanah secara keseluruhan
- tanah
dibajak lalu digemburkan, kemudian diberi pukan 10-15 ton/hadan kapur 1.5
ton/ha, dicampur secara merata.
- ukuran lubang tanam sama seperti pada
sistem lubang.
4.
Pemupukan dilakukan sesuai jadwal dan dosis yang
direkomendasikan.
Pemupukan
dilakukan sebanyak 3x, yaitu awal, pertengahan dan akhir musim hujan juga
dilakukan setelah pemungutan daun dan seminggu setelah pemangkasan. Juga pupuk kandang sebaiknya diberikan 10-15
ton/ha/th pemberian pupuk dengan dibenamkan di sekitar tanaman, lalu ditutup tanah
(20 cm dari pangkal batang)
5.
Pemberantasan hama penyakit dilaksanakan tepat waktu dengan
dosis yang direkomendasikan Jika terserang hama, penyemprotan pestisida
sebaiknya dilakukan 20hari sebelum penggunaan daun sebagai pakan ulat.
6.
Pengairan dilaksanakan dengan kebutuhan.
Tanaman
murbei di daerah dengan CH rendah perlu diairi karena tanaman murbei tidak
tahan terhadap kekeringan, sebaliknya di daerahCH tinggi perlu dibuat saluran
drainase karena tanaman murbei tidaktahan tegenang air ( tanaman murbei sangat
peka terhadap kekurangan zat asam). Pemberian
pupuk hijau, seperti LCC (Leguminosae Cover Crop) yaitu Crotalaria, Centrosema,
Calapogonium dsb, dengan cara dibenamkan
di sekitar tanaman murbei selain menambah unsur N juga dapat mempertahankan RH. Proses dekomposisi BO yang mengandung kadar
air tinggi akan membantu tanah dari kekeringan. Pengairan sangat diperlukan terutama musim kemarau untuk menjaga
produksi daun tetap stabil
7.
Pemangkasan/pemanenan harus dilaksanakan sesuai jadwal.
Pemangkasan pohon dimaksudkan untuk
merangsang pertumbuhan tunasbaru, menyeragamkan pertumbuhan daun dan memudahkan pemanenan daun. Tanaman murbei
sudah dapat dimanfaatkan daunnya pada umur 6 bulan sitelah ditanam di
lapangan.Pangkasan pertama sebaiknya dilakukan pada umur 9-12 bulan dengan memotong
cabang miring ke atas 45°, untuk pembentukan batang tanaman sehingga kondisi
tanaman kuat.
8.
Pemanenan daun
Waktu panen
Panen daun sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari untuk mencegah kelayuan
Penyediaan daun
1.
penyediaan daun untuk ulat kecil
ulat kecil membutuhkan daun yang lunak yaitu daun muda (umur
pangkas1 bulan). untuk pemeliharaan ulat sutera dalam skala besar sebaiknya dibuat
kebun khusus untuk ulat kecil yang letaknya dekat dengan tempat pemeliharaan.
-daun dari umur pangkasan
1 bulan
-daun muda pada murbei
pangkasan 2-3 bulan (3 lbr dari ujung atas)
2.
penyediaan daun untuk ulat besar daun untuk ulat besar pada umur pangkas 2-3 bulan
3.4
Pemberian pakan murbei pada ulat
Usaha yang dapat dilakukan dalam meminimalisir
tingkat serangan penyakit pada ulat sutera umumnya dengan mengadakan
pembersihan ruang dan peralatan pemeliharaan yang dikenal dengan istilah
desinfeksi. Namun selain pelaksanakan desinfeksi ada tindakan lain yang dapat
dilakukan yaitu dengan membangun daya tahan tubuh ulat sutera terhadap
penyakit.
Membangun daya tahan tubuh ulat sutera
terhadap penyakit antara lain dapat dilakukan dengan teknik pengelolaan pakan.
Pakan tanaman murbei sebaiknya dikelola mulai dari pertanaman sampai ke
pemberian pakan yang berkualitas pada ulat sutera.
Salah satu contoh pengelolaan pada
pertanaman murbei yang dapat meningkatkan kualitas nutrisi pakan adalah melalui
pemupukan. Pemupukan dapat menggunakan jenis organik maupun anorganik.
Pemupukan yang tepat disamping dapat meningkatkan produksi daun juga dapat
meningkatkan nutrisi daun sebagai sumber pakan yang secara tidak langsung dapat
membangun daya tahan tubuh ulat sutera terhadap serangan penyakit.
Salah satu hasil penelitian yang
mengungkapkan keterkaitan antara pakan dan daya tahan hidup ulat sutera adalah
penelitian Chandrakala et al., 2007 beliau mengemukakan bahwa
nutrisi makro dan nutrisi mikro adalah faktor utama yang mempengaruhi
kelangsungan hidup dan ketahanan ulat sutera terhadap penyakit baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Beberapa Jenis Nutrisi
Yang Berperan Dalam Membangun Daya Tahan Tubuh Ulat Sutera Antara Lain:
a. Protein.
Ulat sutera sangat erat kaitannya dengan protein, karena protein dapat
mempengaruhi daya tahan larva ulat sutera terhadap penyakit disamping itu juga
dapat mempercepat pertumbuhan kelenjar sutera. Seperti diketahui bahwa nilai
jual dari produk budidaya ulat sutera adalah pada kokon atau kandungan serat
suteranya.
b. Magnesium.
Kandungan magnesium pada pakan dapat memproduksi zat kebal pada ternak.
c. Posfor
dapat meningkatkan daya hidup ternak yang terinfeksi.
d. Kalium.
Kandungan P dan K pada haemolymph ulat sutera membantu mempertahankan pH darah
pada tingkat optimal mulai dari 6,2 sampai 6,8%. Pada kondisi pH alkalis,
polyhedron virus mudah pecah sehingga menimbulkan serangan penyakit.
e. Air.
Salah satu kegunaan air pada ulat sutera adalah untuk transportasi nutrisi
dalam tubuh.
Meskipun pengelolaan tanaman murbei seperti penerapan teknik budidaya
yang sesuai dengan anjuran diterapkan, namun kandungan nutrisi daun murbei
disamping dipengaruhi oleh sifat genetik, juga ditentukan oleh keadaan
lingkungan tempat tumbuh demikian pula pada ulat sutera. Untuk itu persyaratan
tumbuh dan pemiilihan varietas tetap harus diperhatikan dalam rangka
menghasilkan kokon ulat sutera yang memenuhi kualitas dan kuantitas.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
§
Di Indonesia ada kira-kira 100 lebih jenis/
varietas murbei, tetapi yang dikenal ada 6 jenis yaitu :
o
Morus cathayana
o
Morus alba
o
Morus multicaulis
o
Morus nigra
o
Morus australis
o
Morus macruora
§
Ciri – ciri pohon murbei mempunyai percabangan
banyak. Daun tunggal, letak berseling dan bertangkai denganpanjang 1-4 cm.
Helai daun bulat telur, berjari atau berbentuk jantung, ujung runcing, tepi
bergerigi dan warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak
daun, warnanya putih. Ukuran dan bentuk buah tergantung kepada jenis murbei.
Juga warna buah ada yang putih, putih kemerahan, unguatau ungu tua sampai hitam.
§
Penanaman murbei dapat dilakukan dengan 3 sistem
yaitu sistem lubang, Sistem rorak dan Sistem pengolahan tanah secara
keseluruhan,
4.2 Saran
Sebaiknya penanaman
pohon murbei untuk budidaya ulat sutra menggunakan bibit yang dapat memproduksi
hijauan murbei yang tinggi sehingga untuk pakan ulat sutra pada instar 1 – 5
tidak mengalami kekurangan
Daftar Pustaka
Anonymous. 2009. Murbei. http://www. Iptek. net. id. Tanggal
Akses 15-10-2012.
Anonymous. 2002. Murbei Obat Dewa. http://www. Suara
Merdeka. Com. Tanggal Akses
15-10-2012
Anonymous. 2010. Budidaya murbei. http://budidayamurbei.blogspot.com/.
Tanggal Akses 16-10-2010
Asis.
2005. Kajian Komponen-Komponen Biaya dan
Keuntungan Usahatani Ulat Sutera dan Usahatani Kakao di Desa Kessing Kecamatan
Donri-Donri Kabupaten Soppeng. Fakultas Pertanian dan Kehutanan,
Universitas Hasanuddin
Download Full Text
Download Full Text
Tidak ada komentar:
Posting Komentar