Pages

Ads 468x60px

Labels

Senin, 28 Desember 2015

Vaksinasi Gumboro Ayam Broiler

Ayam broiler merupakan ayam dengan potensi genetik yang tinggi, tujuannya tak lain adalah untuk menghasilkan produksi daging yang tinggi dalam kurun waktu yang singkat. Namun, potensi genetik yang tinggi memiliki konsekuensi dengan semakin rentannya ayam terhadap kondisi lingkungan dan penyakit. Untuk menjaga agar performa ayam broiler tetap terjaga, perlu sistem pemeliharaan yang baik. Pencapaian bobot ayam broiler sangat dipengaruhi berbagai faktor seperti kualitas udara, kualitas air, dan kualitas pakan.


                Penyakit gumboro merupakan salah satu penyakit yang dapat mengancam produktifitas suatu peternakan ayam broiler. Hal tersebut tentu sangat merugikan peternak, karena gumboro dapat menimbulkan kematian pada anak ayam, dan penurunan produktifitas yang terjadi. Oleh karena itu, perlu adanya program kesehatan yang tepat sebagai langkah pencegahan. Anak ayam sebenarnya telah memiliki sistem kekebalan tubuh yang berasal dari induknya. Antibodi tersebut bertahan sekitar 2 – 3 minggu, dan daya netralitasnya terbatas. Sehingga bila virus yang menyerang terlalu besar, maka antibodi tidak mampu menanggulangi. Untuk mengurangi bibit penyakit gumboro di kandang perlu dilakukan desinfeksi secara berulang.


                Sebelum melakukan vaksinasi, peternak haruslah memilih vaksin yang tepat, saat ini telah banyak produk vaksin yang beredar di pasaran. Dari yang bersifat mild samapai intermediate plus. Vaksin yang tergolong mild virusnya dapat menembus titer antibodi induk sampai 125. Intermediate pada titer 250, sedangkan untuk intermediate plus titernya mencpai angka 500 -  800. Vaksin yang mahal tidak menjamin keberhasilan vaksinasi, yang terpenting adalah kecocokan strain virus dengan lingkungan. Hal itu perlu dicermati oleh peternak, bila sudah menemukan vaksin yang cocok sebaiknya tidak diubah lagi. Dan hal yang tak kalah penting adalah dengan penentuan waktu yang tepat untuk vaksinasi dilakukan. Untuk dapat menentukan waktu yang tepat untuk vaksinasi, pengukuran maternal antibodi (Mab) harus dilakukan. Karena pembibit tidak pernah memberi tahu maternal antibodi induknya, pemeriksaan dilakukan dengan metode ELISA. Dengan mengetahui status MAb, kita dapat melihat keseragaman titer dan menghitung kecepatan penurunannya, sehingga dapat diperkirakan waktu yang tepat untuk vaksinasi. Kendalanya adalah adanya ketidakseragaman MAb dari masing-masing individu.

Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates