Ayam broiler merupakan ayam dengan potensi genetik yang
tinggi, tujuannya tak lain adalah untuk menghasilkan produksi daging yang
tinggi dalam kurun waktu yang singkat. Namun, potensi genetik yang tinggi
memiliki konsekuensi dengan semakin rentannya ayam terhadap kondisi lingkungan
dan penyakit. Untuk menjaga agar performa ayam broiler tetap terjaga, perlu
sistem pemeliharaan yang baik. Pencapaian bobot ayam broiler sangat dipengaruhi
berbagai faktor seperti kualitas udara, kualitas air, dan kualitas pakan.
Penyakit
gumboro merupakan salah satu penyakit yang dapat mengancam produktifitas suatu
peternakan ayam broiler. Hal tersebut tentu sangat merugikan peternak, karena
gumboro dapat menimbulkan kematian pada anak ayam, dan penurunan produktifitas
yang terjadi. Oleh karena itu, perlu adanya program kesehatan yang tepat
sebagai langkah pencegahan. Anak ayam sebenarnya telah memiliki sistem
kekebalan tubuh yang berasal dari induknya. Antibodi tersebut bertahan sekitar
2 – 3 minggu, dan daya netralitasnya terbatas. Sehingga bila virus yang
menyerang terlalu besar, maka antibodi tidak mampu menanggulangi. Untuk
mengurangi bibit penyakit gumboro di kandang perlu dilakukan desinfeksi secara
berulang.
Sebelum
melakukan vaksinasi, peternak haruslah memilih vaksin yang tepat, saat ini
telah banyak produk vaksin yang beredar di pasaran. Dari yang bersifat mild
samapai intermediate plus. Vaksin yang tergolong mild virusnya dapat menembus
titer antibodi induk sampai 125. Intermediate pada titer 250, sedangkan untuk
intermediate plus titernya mencpai angka 500 -
800. Vaksin yang mahal tidak menjamin keberhasilan vaksinasi, yang
terpenting adalah kecocokan strain virus dengan lingkungan. Hal itu perlu
dicermati oleh peternak, bila sudah menemukan vaksin yang cocok sebaiknya tidak
diubah lagi. Dan hal yang tak kalah penting adalah dengan penentuan waktu yang
tepat untuk vaksinasi dilakukan. Untuk dapat menentukan waktu yang tepat untuk
vaksinasi, pengukuran maternal antibodi (Mab) harus dilakukan. Karena pembibit
tidak pernah memberi tahu maternal antibodi induknya, pemeriksaan dilakukan
dengan metode ELISA. Dengan mengetahui status MAb, kita dapat melihat
keseragaman titer dan menghitung kecepatan penurunannya, sehingga dapat
diperkirakan waktu yang tepat untuk vaksinasi. Kendalanya adalah adanya
ketidakseragaman MAb dari masing-masing individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar