Pages

Ads 468x60px

Labels

Kamis, 06 Agustus 2015

Makalah Bibit Babi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan peternakan merupakan bagian pembangunan nasional yang penting, karena salah satu tujuan pembangunan peternakan nasional adalah peningkatan sumber daya manusia secara berkelanjuta melalui perbaikan gizi untuk mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi, sebagai dasar pembentukan manusia Indonesia di masa depan.


Selain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tujuan pembanguan peternakan adalah untuk meningkatkan lapangan kerja, pendapatan dan kesejahteraan peternak, pelestarian lingkungan hidup dan menambah devisa Negara. Permintaan akan daging dan produk ternak lainnya terus meningkat, berkaitan dengan peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat serta kesadaran gizi.
Ternak babi merupakan salah satu komoditi ternak penghasil protein hewani yang mempunyai peranan penting dalam hal pemenuhan konsumsi daging, Babi memiliki keunggulan dari pada  ternak lain seperti sifat produksi dan  reproduksinya. Babi merupakan salah satu ternak yang perkembangbiakannya mengagumkan dan memiliki keunggulan daripada ternak yang lain. Ternak babi merupakan ternak profilik dimana satu kali kelahiran mampu menghasilkan lebih kurang 10 ekor, serta jarak kelahiran satu dan dua relatif pendek yaknisetahun dua kali kelahiran.
Usaha ternak babi memiliki kelenturan bisnis yang tinggi, artinya hasil usaha ternak babi berupa anak babi, babi muda, babi dewasa, induk dan pejantan afkir yang pada setiap umur dapat dijual peternak dan pasar untuk itupun ada setiap tahun, usaha ternak babi perlu dikembangkan karena dapat dijadikan usaha pokok atau usaha sampingan sehingga telah menompang kehidupan bagi banyak keluarga petani/peternak.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa jenis bibit Babi yang cocok untuk dibudidayakan?
2.      Bagaimana pemilihan bibit Babi yang baik untuk budidaya serta faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pemilihan bibit Babi?
1.3 Tujuan
1.      Menjelaskan jenis babi yang cocok di budidayakan.
2.      Menerangkan cara – cara pemilihan bibit babi serta faktor yang mempengaruhi.
1.4 Manfaat
1.      Untuk mengetahui jenis – jenis babi yang cocok di budidayakan sesuai kebutuhan
2.      Agar dapat melaksanakan seleksi pemilihan bibit yang baik serta  mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Sutiono (2010), beberapa alasan mengapa  ternak babi mempunyai arti penting dalam  ekonomi di antaranya, karena babi dapat  menghasilkan keuntungan yang relatif cepat  dari modal yang dikeluarkan. Babi dapat  beranak dua kali dalam setahun dan sekali  beranak dapat menghasilkan anak yang  banyak. Babi juga  mudah beradaptasi  dengan lingkungan. Sementara di sisi lain pakan untuk babi mudah diperoleh karena  tersedia di alam sehingga babi dapat  dijadikan sebagai salah satu sumber  pendapatan masyarakat/peternak.
(Subagyo,2012) menyatakan beberapa sifat penting pada ternak babi  adalah jumlah anak yang dilahirkan per induk per kelahiran, bobot lahir, jumlah anak lepas sapih, dan bobot sapih.Hal ini sangat dipengaruhi oleh perkawinan antar bangsa dan frekuensi beranak dari induk (parity) atau paritas.
Paritas induk berhubungan dengan umur induk saat melahirkan anak,maupun jumlah anak yang dilahirkan. Jumlah anak yang dilahirkan (littersize) akanmeningkat jika induk memiliki paritas tinggi. Hal ini sehubungan dengan kondisi fisiologis organ reproduksi induk yang berkembang sejalan dengan stadium kebuntingan (Partodihardjo, 1982).
Seleksi  Bibit Ada  beberapa  jenis  bibit  babi  antara  lain  : Berksive,  Chester  White,  T amworth,  Yorkshire, Sadleback,  Hampshire,  babi  liar/celeng  dll.
Tatalaksana pembibitan babi adalah kegiatan melakukan pembiakan babi hasil seleksi melalui perkawinan yang seleksinya didasarkan pada sifat produksi dan/atau reproduksi.Tatacara pembiakannya adalah: (a) melakukan perkawinan babi jantan dan betina untuk menghasilkan bibit; (b) menghasilkan untuk pedaging.
Usaha pembibitan babi dilakukan dengan mengacu kepada Pedoman Pembibitan Babi Yang Baik (GBP). Untuk mencegah kemungkinan terjadinya kontak/penularan bibit penyakit hewan pada ternak, dilakukan tindakan sebagai berikut : (1) lokasi pembibitan harus memiliki pagar untuk memudahkan kontrol keluar masuknya individu, kendaraan, barang serta mencegah masuknya hewan lain; (2) Setiap individu sebelum masuk ke unit kandang harus melalui ruang sanitasi untuk disemprot dengan desinfeksi. atau mencelupkan kaki ke bak cuci yang telah diberi disinfektans, (3) pengunjung yang hendak masuk lokasi pembibitan harus meminta izin dan mengikuti peraturan yang ada.
BAB III
PEMBAHASAN
Usaha peternakan babi dapat memberikan manfaat yang besar dilihat dari peranya sebagai penyedia protein hewani, Disamping dari segi ekonomi yang menguntungkan usaha ternak babi tidak terlepas dari segi yang kirang menguntungkan antara lain: (1) Sosial budaya masyarakat yang tidak semua mengonsumsi daging babi, (2) Alat pencernaan yang terbatas sehingga ternak babi hanya bias memakan konsentra dan hujauan dalam jumlah sedikit, (3) ternak babi sangat peka terhadap infeksi dari berbagai jenis penyakit dan parasite.
3.1  TIPE BABI
Bangsa-bangsa babi di dunia telah dikelompok-kelompokkan menjadi beberapa tipe, antara lain:
A.    Lard Type (babi tipe lemak)
Yang termasuk kelompok tipe babi lemak dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Ukuran tubuh berlebihan
2.      Cepat dan mudah menjadi gemuk, kemampuan dalam pembentukan lemak tinggi
3.      Ukuran kaki pendek
Contoh: bangsa-bangsa babi di Indonesia (cenderung ke arah tipe lemak)
Babi Lokal

B.     Meat Type (babi tipe pedaging)
Yang termasuk kelompok tipe babi pedaging dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Ukuran tubuh panjang, dalam dan halus
2.      Bagian sisi tubuh panjang, dalam dan halus
3.      Punggung berbentuk busur, kuat dan lebar
4.      Susunan badan padat, lemak sedikit
5.      Kepala dan leher ringan dan halus
6.      Ukuran kaki panjangnya sedang, tumit pendek kuat
7.      Ham berkembang sukup bagus dan dalam
Kelompok babi tipe ini banyak diternakkan di AS.
Contoh: Hampshire, Poland China, Spotted Poland China, Berkshire, Chester White and Duroc.
Babi Humpshire
Babi Poland China
Babi Berkshire
Babi Chester White

Babi Duroc
Yang termasuk kelompok tipe babi sedang dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Ukuran tubuh panjang dan dalamnya tubuh sedang, halus
2.      Ukuran lebar tubuh sedang dan timbunan lemak sedang, halus
Kelompok babi bacon ini banyak diternakkan di Inggris, Belanda, Canada dan Polandia.
Contoh: Yorkshire, Landrace dan Tamworth.
Babi Yorkshire
Babi Landrace
Tamwort
Walaupun babi tipe lemak (lard type) ini merupakan tipe yang tertua namun tipe babi ini lama-kelamaan menghilang sedikit demi sedikit karena permintaan pasar. Para konsumen beralih perhatian ke tipe pedaging sehingga para peternak pun mengikuti kehendak konsumen.
Bagi bangsa-bangsa babi Indonesia, belum bisa dikelompokkan dalam salah satu tipe-tipe yang kini dikehendaki oleh para konsumen seperti meat type dan bacon type. Jadi tipe-tipe babi di Indonesia sifatnya masih campuran tetapi ada tendensi mengarah pada tipe lemak. Belakangan ini banyak babi dari luar yang dikawinkan dengan babi lokal dengan maksud untuk mengupgrade.
Ada beberapa jenis babi yang cocok digunakan untuk bibit antara lain: Berksive, Chester White, T amworth, Yorkshire, Sadleback, Hampshire, babi liar/celeng dan ciri fisik Babi yang baik dapat dilihat dari: Letak puting simetris, Tubuh padat dan  berisiKaki kokoh  dan  tegapsedangkan cara pemilihan bibit babi yang baik dapat dilihat dari spesifikasi yang dikemukakan (Abu Bakar, 2012)
1. Bibit diutamakan hasil produksi dari pembibit;
2. Babi bebas dari penyakit menular;
3. Memenuhi persyaratan teknis minimal bibit babi sesuai galur yang digunakan;
4. Babi betina induk siap berproduksi dan pejantan siap kawin. Untuk mengatasi kesulitan penyediaan babi induk, dipertimbangkan pengadaan bibit dengan memperhitungkan pakan sampai dengan babi siap produksi
Dalam usaha pembibitan babi haruslah berkesimbungan dari awal hingga akhir seperti yang dikemukakan (Abu Bakar, 2012) Tata laksana pembibitan dimulai dari :
1.   Seleksi Bibit
2.   Kandang dan Perlengkapan
3.   Pakan dan Obat
4.   Kesehatan Hewan
5.   Biosekuriti
6.   Tata Laksana Pembiakan
7.   Replacement (Peremajaan)
3.2.PEMILIHAN BIBIT BABI
Seleksi babi-babi yang hendak dijadikan bibit dilakukan dengan berbagai cara. Berbagai cara tersebut umunya didasarkan pada kriteria :
1.      Pemilihan individu
2.      Pemilihan atas hasi produksi
3.      Pemilihan berdasarkan silsilah
A.    Pemilihan Individu (performance)
Pemilihan individu ini berdasar pada:
a.       Kesehatan
Babi yang hendak dijadikan bibit harus betul-betul kuat dan sehat. Tanda-tanda babi yang sehat antara lain:
1.      Nafsu makan baik, normal
2.      Pertumbuhan baik, cepat menjadi besar
3.      Lincah, gesit
4.      Kotoran tidak terlalu keras atau encer
5.      Air kencing keluar terputus-putus(pejantan)
6.      Ekor melingkar
b.      Kesuburan dan sifat keibuan
1.      Babi induk yang subur Induk yang subur ialah induk yang pada setiap kali birahi mampu memproduksi ata mengovulasikan sel telur dalam jumlah besar, 14 – 18 buah. Dan sejumlah besar di antaranya bias ditunasi, sehingga pada saat induk itu melahirkan jumlah anaknya pun cukup banyak. Dan induk yang subur ini pada umumnya memiliki intensitas beranak yang cukup baik, minimal dua kali beranak dalam waktu 1 tahun.
2.      Sifat keibuan Adalah induk-induk yang pandai merawat anak-anaknya da produksi air susu pun banyak, sehingga mereka selalu siap menyusui anaknya dengan rajin. Hal ini sama sekali berbeda dengan induk-induk yang memiliki sifat buas, mereka pasti akan selalu memusuhi anak-anaknya dan bahkan kurang mengerti terhadap anak-anaknya yang tertindih. Jadi induk-induk yang baik bukan saja mereka yang bias menghasilkan anak banyak, melainkan juga induk-induk yang mampu memproduksi air susu yang cukup tinggi dan bias merawat anak-anaknya dengan baik. Sebab induk yang produksi susunya sedikit, anak-anaknya pasti banyak yang mati kelaparan. Demikian pula bagi induk yang tak memiliki sifat keibuan, maka anak-anak asuhannya pun pasti akan banyak yang mati akibat tertindih atau terlantar. Demikian kedua faktor ini betul-betul sangat penting di dalam seleksi. Walaupun jumlah anak yang dilahirkan itu bias dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur induk, kondisi induk waktu kawin serta pejantan yang dipakai, namun setiap individu secara alamiah memiliki tingkat kesuburan dan sifat keibuan yang berbeda-beda.
c.       Temperamen Induk-induk yang temperanmenya jelek harus diafkir, misalnya buas, nervous.
d.      Bentuk luar yang baik
1.      Babi induk yang baik
-          Kepala : Besarnya sedang, rahang ringan.
-          Tubuh : Panjang, pada punggun agak berbentuk busur dan kuat
-          Bahu : Lebar dan rata dengan punggung
-          Perut : Bila dipegang lunak, halus
-          Jumlah putting : Cukup banyak, 12-14 buah dan letaknya simetris, genap.
-          Kaki : Kaki kuat, lurus, tumit kuat, kuku rapat, simetris dan kuat
-          Ham (paha) : tebal, lebar - Ekor : melingkar (menunjukkan babi yang sehat)
2.      Babi jantan
-          Kepala : Ringan.
-          Pandangan : Tajam.
-          Tubuh : Panjang, pada punggung agak melengkung dan kuat.
-          Bahu : Lebar, dalam dan rata dengan punggung.
-          Kaki : Kuat, lebih-lebih kaki belakang, dengan tumit yang kuat.
-          Kuku : Rapat, simetris, bersih.
-          Testes : Besarnya sama, simetris.
-          Jumlah putting : cukup banyak, 12-14 buah dan genap.
-          Perut : Bagian bawah rata.
-          Temperamen : Agresif, bersemangat.
B.     Pemilihan atas Hasil Produksi
Seleksi yang didasarkan atas hasil produksi ini sangat erat hubungannya dengan kesuburan dan sifat eibuan induk. Sebab pemilihan bibit ini ditujukan terhadap hasil produksi keturunan. Adapun hasil keturunan yang dimaksud antara lain ialah :
1.      Jumlah dan berat anak pada setiap kelahiran hendaknya merata, tidak ada ynag terlalu kecil ataupun terlalu besar. Sedangkan berat anak babi waktu lahir yang akan dijadikan bibit rata-rata 1,5 kg dengan jumlah anak yang dilahirkan rata-rata 12-14 ekor.
2.      Angka kematian sampai pada penyapihan rendah. Jumlah anak yang bias dipelihara sampai umur 3 minggu : 10-12 ekor, sedangkan sampai dengan disapih pada umru 6-8 minggu : 9-5 ekor.
3.      Pertumbuhan berat badan cukup bagus, Misalnya : 1. Umur 3 minggu mencapai berat 6 kg 2. Umur 6 minggu: 13 kg. 3. Umur 8-10 bulan mencapai 100 kg (dipotong).
4.      Persentase kerkas tinggi : 70-75%. Lebih jelasnya perhatikan tabel 1 :





Keterangan
Baik
Sedang
Kurang
 Berat babi umur 8 minggu
 16 kg
 14 kg
 12 kg
 Jumlah anak
 12 ekor
 10 ekor
 8 ekor
 Yang bisa dipelihara/ disapih
 10 ekor
 8 ekor
 6 ekor
                      Tabel 1. Data babi sesuai beratnya
C.     Pemilihan Berdasarkan Silsilah (pedigree)
Babi-babi yang hendak dipakai sebagai bibit harus diketahui jenis atau bangsa serta tipenya. Pemilihan terhadap suatu bangsa babi atau strain yang hendak diternakkan tentu saja tergantung pada kesenangan peternak dan lingkungan di mana bangsa tersebut sudah banyak diternakkan. Dan selanjutnya untuk mengetahui bangsa babi tersebut termasuk tipe pedaging atau spek, bias diamati pada bentuk luarnya. Adapun perbandingan sifat-sifat terpenting kedua tipe tersebut ialah pada tabel 2:
Bentuk Luar
Tipe Spek
Pedaging
 Bentuk badan
 Pendek, lebar dan dalam
 Panjang
 Kepala
 Agak pendek dan rahang berat
 Agak panjang dengan rahang ringan
 Bagian tubuh
 Bahu lebar dalam
 Ringan, dada dangkal
 Bagian tengah
 Pendek, lebar
 Lebar, panjang
 Bagian belakang
 Lebar, pendek, bulat berlemak
 Lebar, panjang dan silang segi empat dengan ham yang dalam
 Bagian kaki
 Pendek, lebar
 Agak ringan

Tabel 2. sifat-sifat bangsa babi

BAB IV
KESIMPULAN

Terdapat beberapa jenis babi yang dapt dijadikan bibit antara lain: Berksive, Chester White, T amworth, Yorkshire, Sadleback, Hampshire, babi liar/celeng. Sedangkan ciri fisik Babi yang baik dapat dilihat dari
1) Letak puting simetris
2) Tubuh padat dan berisi
3) Kaki kokoh dan tegap
Tata laksana usaha pembibitan babi harus memperhatikan hal-hal seperti ini:
1.      Seleksi Bibit
2.      Kandang dan Perlengkapan
3.      Pakan dan Obat
4.      Kesehatan Hewan
5.      Biosekuriti
6.      Tata Laksana Pembiakan
7.      Replacement (Peremajaan)








DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Abu. 2012. Pedoman Teknis Pembibitan Babi. Direktorat Jendral Peternakan Dan Kesehatan Hewan. Kementrian Pertanian
Sution. 2010.Beternak Babi.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat
Subagyo,Sunarto. 2012. Performan Anak Babi Silangan Berdasarkan Parietas Induknya. Sains Peternakan Vol 10 Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Partodiharjo, S. 1982. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara.Jakarta
Anonim. 2012. Budidaya Ternak Babi. http://budidayaternak.comxa.com/single.php? conten=Halaman-Kategori-Budidaya&idbudidaya=3&halaman=1. Diakses pada tanggal 23 Februari 2012.
Mangisah, Istna. 2003. Diktat Kuliah Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak babi. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Semarang.






Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates