Pages

Ads 468x60px

Labels

Senin, 11 Januari 2016

Pengertian Vaksin dan Vaksinasi Ayam

Vaksin tidak dapat menangkal ataupun mengobati suatu penyakit. Vaksin merupakan mikrooroganisme yang dilemahkan dan apabila diberikan kepada hewan tidak akan menimbulkan penyakit, melainkan akan merangsang antibodi (imunitas) yang sesuai dengan jenis vaksinnya. Tujuan vaksin sendiri adalah agar ayam yang telah divaksin memiliki kekebalan yang tinggi terhadap suatu penyakit tertentu (Rahayu, 2011).
Vaksin dan obat-obatan yang dimaksud adalah obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan ternak yang terserang penyakit, vaksin digunakan untuk mencegah penyakit, serta antibiotik dan vitamin akan mendukung pertumbuhan ayam menjadi maksimal. Pengobatan terhadap ayam sakit dilakukan dengan anjuran mantri hewan serta melakukan isolasi terhadap ayam yang sakit dengan tujuan menghindari penyebaran penyakit (Rasyaf, 2003).

Pemberian vaksin dan obat vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menular dengan cara menciptakan kekebalan tubuh pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam : 1. Vaksin aktif adalah vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama dari pada vaksin pasif / inaktif, 2. Vaksin inaktif adalah vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan atau dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikkan pada ayam diduga sakit (Warintek, 2002).
Fadilah (2005) menyatakan bahwa ada tiga tipe vaksin, yakni :
1.   Vaksin Virus Hidup (Live Virus Vaccine)
Virus dalam vaksin masih hidup dan memiliki kemampuan yang lengkap untuk menghasilkan kekbalan tubuh terhadap suatu penyakit sehingga dapat menangkal penyakit yang menyerang tubuh ayam.
2.   Vaksin yang Dilemahkan (Attenuated Vaccine)
Vaksin dibuat dengan cara melemahkan organisme aktif sehingga ketika digunakan kepada ayam akan menghasilkan kekebalan tubuh untuk melawan suatu penyakit dalam bentuk yang lebih ringan.
3.   Vaksin yang Dimatikan (Killed Vaccine)
Organisme yang digunakan untuk menghasilkan vaksin yang telah dimatikan dan tidak memiliki kemampuan untuk menularkan penyakit kepada ayam. Namun, memiliki kemampuan untuk memproduksi antibodi ketika vaksin digunakan.

Vaksinasi

            Kumorojati (2011) menyatakan program vaksinasi dilaksanakan dengan tujuan memperoleh kekebalan yang tinggi terhadap penyakit dan dapat mencegah beberapa penyakit tertentu. Bahwa tidak ada program vaksinasi tunggal pada satu wilayah atau negara tertentu, melainkan tergantung pada kondisi di lapang.
            Untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam terhadap bibit penyakit yang lebih spesifik, terutama penyakit yang disebakan oleh virus, protozoa, dan bakteri, harus dilakukan dengan program vaksinasi. Vaksinasi merupakan proses memasukkan bibit penyakit yang sudah mati (disebut vaksinasi pasif) atau bibit penyakit yang sudah dilemahkan (disebut vaksinasi aktif) ke dalam tubuh ayam, baik melalui injeksi, tusuk sayap, mencampurkan ke dalam air minum, maupun melalui tetes mata, mulut, atau hidung (Rahayu, 2011).
            Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan vaksinasi agar berjalan dengan efisien, diantaranya agen penyakit yang berpotensi menyerang pada area farm, tingkat virulensi agen infeksius di lokasi farm, jumlah populasi ayam pada farm, program biosecurity sebelumnya telah dilaksanakan (Rusianto, 2008).
            Vaksin haruslah dijaga agar tidak menyebar ke kelompok ayam lainnya atau menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan pada ayam yang divaksinasi. Keberhasilan suatu vaksinasi ditentukan oleh faktor-faktor yang saling berkaitan. Faktor tersebut seperti faktor tata laksana, faktor vaksin, dan faktor individu sendiri (Sudaryani, 1994).
            Vaksinasi dilakukan dengan tujuan memberikan kekebalan pada tubuh ayam yang divaksinasi dari serangan penyakit. Ada beberapa macam vaksin yang diberi nama sesuai dengan jenis penyakit yang menjadi sasarannya. Vaksin ND untuk mencegah penyakit ND atau NCD, vaksin gumboro untuk mencegah penyakit Gumboro, vaksin CRD untuk mencegah penyakit CRD, dan sebagainya. Dengan diperolehnya kekebalan karena tindakan vaksinasi ini, maka peternak tidak perlu khawatir lagi akan kemungkinan terjadinya serangan penyakit atau wabah yang dating sewaktu-waktu (Sudarmono, 2003).
           


Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates