BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan adalah kebutuhan yang mutlak bagi manusia. Tanpa makanan manusia tidak bisa menjalankan aktifitas. Mahluk hidup didunia ini perl makan. Didalam makanan banyak terkandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh kita. Diera globalisasi ini teknologi semakin canggih makanan dapet dibuat dengan berbagai bentuk. Bahkan makananpun dapat dibuat dari zat anorganik menjadi organik.
Makanan dapat juga di buat dari mikroorganisme. Maka tidak jarang makanan yang banyak mengandung zat-zat kimia yang dapat merusak tubuh. Sebagian besar banyak makanan yang mengandung zat-zat kimia salah satunya zat aditif. Tanpa disadari manusia secara tidak langsung mengkonsumsi zat adiktif itu. Jadi, jika kita tidak pintar memilih makanan maka akan mengganggu fungsi organ kita.
B. Rumusan Masalah
Dari judul paper yang saya buat, saya dapat merumuskan masalah yaitu:
1. Apa manfaat dan dampak penggunaan zat adiktif dalam makanan?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan paper ini adalah untuk:
1. Mengetahui manfaat dan dampak penggunaan zat adiktif dalam makanan.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan paper ini saya menggunakan beberapa metode, antara lain:
1. Metode Literatur
Adalah suatu metode yang mengumpulkan data dengan melalui studi perpustakaan yang ada hubungannya dengan objek penelitian.
Dalam paper ini penulis banyak menggunakan metode literature karena bahan dari hasil penelitian kurang menunjukan untuk membuat paper ini, maka penulis harus mengambil bahan dari pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. Pengertian
Zat aditif adalah bahan tambahan makanan yang berguna sebagai pelengkap pada produk makanan dan minuman. Bahan ini umumnya diperlukan untuk menambah rasa.
Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya, gatal-gatal dan kanker.
Namun sayangnya, kini banyak produsen makanan yang mengganti zat tambahan netral tersebut dengan zat tambahan sintetis yang sifatnya lebih berbahaya bagi kesehatan manusia apabila dikonsumsi secara terus-menerus dan berlebihan. Menurut Badan Pengawasan Obat dan Minuman (BPOM), ada dua macam kategori zat aditif pada makanan. Pertama, zat aditif yang diizinkan untuk digunakan dengan jumlah penggunaan maksimum. Kedua, zat aditif yang dilarang untuk digunakan pada pangan karena memang bersifat membahayaan kesehatan.
B. Jenis-jenisnya
Dengan berkembangnya industri makanan, selain bahan-bahan aditif yang alami digunakan pula zat aditif sintetik sebagai tambahan dalam proses pembuatan makanan. Seperti zat pewarna, pemberi rasa manis buatan, pengawet, pewangi buatan beraroma buah-buahan, vitamin dan mineral yang diberikan sebagai pelengkap nutrisi sebagai pengganti dari nutrisi yang hilang dalam proses pembuatan makanan.
Berbagai jenis zat aditif makanan, yiatu :
1. Zat pewarna, adalah bahan yang dapat memberi warna pada makanan, sehingga makanan tersebut lebih menarik. Zat pewarna yang digunakan dalam makanan ada yang bersifat alami dan buatan (sintetis). Daun suji, kunyit, cabai, anggur, bit, wortel, jeruk merupakan pewarna alami, sedangkan pewarna sintetis dibuat oleh pabrik dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Daun suji untuk mewarnai dadar gulung, kue cara bikang, dan serabi. Kunyit digunakan untuk membuat nasi kuning dan tahu, cabai digunakan untuk mewarnai sambal atau nasi goreng. Penggunaan zat warna alami (pigmen) sekarang makin terdesak dengan adanya zat pewarna sintetik.
Contoh pewarna alami :
a. Anato (orange)
b. Caramel (cokelat hitam)
c. Beta karoten (kuning)
d. Klorofil (hijau)
Contoh pewarna sintetik :
a. Biru berlian (biru)
b. Coklat HT (coklat)
c. Eritrosit (merah)
d. Hijau FCF (hijau)
Tabel 1.1. Zat pewarna makanan dan minuman yang diijinkan di Indonesia
Warna Nama Nomor Indeks Nama
1. Zat Warna Alam Alkanat 75520
Merah Cochinealred (karmin0 75470
Merah Annatto 75120
Kuning Karoten 75310
Kuning Kurkumin 75300
Kuning Saffron 75100
Kuning Klorofil 75810
Hijau Ultramarine 77007
Biru Karamel -
Coklat Carbon black 77266
Hitam Besi Oksida 77499
Hitam Titanium Oksida 77891
Putih Carmoisine 14720
2. Zat Warna Sintetik Amaranth 16185
Merah Erythosium 454430
Merah Sunset Yellow FCF 15985
Merah Tartrazine 19140
Orange Quellineline Yellow 47005
Kuning Fast Green FCF 42053
Kuning Brilliant Bule FCF 42090
Hijau Indigocarmine 42090
Biru Indigotine 42640
Biru Violet 6B
2. Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa. Zat aditif ini dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan aroma makanan. Penyedap rasa dan aroma (flavour) banyak digunakan berasal dari golongan ester, contoh : Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butyl butirat (rasa nanas), isobutyl propionate (rasa rum). Penguat rasa (flavour echancer), bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG (monosodium glutamate) yang sehari-hari dikenal dengan nama vetsin. Bahan aditif yang diberikan untuk meniru rasa buah-buahan antara lain adalah senyawa ester seperti : i-amilasetat = rasa pisang, i-amil velerat = rasa apel, butyl butirat = rasa nanas, i-butil propionate = rasa rum.
3. Zat pemanis buatan. Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin (kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula) dan sorbitol.
4. Pengawet. Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mirkroorganisme. Contoh bahan pengawet dan penggunaannya : asam benzoate, natrium benzoate dan kalium benzoate, untuk minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos. Natrium nitrat (NaNO3), untuk daging olahan dan keju, Natrium nitrit (NaNO2) untuk daging olahan, daging awetan dan kornet kalangan, Asam propionate untuk roti dan sediaan keju olahan.
5. Anti oksidan. Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Contoh : Asam askorbat (bentukan garam
6. Pengemulsi, pemantap dan pengental. Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan system disperse yang homogen pada makanan. Contoh : agar-agar, gelatin, dan gom arab.
7. Pemutih dan pematang tepung. Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh : asam askorbat, aseton peroksida dan kalium bromat.
8. Pengatur keasaan. Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh : asam asetat, aluminium ammonium sulfat, ammonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat dan natrium bikarbonat.
9. Anti kempal. Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh : aluminium silikat (susu bubuk) dan kalsium aluminium silikat (garam meja).
10. Pengeras. Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh : aluminium ammonium sulfat (pada acar ketimun botol) dan kalium glukona (pada buah kalangan).
11. Sekuestran. Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh : asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.
12. Penambah gizi. Zat aditif ini ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaiki gizi makanan. Contohnya : asam askorbat, feri fosfat, vitamin A dan vitamin D).
Jenis zat tambahan yang boleh digunakan untuk makanan, yakni
- Agen emulsi yang berbahan lemak dan air, contohnya lecitin.
- Agen penstabil dan pemekat, contohnya alginate dan gliserin.
- Agen peningkatan nutrisi, contohnya berbagai macam ekstrak vitamin.
- Agen pengawet makanan, contohnya garam nitrat dan nitrit
- Agen pengembang untuk roti dan bolu.
- Agen penyedap rasa, contohna monosodium glutamate (MSG).
- Agen pemberi warna.
Macam zat tambahan yang berbahaya untuk digunakan pada pangan adalah :
- Formalin, bahan yang biasa diguaan dalam industri plastic, kertas, tekstil, cat dan pengawet mayat. Saat ini formalin sering digunakan pada ayam, tahu dan mie untuk menambah kekenyalan dan memperpanjang masa simpan produksi.
- Boraks, bahan campuran pada detergen yang juga sering dicampurkan pada bakso dan kerupuk untuk memperbaiki warna, tekstur dan raa.
- Pewarna rhodamin B, biasa dipakai dalam industri tekstil sekarang juga banyak digunakan untuk memberi warna pada makanan dan kosmetik.
Kandungan zat aditif pada makan kemasan :
No. Nama Produk Jenis Makanan Kandungan Zat Additive
1 Chitato Makanan ringan TBHQ, MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB
2 Chitos Makanan ringan DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ, pewarna, NaB, MSG
3 Piattos Makanan ringan KCI, AAS, pewarna, NaB, MSG
4 French Fries Makanan ringan NaB, pewarna, Si, FF, AS, MSG
5 Potato Chips Makanan ringan NB, FF, pewarna, AS, MSG
6 Indomie Goreng Makanan siap saji Fe, PK, P, pewarna, AF, MSG, KB, SB, Aas, NB
7 Selera Rakyat Makanan siap saji MSG, NaK, NaB, KCO3, G, pewarna, KB
8 Sedap Makanan siap saji Tk, AR, MSG, pewarna, NB, NaB, KB, CaB
9 ABC Makanan siap saji MSG, NB, KB, CaB, TBHQ, Fe, PK, AF
10 Sarimie Makanan siap saji MSG, NB, KB, CaB, TBHQ, Fe, PK, AF
11 Gaga Makanan siap saji TF, MSG, NB, MNG, P, PK
12 Mi Duo Makanan siap saji MSG, Ng, NB, MNG, AF, AR
13 Salam Mie Makanan siap saji NaK, KCO3, Po, G, pewarna, Fe, AF, MSG
14 POP Mie Makanan siap saji P, PK, Ng, MSG, AF, NB, MNG
15 CUP Noodles Makanan siap saji Pewarna, PK, F, Hp, Ps
16 Mie Gelas Makanan siap saji P, TBHQ, PK, MSG, MNG, NB
17 Sambal Indofood Bumbu dalam botol Tkl, MSG, SB, pewarna, NB
18
Sambal Sasa Bumbu dalam botol MSG, pewarna, P, Ast, NB, SB
No. Nama Produk Jenis Makanan Kandungan Zat Additive
19 Saus Tomat Lombok Bumbu dalam botol NB, pewarna, MSG, Sk, AS, P, KB, Bd
20 Saus Raja Rasa Bumbu dalam botol MSG, NB, Ca, Sk, pewarna
21 Saus Tiram Bumbu dalam botol Pewarna, MSG, Sk, Ca, NB, Ks
22 Kecap Sate Bumbu dalam botol Sk, pewarna, NB, P
Kecap Indofood Bumbu dalam botol KB, CaB, NB, Sk, pewarna, P, MSG
Kecap Cap Dorang Bumbu dalam botol Sk, pewarna, P, NB, MSG
23 Kecap Bango Bumbu dalam botol KB, CaB, NB, MSG, P
24 Kecap Piring Lombok Bumbu dalam botol NB, MSG, P, Sk
25 Kecap ABC Bumbu dalam botol MSG, P, Sk, NB
26 Qeju-qeju Bumbu dalam botol KB,CaB, NB, N, Nn, Re, Pt, SB, An
27 Kraft Singles Bumbu dalam botol KB, NB, Kn, Nn, Re, Pt, SB, An, G
28 Blue Band Makanan pelengkap dalam kemasan kertas Krt, Ks, Ss, NB, CaB, KB
29 Palm Boom Makanan pelengkap dalam kemasan kertas NB, CaB, KB, Kst
30 Simas Margarin Makanan pelengkap dalam kemasan plastic Krt, KB, NB, CaB, Ss, Ks
31 Chox Permen Ga, F, Sl, pewarna, Sk, P
32 Golia Permen Sg, Gl, M, Al, El, Pp, pewarna
33 Fruitella Permen AS, Ga, Gs, A, pewarna
34 Trebor Permen Am, AS, Ml, Em, pewarna
35 Big Babol Permen Gb, Gl, Sr, AS, pewarna
36 Gulas Permen Pewarna, At, AS
37 Travella Permen Hm, M, CA, pewarna
38 Relaxa Permen Pewarna, M, Hm
Sumber : buku zat adiktif ciptaan C. A. Carne
C. Manfaat dan Dampak
Bahan aditif yang diberikan pada makanan dengan tujuan untuk menambah nilai gizi misalnya yodium yang diberikan ke dalam garam dapur, vitamin D yang ditambahkan ke dalam susu, vitamin C yang ditambahkan ke dalam minuman, vitamin A yang diberikan ke dalam mentega, kalsium yang diberikan ke dalam biscuit dan lain-lain.
Bahan aditif yang diberikan untuk memperkuat rasa dan aroma makanan, misalnya MSG (monosodium glutamate), bahan ini diperdagangkan sebagai vetsin, yang dibuat dari asam glutamate. Sebagai pengemulsi dalam es krim digunakan gelatin atau agar-agar. Bahan aditif lain yang diberikan sebagai pemberi rasa manis pengganti gula seperti aspartame dan saccharin. Sebagai bahan pengawet agar makanan lebih tahan lama digunakan asam benzoate dan asam propionate. Zat aditif pemberi rasa manis yang masih digunakan pada saat ini sebagai pengganti gula yang diberikan kepada makanan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah kalori dalam makanan terutama pada makanan diet adalah aspartame dan sucralose. Aspartame terdiri dari dua jenis asam amino yaitu aspartic acid dan pheylalanine. Sucralose dibuat dari gula dan memiliki rasa manis 600 kali lebih manis dari gula biasa. Sucralose lebih aman digunakan karena molekulnya tidak diabsorbsi oleh tubuh. Sucralose mulai digunakan sejak tahun 1998.
Salah satu contoh zat aditif yang pernah digunakan dan sekarang dilarang penggunaannya adalah sakarin yang digunakan sebagai pemberi rasa manis pengganti gula digunakan pada tahun 1950 dilarang penggunaannnya pada tahun 1977 karena dapat menyebabkan kanker. Cyclamates yang digunakan sebagai pemberi rasa manis digunakan pada tahun 1950 dilarang penggunaannya pada tahu 1969 karena setelah dipelajari dapat menyebabkan keracunan.
Zat pewarna sering digunakan untuk bahan makanan dan minuman misalnya zat pewarna untuk kue-kue, kembang gula, es krim, sari buah, produk olahan susu dan lain-lain. Untuk mendapatkan warna yang berbeda-eda, dapat ditempuh dengan cara mencampurkan beberapa warna yang berbeda dengan konsentrasi yang berbeda, misalnya untuk memberi warna hijau selain memakai zat pewarna hijau, dapat pula digunakan campuran zat pewarna kuning dan biru. Suatu saat pernah dikatakan bahwa MSG berbahaya bagi kesehatan. Pernyataan ini bermula dari hasil penelitian Dr. Ho Man Kwok (1969) di Cina, Dia Restaurant Syndrome (CRS). Gejala CRS muncul setelah 20-30 menit orang makan hidangan di restoran Cina. Gejalanya adalah kesemutan pada punggung dan leher bagian bawah serta rahang panas, berkeringat, pusing, sesak dada. Berbagai penelitian kemudian dilakukan, namun hasil penelitian terhadap gejala-gejala yang ditimbulkan MSG belum cukup lengkap dan memuaskan.
D. Cara Meminimalisir Dampak Mengkonsumsi Makanan Berzat Aditif
Gaya hidup sehat dapat meminimalisir dampak yang dapat ditimbulkan apabila ita mengkonsumsi makanan berzat aditif. Mengurangi konsumsi terhadap makanan-makanan kalengan dari pabrik, mengkonsumsi makanan-makanan alami adalah salah satu cara hidup sehat.
Menggunakan zat aditif alami juga salah satu caranya. Namun yang terpenting adalah mengurangi sifat konsumtif makanan instant adalah cara yang paling ampuh untuk mengurangi bahaya zat aditif pada makanan.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan adalah kebutuhan yang mutlak bagi manusia. Tanpa makanan manusia tidak bisa menjalankan aktifitas. Mahluk hidup didunia ini perl makan. Didalam makanan banyak terkandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh kita. Diera globalisasi ini teknologi semakin canggih makanan dapet dibuat dengan berbagai bentuk. Bahkan makananpun dapat dibuat dari zat anorganik menjadi organik.
Makanan dapat juga di buat dari mikroorganisme. Maka tidak jarang makanan yang banyak mengandung zat-zat kimia yang dapat merusak tubuh. Sebagian besar banyak makanan yang mengandung zat-zat kimia salah satunya zat aditif. Tanpa disadari manusia secara tidak langsung mengkonsumsi zat adiktif itu. Jadi, jika kita tidak pintar memilih makanan maka akan mengganggu fungsi organ kita.
B. Rumusan Masalah
Dari judul paper yang saya buat, saya dapat merumuskan masalah yaitu:
1. Apa manfaat dan dampak penggunaan zat adiktif dalam makanan?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan paper ini adalah untuk:
1. Mengetahui manfaat dan dampak penggunaan zat adiktif dalam makanan.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisan paper ini saya menggunakan beberapa metode, antara lain:
1. Metode Literatur
Adalah suatu metode yang mengumpulkan data dengan melalui studi perpustakaan yang ada hubungannya dengan objek penelitian.
Dalam paper ini penulis banyak menggunakan metode literature karena bahan dari hasil penelitian kurang menunjukan untuk membuat paper ini, maka penulis harus mengambil bahan dari pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A. Pengertian
Zat aditif adalah bahan tambahan makanan yang berguna sebagai pelengkap pada produk makanan dan minuman. Bahan ini umumnya diperlukan untuk menambah rasa.
Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya, gatal-gatal dan kanker.
Namun sayangnya, kini banyak produsen makanan yang mengganti zat tambahan netral tersebut dengan zat tambahan sintetis yang sifatnya lebih berbahaya bagi kesehatan manusia apabila dikonsumsi secara terus-menerus dan berlebihan. Menurut Badan Pengawasan Obat dan Minuman (BPOM), ada dua macam kategori zat aditif pada makanan. Pertama, zat aditif yang diizinkan untuk digunakan dengan jumlah penggunaan maksimum. Kedua, zat aditif yang dilarang untuk digunakan pada pangan karena memang bersifat membahayaan kesehatan.
B. Jenis-jenisnya
Dengan berkembangnya industri makanan, selain bahan-bahan aditif yang alami digunakan pula zat aditif sintetik sebagai tambahan dalam proses pembuatan makanan. Seperti zat pewarna, pemberi rasa manis buatan, pengawet, pewangi buatan beraroma buah-buahan, vitamin dan mineral yang diberikan sebagai pelengkap nutrisi sebagai pengganti dari nutrisi yang hilang dalam proses pembuatan makanan.
Berbagai jenis zat aditif makanan, yiatu :
1. Zat pewarna, adalah bahan yang dapat memberi warna pada makanan, sehingga makanan tersebut lebih menarik. Zat pewarna yang digunakan dalam makanan ada yang bersifat alami dan buatan (sintetis). Daun suji, kunyit, cabai, anggur, bit, wortel, jeruk merupakan pewarna alami, sedangkan pewarna sintetis dibuat oleh pabrik dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Daun suji untuk mewarnai dadar gulung, kue cara bikang, dan serabi. Kunyit digunakan untuk membuat nasi kuning dan tahu, cabai digunakan untuk mewarnai sambal atau nasi goreng. Penggunaan zat warna alami (pigmen) sekarang makin terdesak dengan adanya zat pewarna sintetik.
Contoh pewarna alami :
a. Anato (orange)
b. Caramel (cokelat hitam)
c. Beta karoten (kuning)
d. Klorofil (hijau)
Contoh pewarna sintetik :
a. Biru berlian (biru)
b. Coklat HT (coklat)
c. Eritrosit (merah)
d. Hijau FCF (hijau)
Tabel 1.1. Zat pewarna makanan dan minuman yang diijinkan di Indonesia
Warna Nama Nomor Indeks Nama
1. Zat Warna Alam Alkanat 75520
Merah Cochinealred (karmin0 75470
Merah Annatto 75120
Kuning Karoten 75310
Kuning Kurkumin 75300
Kuning Saffron 75100
Kuning Klorofil 75810
Hijau Ultramarine 77007
Biru Karamel -
Coklat Carbon black 77266
Hitam Besi Oksida 77499
Hitam Titanium Oksida 77891
Putih Carmoisine 14720
2. Zat Warna Sintetik Amaranth 16185
Merah Erythosium 454430
Merah Sunset Yellow FCF 15985
Merah Tartrazine 19140
Orange Quellineline Yellow 47005
Kuning Fast Green FCF 42053
Kuning Brilliant Bule FCF 42090
Hijau Indigocarmine 42090
Biru Indigotine 42640
Biru Violet 6B
2. Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa. Zat aditif ini dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan aroma makanan. Penyedap rasa dan aroma (flavour) banyak digunakan berasal dari golongan ester, contoh : Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butyl butirat (rasa nanas), isobutyl propionate (rasa rum). Penguat rasa (flavour echancer), bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG (monosodium glutamate) yang sehari-hari dikenal dengan nama vetsin. Bahan aditif yang diberikan untuk meniru rasa buah-buahan antara lain adalah senyawa ester seperti : i-amilasetat = rasa pisang, i-amil velerat = rasa apel, butyl butirat = rasa nanas, i-butil propionate = rasa rum.
3. Zat pemanis buatan. Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin (kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula) dan sorbitol.
4. Pengawet. Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mirkroorganisme. Contoh bahan pengawet dan penggunaannya : asam benzoate, natrium benzoate dan kalium benzoate, untuk minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos. Natrium nitrat (NaNO3), untuk daging olahan dan keju, Natrium nitrit (NaNO2) untuk daging olahan, daging awetan dan kornet kalangan, Asam propionate untuk roti dan sediaan keju olahan.
5. Anti oksidan. Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Contoh : Asam askorbat (bentukan garam
6. Pengemulsi, pemantap dan pengental. Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan system disperse yang homogen pada makanan. Contoh : agar-agar, gelatin, dan gom arab.
7. Pemutih dan pematang tepung. Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh : asam askorbat, aseton peroksida dan kalium bromat.
8. Pengatur keasaan. Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh : asam asetat, aluminium ammonium sulfat, ammonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat dan natrium bikarbonat.
9. Anti kempal. Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh : aluminium silikat (susu bubuk) dan kalsium aluminium silikat (garam meja).
10. Pengeras. Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh : aluminium ammonium sulfat (pada acar ketimun botol) dan kalium glukona (pada buah kalangan).
11. Sekuestran. Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh : asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.
12. Penambah gizi. Zat aditif ini ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaiki gizi makanan. Contohnya : asam askorbat, feri fosfat, vitamin A dan vitamin D).
Jenis zat tambahan yang boleh digunakan untuk makanan, yakni
- Agen emulsi yang berbahan lemak dan air, contohnya lecitin.
- Agen penstabil dan pemekat, contohnya alginate dan gliserin.
- Agen peningkatan nutrisi, contohnya berbagai macam ekstrak vitamin.
- Agen pengawet makanan, contohnya garam nitrat dan nitrit
- Agen pengembang untuk roti dan bolu.
- Agen penyedap rasa, contohna monosodium glutamate (MSG).
- Agen pemberi warna.
Macam zat tambahan yang berbahaya untuk digunakan pada pangan adalah :
- Formalin, bahan yang biasa diguaan dalam industri plastic, kertas, tekstil, cat dan pengawet mayat. Saat ini formalin sering digunakan pada ayam, tahu dan mie untuk menambah kekenyalan dan memperpanjang masa simpan produksi.
- Boraks, bahan campuran pada detergen yang juga sering dicampurkan pada bakso dan kerupuk untuk memperbaiki warna, tekstur dan raa.
- Pewarna rhodamin B, biasa dipakai dalam industri tekstil sekarang juga banyak digunakan untuk memberi warna pada makanan dan kosmetik.
Kandungan zat aditif pada makan kemasan :
No. Nama Produk Jenis Makanan Kandungan Zat Additive
1 Chitato Makanan ringan TBHQ, MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB
2 Chitos Makanan ringan DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ, pewarna, NaB, MSG
3 Piattos Makanan ringan KCI, AAS, pewarna, NaB, MSG
4 French Fries Makanan ringan NaB, pewarna, Si, FF, AS, MSG
5 Potato Chips Makanan ringan NB, FF, pewarna, AS, MSG
6 Indomie Goreng Makanan siap saji Fe, PK, P, pewarna, AF, MSG, KB, SB, Aas, NB
7 Selera Rakyat Makanan siap saji MSG, NaK, NaB, KCO3, G, pewarna, KB
8 Sedap Makanan siap saji Tk, AR, MSG, pewarna, NB, NaB, KB, CaB
9 ABC Makanan siap saji MSG, NB, KB, CaB, TBHQ, Fe, PK, AF
10 Sarimie Makanan siap saji MSG, NB, KB, CaB, TBHQ, Fe, PK, AF
11 Gaga Makanan siap saji TF, MSG, NB, MNG, P, PK
12 Mi Duo Makanan siap saji MSG, Ng, NB, MNG, AF, AR
13 Salam Mie Makanan siap saji NaK, KCO3, Po, G, pewarna, Fe, AF, MSG
14 POP Mie Makanan siap saji P, PK, Ng, MSG, AF, NB, MNG
15 CUP Noodles Makanan siap saji Pewarna, PK, F, Hp, Ps
16 Mie Gelas Makanan siap saji P, TBHQ, PK, MSG, MNG, NB
17 Sambal Indofood Bumbu dalam botol Tkl, MSG, SB, pewarna, NB
18
Sambal Sasa Bumbu dalam botol MSG, pewarna, P, Ast, NB, SB
No. Nama Produk Jenis Makanan Kandungan Zat Additive
19 Saus Tomat Lombok Bumbu dalam botol NB, pewarna, MSG, Sk, AS, P, KB, Bd
20 Saus Raja Rasa Bumbu dalam botol MSG, NB, Ca, Sk, pewarna
21 Saus Tiram Bumbu dalam botol Pewarna, MSG, Sk, Ca, NB, Ks
22 Kecap Sate Bumbu dalam botol Sk, pewarna, NB, P
Kecap Indofood Bumbu dalam botol KB, CaB, NB, Sk, pewarna, P, MSG
Kecap Cap Dorang Bumbu dalam botol Sk, pewarna, P, NB, MSG
23 Kecap Bango Bumbu dalam botol KB, CaB, NB, MSG, P
24 Kecap Piring Lombok Bumbu dalam botol NB, MSG, P, Sk
25 Kecap ABC Bumbu dalam botol MSG, P, Sk, NB
26 Qeju-qeju Bumbu dalam botol KB,CaB, NB, N, Nn, Re, Pt, SB, An
27 Kraft Singles Bumbu dalam botol KB, NB, Kn, Nn, Re, Pt, SB, An, G
28 Blue Band Makanan pelengkap dalam kemasan kertas Krt, Ks, Ss, NB, CaB, KB
29 Palm Boom Makanan pelengkap dalam kemasan kertas NB, CaB, KB, Kst
30 Simas Margarin Makanan pelengkap dalam kemasan plastic Krt, KB, NB, CaB, Ss, Ks
31 Chox Permen Ga, F, Sl, pewarna, Sk, P
32 Golia Permen Sg, Gl, M, Al, El, Pp, pewarna
33 Fruitella Permen AS, Ga, Gs, A, pewarna
34 Trebor Permen Am, AS, Ml, Em, pewarna
35 Big Babol Permen Gb, Gl, Sr, AS, pewarna
36 Gulas Permen Pewarna, At, AS
37 Travella Permen Hm, M, CA, pewarna
38 Relaxa Permen Pewarna, M, Hm
Sumber : buku zat adiktif ciptaan C. A. Carne
C. Manfaat dan Dampak
Bahan aditif yang diberikan pada makanan dengan tujuan untuk menambah nilai gizi misalnya yodium yang diberikan ke dalam garam dapur, vitamin D yang ditambahkan ke dalam susu, vitamin C yang ditambahkan ke dalam minuman, vitamin A yang diberikan ke dalam mentega, kalsium yang diberikan ke dalam biscuit dan lain-lain.
Bahan aditif yang diberikan untuk memperkuat rasa dan aroma makanan, misalnya MSG (monosodium glutamate), bahan ini diperdagangkan sebagai vetsin, yang dibuat dari asam glutamate. Sebagai pengemulsi dalam es krim digunakan gelatin atau agar-agar. Bahan aditif lain yang diberikan sebagai pemberi rasa manis pengganti gula seperti aspartame dan saccharin. Sebagai bahan pengawet agar makanan lebih tahan lama digunakan asam benzoate dan asam propionate. Zat aditif pemberi rasa manis yang masih digunakan pada saat ini sebagai pengganti gula yang diberikan kepada makanan dengan tujuan untuk mengurangi jumlah kalori dalam makanan terutama pada makanan diet adalah aspartame dan sucralose. Aspartame terdiri dari dua jenis asam amino yaitu aspartic acid dan pheylalanine. Sucralose dibuat dari gula dan memiliki rasa manis 600 kali lebih manis dari gula biasa. Sucralose lebih aman digunakan karena molekulnya tidak diabsorbsi oleh tubuh. Sucralose mulai digunakan sejak tahun 1998.
Salah satu contoh zat aditif yang pernah digunakan dan sekarang dilarang penggunaannya adalah sakarin yang digunakan sebagai pemberi rasa manis pengganti gula digunakan pada tahun 1950 dilarang penggunaannnya pada tahun 1977 karena dapat menyebabkan kanker. Cyclamates yang digunakan sebagai pemberi rasa manis digunakan pada tahun 1950 dilarang penggunaannya pada tahu 1969 karena setelah dipelajari dapat menyebabkan keracunan.
Zat pewarna sering digunakan untuk bahan makanan dan minuman misalnya zat pewarna untuk kue-kue, kembang gula, es krim, sari buah, produk olahan susu dan lain-lain. Untuk mendapatkan warna yang berbeda-eda, dapat ditempuh dengan cara mencampurkan beberapa warna yang berbeda dengan konsentrasi yang berbeda, misalnya untuk memberi warna hijau selain memakai zat pewarna hijau, dapat pula digunakan campuran zat pewarna kuning dan biru. Suatu saat pernah dikatakan bahwa MSG berbahaya bagi kesehatan. Pernyataan ini bermula dari hasil penelitian Dr. Ho Man Kwok (1969) di Cina, Dia Restaurant Syndrome (CRS). Gejala CRS muncul setelah 20-30 menit orang makan hidangan di restoran Cina. Gejalanya adalah kesemutan pada punggung dan leher bagian bawah serta rahang panas, berkeringat, pusing, sesak dada. Berbagai penelitian kemudian dilakukan, namun hasil penelitian terhadap gejala-gejala yang ditimbulkan MSG belum cukup lengkap dan memuaskan.
D. Cara Meminimalisir Dampak Mengkonsumsi Makanan Berzat Aditif
Gaya hidup sehat dapat meminimalisir dampak yang dapat ditimbulkan apabila ita mengkonsumsi makanan berzat aditif. Mengurangi konsumsi terhadap makanan-makanan kalengan dari pabrik, mengkonsumsi makanan-makanan alami adalah salah satu cara hidup sehat.
Menggunakan zat aditif alami juga salah satu caranya. Namun yang terpenting adalah mengurangi sifat konsumtif makanan instant adalah cara yang paling ampuh untuk mengurangi bahaya zat aditif pada makanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar