PENDAHULUAN
Latar Belakang
Budidaya Kelinci merupakan suatu alternatif yang dapat dijadikan sebagai sumber protein hewani
yang bermutu tinggi, daging kelinci berwarna putih dan mudah dicerna. Kelebihan
kelinci sebagai penghasil daging adalah kualitas dagingnya baik, yaitu kadar
proteinnya tinggi (20,10%), kadar lemak, cholesterol dan energinya rendah. Keunggulan utama yang diperoleh dari mengkonsumsi daging
kelinci, yaitu kandungan protein yang tinggi dan rendah kolesterol, sehingga
daging kelinci dapat dipromosikan sebagai
daging sehat.
Kelinci penghasil daging memiliki bobot badan yang besar
dan tumbuh dengan cepat, seperti Flemish Giant, Chinchilla, New Zealand White,
English Spot dan sebagainya, selain itu
kulit dan kotorannya masih mempunyai nilai ekonomis, khususnya kulit bulu (fur)
dari ternak kelinci Rex dan Satin mempunyai nilai komersil yang tinggi sebagai
bahan garmen yang dapat menggantikan fur
dari binatang buas yang semakin langka. Kelinci merupakan ternak penghasil bulu yang sangat potensial.
Beternak
kelinci tidak membutuhkan modal yang cukup besar serta lahan luas untuk
beternak. Pakan kelinci pun dapat dengan mudah didapat yaitu dengan cara
memanfaatkan limbah hasil pertanian seperti bekatul, ampas tahu, serta beraneka
ragam dedaunan hasil limbah pertanian seperti daun sayuran kubis, singkong, ubi
jalar dan lainnya.
Kelinci mudah dipelihara karena Kelinci
mempunyai potensi biologis yang tinggi, yaitu kemampuan reproduksi yang tinggi,
cepat berkembang biak, interval kelahiran yang pendek, prolifikasi yang sangat
tinggi dan mudah dalam pemeliharan. Perkembangbiakan kelinci sangat cepat,
dalam sekali bunting kelinci dapat menghasilkan
sekitar 8-12 anak kelinci.
Gerakan peningkatan gizi yang dicanangkan pemerintah
terutama yang berasal dari protein hewani sampai saat ini masih belum
terpenuhi. Kebutuhan daging kita masih banyak dipenuhi dari impor. Kelinci yang
punya keunggulan dalam cepatnya berkembang, mutu daging yang tinggi,
pemeliharaan mudah dan rendahnya biaya produksi menjadikan ternak ini sangat
potensial untuk dikembangkan.
Tujuan
1. Untuk menjelaskan mengenai produktivitas kelinci
2. Untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada
produktivitas kelinci
3. Untuk menganalisis usaha
pemeliharaan kelinci yang baik dan memberikan manfaat yang besar.
Metode Penulisan
Penulisan pada makalah ini berlansung antara tanggal
14-16 Februari 2013,
dengan menggunakan study literatur.
Analisis Masalah
Kelinci
merupakan salah satu ternak alternatif penghasil daging sebagai sumber protein karena kelinci
mempunyai laju pertumbuhan dan perkembangbiakan yang relatif
cepat. Kelinci mampu memproduksi
daging yang berkadar lemak sangat rendah dan disamping
itu kelinci juga merupakan ternak penghasil bulu yang potensial.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang potensi yang
dimiliki oleh kelinci sehingga perkembangan peternakan kelinci kurang
berkembang dengan baik, selain itu masyarakat cenderung menjadikan kelinci
sebagai binatang peliharaan dan kesayangan. Serta opini bahwa kasihan jika
kelinci disembelih untuk diambil dagingnya. Hal ini berbanding terbalik dengan
harga daging sapi yang sangat mahal tetapi produksinya yang sedikit setiap
tahunnya, tetapi permintaan pasar terus meningkat, hingga pemerintah mengambil
langkah untuk import daging sapi dan sapi bakalan untuk digemukkan.
Oleh sebab itu maka perlu dilakukan pengelolaan secara
intensif untuk mencapai produktivitas kelinci yang maksimal, sehingga mencukupi
kebutuhan daging kelinci untuk konsumsi dll sebagai alternatif.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Sudah sejak lama (sekitar 20 tahun yang lalu),
kelinci dipromosikan sebagai salah satu ternak alternatif untuk pemenuhan gizi
(khususnya protein hewani) bagi ibu hamil dan menyusui, serta anak -anak yang
kekurangan gizi . Hal ini karena ternak kelinci dapat dijadikan alternatif
sumber protein hewani yang bermutu tinggi, dagingnya berwarna putih dan mudah
dicerna. Kelebihan kelinci sebagai penghasil daging adalah kualitas dagingnya baik,
yaitu kadar proteinnya tinggi (20,10%), kadar lemak, cholesterol dan energinya
rendah (Diwyanto et al., 1985).
Sedangkan
menurut Purnama
(1997),
Salah satu potensi ternak kelinci
sebagai temak peliharaan adalah kecepatan dalam berkembang biak ataupun produktivitas dalam beranaknya,
karena pada umur 5-7 bulan sudah dapat dikawinkan dengan masa buntingnya hanya
30-33 hari. Selain itu litter size yang dilahirkan 4 ekor sampai 12 ekor,
sedangkan 14 hari setelah beranak dapat dikawin ulang. Hal ini berkaitan erat
dengan sifat ovulasi ternak kelinci yang tidak spontan atau "induce
ovulation" yakni ovulasinya dapat terjadi melalui salah satu rangsangan
ovulasi, hormonal, thermis-mekanis, visual diantara ternak betina dan jantan
sekandang. Priyono (2011), menyatakan
bahwa kelinci merupakan hewan yang memiliki masa kebuntingan
28 sampai 35 hari dengan masa produksi 1 sampai 3 tahun. Umur dewasa kelinci
berkisar antara 4 sampai 10 bulan dan umur dikawinkan antara 6 sampai 12 bulan.
Jumlah anak per kelahiran bisa mencapai 4 sampai 10 ekor kelinci. Informasi
cara menentukan jenis kelamin kelinci adalah sangat penting, terutama untuk
pemula yang hendak memelihara kelinci pasangan. Jika membeli kelinci pasangan
ketika masih kecil tidak masalah, akan tetapi jika sudah mengalami masa
pubertas, kelinci bisa saling menciderai.
Menurut Farrel dan Raharjo (1984), kelinci menjadi
ternak pilihan karena pakannya tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, maupun
ternak industri yang intensif. Kelinci juga tumbuh dengan cepat, dan dapat
mencapai bobot badan 2 kg atau lebih pada umur 8 minggu, dengan fisiensi
penggunaan pakan yang baik pada ransum dengan jumlah hijauan yang tinggi.
BAB III
PEMBAHASAN
Berbagai jenis kelinci yang
berpotensi :
• Kelinci
pedaging : Flemish Giant, Chinchilla, New
Zealand White, English Spot, dsb.
• Kelinci
hias : Rex, Satin, Nederland Dwarf
• Kelinci
hias sekaligus pedaging : New Zealand White, Flemish Giant, California, Angora
Jenis
kelinci yang paling banyak diminati yaitu lop, nederland dwarf, polish, angora,
blanc de Hotot, Dutch, Chinchilla, Silver Martin, New Zealand White, Flemish
Giant, dan Tan. Sebagai penghasil fur (bulunya), misalnya rex, angora dan
silver.
Sebagai
penghasil daging dan kulit, yaitu New Zealand White, Caroline, Flemish, dan
Chinchilla. Selain manfaat tersebut kotoran dan urine dari semua jenis kelinci
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami yang saat ini masih sangat terbatas
namun sangat diminati oleh penggemar tanaman hias.
Rerpoduksi
dari ternak kelinci
Tanda-tanda jantan sedang berahi :
- agresif
- suka menggigit
- suka menandai tempat dengan air kencing
Tanda-tanda betina sedang berahi :
- agresif
- suka menyerang sesamanya
Kelinci jantan mulai dewasa kelamin umur 6-10 bulan,
sedangkan betina umur 5-9 bulan. Masa bunting betina antara 29-35 hari, umumnya
31-32 hari. Jumlah anak kelinci dalam satu kelahiran dapat mencapai 4-10 ekor.
Perkawinan dan Kebuntingan
Masa puber kelinci jantan umur 3 bulan dan bisa
membuahi pada usia 5 bulan. Sedangkan masa puber kelinci betina pada usia 5
bulan dan bisa hamil pada usia 5,5 bulan ke atas. Cara kawin. Bawa betina
ke kandang jantan. Masukkan dan biarkan bercumbu. Biasanya pejantan akan
menciumi bagian muka dan kelamin betina. Betina yang cenderung lari-lari
biasanya mudah kawin dibanding yang tengkurap tanpa gairah.
Tunggu sekitar 2-4 menit sampai betina nungging
memberikan kelaminnya kepada pejantan. Dalam waktu sekitar 30-40 detik pejantan
akan terkulai lepas. Satu menit kemudian ambil betina, istirahatkan dan berikan
makan. Sepuluh hingga lima belas menit kemudian kembali betina ke kandang
pejantan, ulang lagi hingga tiga kali. Jika pada ketiga kali betina tidak minat
kawin lagi tidak masalah. Dua kali cukup. Kawin sekali bisa
melahirkan antara 2-4 ekor anak. Sedangkan jika kawin 2-3 kali biasanya mampu
melahirkan 4-8, bahkan 10 anak, tergantung kondisi produktivitas sang betina.
Ciri-ciri kelinci jantan maupun betina hendak kawin
bisa dilihat pada bagian kelaminnya. Jika merah, tanda sudah pingin kawin. Bisa
juga dengan melihat tingkahnya, seperti pantatnya ngesot dip agar kandang, atau
menggesek-gesek dagunya. Atau bisa juga melihat dengan memegang bagian pantat.
Jika saat kelinci dipegang langsung nungging itulah tanda kepingin kawin. Kelinci hamil sangat
butuh perhatian. Sebagaimana manusia hamil, kelinci butuh pasokan gizi baik dan
pakan stabil. Lapar dan kurang minum saat hamil membuat stres sang induk.
Wortel setiap hari 1 batang cukup untuk memasok gizi. Masa hamil kelinci antara
29-33 hari.
Minggu pertama biasanya gelisah ketika janin tumbuh.
Berikan perhatian pakan yang cukup dan belaian khusus untuk menghindari stres.
Pada usia kehamilan 17 hari, kandungan mulai membesar. Sang induk semakin butuh
banyak makan. Pagi, siang, sore dan malam harus tersedia makanan. Memasuki usia kandungan
25 hari kelinci nampak gelisah karena menjelang kelahiran. Ciri-ciri hendak
melahirkan adalah sang induk mengorek-ngorek kandang dengan kuku kaki depannya.
Ini adalah karakteristik kelinci yang ingin menggali lubang di tanah. Sediakan
kotak dan jerami kering supaya induk merasa ada jaminan tempat melahirkan.
Sebelum melahirkan biasanya kelinci mencabuti
bulunya untuk tempat tidur sang anak. Kehamilan pertama dan kedua biasanya sang
induk agak gugup, namun sebagian ada yang langsung tanggap. Jerami untuk induk baru
sangat penting karena biasanya ia akan telat mencabuti bulunya. Kotak harus
bersih, tidak basah dan jangan sampai muncul hewan kutu (atau uget-uget). Saat hendak dan sesudah
melahirkan jangan sering dilihat, kecuali oleh Anda yang sudah terbiasa merawat.
Kelinci merasa ketakukan anaknya diganggu orang jika dilihat terus-menerus.
Berikan sayuran atau rumput serta minuman saat
menjelang kelahiran sebab setelah melahirkan kelinci sangat capek, dehidrasi
dan butuh makanan yang banyak. Telat memberi makanan saat kelahiran adalah
penyiksaan. Kenapa
kelinci kanibal? Dua kemungkinan utama. 1) Stres karena pasokan pakan sehat
sejak minggu pertama hingga minggu ke empat kurang terjamin sehingga dirinya
merasa tersiksa dengan kehadiran anak-anaknya. 2) Takut terhadap bahaya seperti
ancaman tikus, anjing, kucing dll.
Pasca kelahiran
Kelinci lahir hanya mengandalkan makan dari air susu
induknya (ASI). Biasanya induk menyusui pada jam-jam tertentu pada subuh atau
malam hari. Anak kelinci wajib mendapat pasokan ASI hingga usia 35 hari. Di
bawah itu anak tidak sehat dan gampang mati. Berdosa jika kita memisahkan anak
kelinci dari induknya sebelum usia 35 hari.
Pemisahan anak dari induk minimal 35 hari. Dimulai
sapih pada usia 32 hari dengan cara memisahkan pada siang hari dan
mengembalikan pada sore hari. Jika belum hendak dijual atau alasan lain, anak
kelinci bisa terus menyatu dengan induknya hingga umur 45 hari
Produktivitas Kelinci
Kelinci dapat bunting 5-6 kali dalam setahun, setiap
kebuntingan bisa menghasilkan anak kelinci minimal 5 ekor, dan bobot dewasa
2kg/ekor
1 induk
Kelinci = (5 bunting X 5 anak) X
2kg = 50 kg/hidup/tahun
1 induk Sapi = 1 anak/tahun = 100
kg/hidup/tahun
2 induk
Kelinci = 100 kg/thn bisa memproduksi setara 1 anak sapi
Gambaran Peluang Agribisnis ternak kelinci, Sebagai buktinya bahwa kelinci
mempunyai produksi yang lebih tinggi dari sapi adalah, jika satu satuan ternak
atau Animal Unit yang diwakili oleh
sapi dewasa mempunyai berat rata-rata 500kg (berat rata-rata kelinci dewasa
2kg). Jika kelinci dalam satu tahun diprogram untuk beranak sebanyak 5 kali dengan asumsi jumlah anak per kelahiran 5 ekor maka,
dalam setahun satu induk kelinci dapat menghasilkan anak sebanyak 25-30 ekor. Jika kelinci dijual dengan berat 2kg maka itu
artinya satu induk kelinci dalam satu tahun dapat menghasilkan daging dengan
berat hidup sebesar 50kg. Sedangkan sapi dalam setahun hanya menghasilkan satu anak
dengan berat sekitar 100kg (umur 3 bulan), sehingga perbandingan produksi
kelinci dengan sapi (dalam satuan ternak/animal
unit) adalah sebesar 1
: 2. Berdasarkan hal diatas maka
kelinci mempunyai prospek dan peluang yang besar untuk dikembangkan dan
dimaksimalkan produksinya.
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan
Potensi produktivitas yang dimiliki ternak kelinci sangat
tinggi, diharapkan bisa mengurangi ketergantungan pada ternak lain yang kurang
berpotensi. Dengan manajemen yang baik maka
peternakan kelinci akan menghasilkan produksi yang optimal.
Saran
Sebaiknya para peternak kelinci lebih memperhatikan
manajemen budidaya dari pengalaman maupun belejar dari peternak yang sudah
sukses, sehingga produksinya tidak mengalami kegagalan atau bangkrut.
Daftar Pustaka
Agus. 2011. Jenis Jenis Penyakit Pada Kelinci.
http://kelincihiasku.wordpress.com/2011/05/16/ jenis-jenis-penyakit-kelinc/
diakses pada tanggal 11/09/2012
Anonymous. 2011. Keuntungan budidaya kelinci http://budidayanews.blogspot.com/2011/08/ keuntungan-budidaya-kelinci.html.
Diakses pada tanggal
09/09/2012
Anonymus. 2011. Pakan
kelinci, hijauan atau konsentrat. http://prestasikelinci.wordpress.com/2011/12/16/pakan-kelinci-hijauan-atau-konsentrat/
Diakses pada tanggal 11/09/2012
Chandika. 2008. Membuat
kandang kelinci http://chandikarabbit.wordpress.com/2008/01/25/membuat-kandang-kelinci-yu/
diakses pada tanggal 09/09/2012
Diwyanto, K., R. Sunarlin, dan P.
Sitorus. 1985. Pengaruh persilangan
terhadap karkas dan preferensi daging kelinci panggang. Jurnal Ilmu dan
Peternakan 1 (10):427-430.
Ensminger, M.E., J.E. Oldfield dan
W.Heinemann. 1990. Feeds and Nutrition.
2nd Ed. The Ensminger Publishing Co., Clovis.
Farrel, D.J. dan Y.C.Raharjo. 1984.
Potensi ternak Kelinci sebagai Penghasil
Daging. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Priyono, Putra. 2011.
Cara Membedakan Jenis Kelamin Betina dan Jantan pada Kelinci. http://www.ilmupeternakan.com/2011/08/cara-membedakan-jenis-kelamin-betina-dan-jantan-pada-kelinci.html
. Diunduh 10 Mei
2012.
Purnama, R. Denny.
1997. Teknik Fostering Sebagai Tindakan Alternatif Dalam Usaha Meningkatkan
Produktivitas Induk Kelinci. Balai Penelitian Ternak Ciawi : Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar