BAB
I PENDAHULUAN
1.1.Latar
belakang
Kebutuhan
susu yang meningkat merupakan salah satu faktor perkembangan peternakan sapi
perah di Indonesia. faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas produksi
susu diantaranya adalah : jumlah dan kualitas pakan, bulan laktasi, fase
laktasi, dan bangsa sapi perah. Dalam penelitian ini bulan laktasi, fase
laktasi, dan bangsa sapi perah pada kondisi yang sama.
Download Fulltext
Manajemen
pakan merupakan hal yang paling penting di dalam usaha peternakan sapi perah. Sebuah
usaha peternakan sapi perah memerlukan anggaran kebutuhan pakan mencapai 70%
dari seluruh biaya produksi. Kekurangan pakan akan menyebabkan terjadinya
penurunan produksi, derajat kesehatan dan juga berpengaruh buruk terhadap
reproduksi. Permasalahan yang sering terjadi adalah produktivitas sapi perah
yang rendah, bahkan kualitas susu yang tidak memenuhi standar industri
pengolahan susu. Produktivitas yang rendah bisa disebabkan oleh pemberian pakan
yang kurang baik
Tindakan
sanitasi merupakan suatu usaha untuk menjaga kebersihan kandang yang akan
memberikan dampak yang positif yaitu ternak dapat terbebas dari penyakit baik
melalui bakteri, virus maupun parasit. Dengan penerapan proses sanitasi yang
baik, secara langsung dapat mengurangi jumlah knkontaminan (sumber penyakit)
sehingga hasil produksi bisa maksimal secara kualitas & kuantitas.
1.2.Tujuan
·
Untuk mempelajari manajemen pakan ternak
perah (pedet & sapi induk laktasi) yang baik
·
Untuk mengetahui sistem sanitasi di
peternakan sapi perah
1.3.
Rumusan Masalah
1. Manajemen
pakan sebagai faktor optimalisasi produksi
2. Sanitasi
peternakan memaksimalkan produksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi perah termasuk hewan ruminansia, sehingga
ransum sapi perah sebaiknya terdiri dari hijauan leguminosa dan rumput yang
berkualitas baik serta dengan konsentrat tinggi kualitas serta palatable .
Pemberian pakan hendaknya mencukupi bagi sapi dan harus efisien, sehingga tidak
menimbulkan kerugian ekonomi. Umumnya ransum ternak besar (sapi) terdiri dari
60% hijauan dan 40% limbah pengolahan pangan (bekatul dan bungkil), dan
pemberian pakan konsentrat hendaknya sebelum hijauan yang bertujuan untuk
merangsang pertumbuhan mikroba rumen. Pemberian pakan hijauan diberikan setelah
pemerahan agar mikroba dalam rumen dapat dimanfaatkan dan karbohidrat dapat
dicerna. Kebutuhan bahan kering (BK) untuk sapi laktasi adalah 2 – 4 % dari
bobot badan. Selanjutnya dijelaskan bahwa BK pakan berfungsi sebagai pengisi
lambung dan merangsang dinding saluran pencernakan untuk menggiatkan pembentukan
enzim..(Putra Adika, 2009)
Jenis
pakan yang biasa diberikan ke ternak sapi perah terbagi 3 jenis menurut Ediyati
Wiwiek dkk, (2009) antara lain :
a. pakan
hijauan harus berkualitas dan tidak ada zat toksik, dapat berasal dari rumput,
leguminosa, sisa hasil pertanian dan dedaunan yang mempunyai serat kasar yang
relatif tinggi dan kadar energi rendah;
b. pakan
konsentrat merupakan pakan dengan kadar serat rendah dan kadar energi tinggi,
tidak terkontaminasi dengan mikroba, penyakit stimulan pertumbuhan, hormon,
bahan kimia, obat-obatan, mycotoxin sesuai standar yang telah ditetapkan;
c. pakan
tambahan (feed additive) dan pakan pelengkap (feed supplement) harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.
Sapi
perah membutuhkan sejumlah zat makanan untuk memenuhi kebutuhan berbagai fungsi
tubuhnya. Pada dasarnya kebutuhan sapi perah terdiri dari kebutuhan pokok hidup
dan kebutuhan untuk produksi. Kebutuhan pokok hidup adalah kebutuhan untuk
memenuhi proses-proses hudup saja tanpa proses pertumbuhan dan produksi susu.
Kebutuhan pokok hidup tergantung pada bobot badan, sedang kebutuhan untuk
pertumbuhan tergantung pada kecepatan pertumbuhan rata-rata perhari. (Nababan
R.L , 2008)
Menurut
Putra Adika(2009) Sanitasi merupakan
usaha menjaga kesehatan melalui kebersihan agar ternak bebas dari suatu infeksi
penyakit baik bakteri, virus dan parasit antara lain :
·
Menjaga kebersihan dengan mensuci
hamakan peralatan kandang,
·
Kebersihan kulit ternak yang dipelihara,
·
Menjaga kebersihan didalam dan diluar
kandang,
·
Mengubur dan menbakar bangkai,
·
Kebersihan petugas,
·
Kebersihan pakan dari kandungan racun
Beberapa
prosedur sanitasi sebelum pemerahan antara lain, Membersihkan kandang dan
peralatan pemerahan. Memandikan sapi, terutama pada bangian ambing, bagian
belakang disekitar lipatan paha bagian dalam dengan menggunakan kain lap basah.
Kemudian ambing di lap lagi dengan air hangat (37°C) untuk menghindari
pencemaran bakteri dan juga untuk merangsang agar air susu dapat keluar dari
kelenjar-kelenjar susu . Olesi puting susu dengan vasline agar puting susu
tidak luka atau lecet. Bagi petugas pemerah diusahakan memakai pakaian khusus
yang bersih. Setelah pemerahan selesai, ambing puting dibilas dengan air bersih
danhangat kemudian puting susu dicelup dengan larutan biocid. (Suheri G, 2000)
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1. MANAJEMEN
PAKAN
3.1.1. Manajemen
pakan pedet
Menurut (Nababan R.L , 2008) Pemberian
pakan disesuaikan dengan kebutuhan serta umur ternaknya. Pemberian pakan pada
pedet dibedakan menjadi 4 kelas.
·
Pertama, pedet umur 1-7 hari. Pedet ini
hanya diberi susu kolostrum saja sebagai makanan. Sistem pencernaan pedet ini
belum bisa berfungsi secara normal untuk mencerna bahan pakan (konsentrat dan
hijauan khususnya).
·
Kedua, pedet umur 7-30 hari diberi susu
skim dan diberi pula konsentrat 0,4 gram per ekor per hari. Konsentrat
merupakan pakan untuk merangsang pertumbuhan fili-fili rumen (Gillespie, 1998).
·
Ketiga, pedet umur 1-3 bulan diberi susu
skim yang dicampur dengan susu dari sapi yang sehat dan diberi konsentrat 2 kg
per ekor per hari serta hijauan 2 kg per ekor per hari.
·
Keempat, pedet lepas susu diberi
konsentrat dan hijauan yang lebih banyak dari pedet yang masih minum susu.
Konsentrat diberikan sebanyak 3,5 kg per ekor perhari, sedangkan hijauan
diberikan sebanyak 4 kg per ekor per hari
Pedet yang baru lahir langsung
diberi kolostrum baik dari induk sendiri maupun dari induk yang lain. Pemberian
kolostrum dilakukan sampai pedet berumur 7 hari, setelah itu sampai umur kurang
lebih tiga bulan pedet diberi susu pengganti. Susu buatan dibuat dari skim milk
dicampur air hangat dengan komposisi 1 kg skim milk ditambah 9 liter air hangat.
Pemberian kolostrum dan susu dilakukan dua kali sehari yaitu pukul 03.00 WIB
dan 14.00. Hijauan mulai diberikan setelah pedet berumur 2 bulan, sedangkan
konsentrat diberikan setelah pedet berumur 7 hari.
Colostrum diberikan biasanya berlangsung selama 5-7
hari. Pemberian kolostrum diteruskan sampai 2 atau 3 hari lagi, biasanya juga
menggunakan ember atau nipel (Putra Adika, 2009) Sedangkan Menurut Ediyati
Wiwiek dkk, (2009) menajemen pakan untuk pdet terbagi 3 fase utama yaitu :
1. Pemberian
kolostrum
·
kolostrum diberikan setelah dilahirkan
(jangan lebih dari satu jam) sebanyak 2 liter sekali pemberian atau maksimal
10% dari berat lahir;
·
pedet dilatih minum kolostrum dengan
menggunakan jari tangan sampai pedet dapat mengkonsumsi dengan baik;
·
kolostrum diberikan 2 sampai 4 kali
sebanyak 3-4 liter per hari sampai umur 7 hari dengan menggunakan tempat minum
yang bersih.
2. Pemberian
susu
·
susu diberikan mulai hari ke delapan
sampai umur tiga bulan dan diberikan dua kali dalam sehari;
·
jumlah susu yang diberikan sesuai dengan
umur pedet dengan menggunakan tempat yang bersih;
3. Pemberian
pakan padat (calf starter dan rumput) dan air minum
·
pakan padat (calf starter dan rumput
kering/hay) diberikan mulai hari kedelapan, yang jumlahnya disesuaikan dengan
umur dan berat badan pedet;
·
calf starter dan rumput kering/hay
ditempatkan pada tempat yang bersih;
·
air bersih diberikan secara ad libitum
dengan menggunakan tempat yang bersih.
3.1.2. Manajemen
pakan sapi laktasi
Pemberian
pakan yang mencukupi pada sapi laktasi menghasilkan produksi susu sebanyak 10,1
liter per ekor per hari. Jika dihubungkan evaluasi kecukupan pakan dengan
produksi susu yaitu, evaluasi pakan yang mencukupi seharusnya produksi susu
tinggi. Bagi sapi laktasi pakan yang diberikan berupa konsentrat dan hijauan. Konsentrat
diberikan 2 kali sehari pada pagi hari pukul 07.00 WIB sebelum pemberian
hijauan, dan siang hari sebelum pemerahan pada pukul 13.30 WIB (Nababan R.L , 2008)
Pada permulaan laktasi, bobot badan akan mengalami
penurunan, karena sebagian dari zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk
pembentukan susu diambil dari tubuh sapi. Pada saat itu juga sapi laktasi
mengalami kesulitan untuk memenuhi zat-zat makanan yang dibutuhkan sebab nafsu
makannya rendah, oleh karena itu pemberian ransum terutama konsentrat harus
segera ditingkatkan begitu nafsu makannya membaik kembali. Kebutuhan bahan
kering (BK) untuk sapi laktasi adalah 2 – 4 % dari bobot badan. Selanjutnya
dijelaskan bahwa BK pakan berfungsi sebagai pengisi lambung dan merangsang
dinding saluran pencernakan untuk menggiatkan pembentukan enzim. Kebutuhan
ternak akan bahan kering meningkat sesuai dengan bertambahnya produksi susu.
jumlah air minum yang dibutuhkan sapi perah tergantung dari ukuran tubuh, suhu
lingkungan, produksi susu dan kadar air pakan yang dikonsumsi sapi perah
laktasi membutuhkan 4 - 6 liter air untuk setiap kilogram Berat Kering yang
dikonsumsi.(Putra Adika, 2009)
Sapi induk laktasi (Lactation Cow)
adalah sapi yang telah beranak dan menghasilkan susu manajemen pemberian
pakannya menurut Ediyati Wiwiek dkk, (2009) :
·
konsentrat diberikan sebanyak 1,5-3%
dari berat badan, disesuaikan dengan produksimsusu, diberikan 2-3 kali dalam
sehari sesudah pemerahan;
·
pakan hijauan diberikan sebanyak 10%
dari berat badan dalam bentuk sudah dicacah dengan ukuran 3-5 cm;
·
pakan hijauan diberikan sebelum sapi
diberi konsentrat untuk menghindari asidosis;
·
air minum diberikan secara ad libitum.
3.2. SANITASI
Sanitasi merupakan salah satu upaya untuk menjaga
kesehatan ternak dengan menggunakan tindakan preventif untuk mencegah
terjangkitnya penyakit. Sanitasi dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang,
kebersihan ternak, kebersihan lingkungan serta kebersihan peternak itu sendiri.
Menurut Putra Adika (2009), sanitasi dalam petrnakan sapi perah terbagi 3 yaitu
1. Sanitasi
Kandang
Kebersihan
harus selalu dijaga kotoran sapi harus selalu dibuang pada tempat yang telah disediakan,
genangan air dalam kandang harus dikeringkan untuk menghindari berkembang
biaknya kuman, bakteri maupun jamur dan diupayakan tidak ada lalat atau
serangga lain yang dapat menggangu ternak dikandang. menjaga kebersihan kandang
dilakukan dengan cara membersihkan kandang dan memandikan sapi perah dengan
menggunakan Air dengan tujuan untuk mengurangi datangnya bakteri yang
menyebabkan parasit serta mengurangi amoniak, lantai kandang juga dibersihkan
agar ketika memerah susu berada dalam keadaan steril.
2. Sanitasi
Ternak
Sedapat
mungkin diupayakan ternak dimandikan minimal satu kali sehari atau dua kali
sehari apabila tersedia air, sapi sangat perlu dimandikan pada pagi hari karena
biasanya pada malam hari telah penuh dengan kotoran yang menempel pada tubuhnya.
Kebersihan
terhadap sapi perah sangat perlu diperhatikan. Sapi perah adalah ternak yang
sangat sensitive terhadap penyakit, terutama penyakit masitits. Sehingga
kesehatan dan kebersihan sapi perah perlu diperhatikan. Untuk mengurangi resiko
penyakit sapi perah tersebut, salah satu caranya adalah dengan memandikannya.
Selain mengurangi resiko penyakit memandikan sapi perah juga bertujuan untuk
menjaga kebersihan air susu sapi perah pada saat diperah. Dengan cara
dimandikan, kebrsihan air susu sapi perah akan tetap terjaga. Pemandiaan sapi
perah sangat perlu dilakukan agar susu yang dihasilkan bersih dari kotoran
maupun rambut yang rontok dan agar sapi tetap sehat karena respirasi kulitbaik
sehingga metabolisme akan baik juga. Betina yg diperah sebaiknya disikat setiap
hari untuk menghilangkan rambut-rambut yang rontok, rambut panjang di sekitar
ambing kaki belakang serta bagian belakang dari daerah lipat paha dicukur agar
mudah dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel sehingga takmengotori susu
dan air cukup dimandikan agar lebih bersih dan segar.
3. Sanitasi
Lingkungan
Sanitasi lingkungan dapat dilakukan
dengan mengolah kembali sisa – sisa pakan hijauan yang menjadi salah satu
limbah di lingkungan peternakan. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
keberhasilan usaha beternak Sapi perah yaitu faktor kebersihan, terutama
kebersihan lingkungan baik itu kebersihan kandang maupun kebersihan ternak itu
sendiri. Lingkungan yang tidak bersih dan kotor dapat mengganggu aktivitas
ternak dan juga dapat menimbulkan bibit penyakit terutama pada saat
pemerahan susu pada Sapi perah. Memandikan ataupun membersihkan sapi perah
secara rutin sebelum melakukan pemerahan merupakan suatu hal yang sangat
penting dilakukan dalam pemeliharaan sapi perah selain sapi perah
kelihatan bersih dan merasa nyaman juga dapat mencegah terjadinya
kontaminasi terhadap air susu pada saat melakukan pemerahan akibat kotoran yang
melekat pada tubuh ternak tidak dibersihkan. Selain itu kondisi tubuh yang tidak
bersih dapat menimbulkan penyakit pada ternak itu sendiri karena kuman maupun
bakteri dapat berkembang pada kondisi lingkungan yang kurang baik.
Sedangkan menurut Suheri G, (2000) Sebelum melakukan
pemerahan pada sapi, maka yang perlu diperhatikan dan harus dilakukan adalah
kebersihan kandang seperti kotoran sapi, air kencing, sisa-sisa rumput baik di
dalam kandang maupun disekitar lokasi kandang. Kotoran-kotoran di atas lantai
harus bersih yaitu dengan menyemprotkan air di permukaan lantai kandang sapi.
Kemudian mandikan sapi-sapi tersebut dan disikat agar kotoran yang menempel
pada badan sapi bersih . Tujuan membersihkan lantai dan memandikan sapi adalah
untuk menghindari terjadinya pencemaran terhadap susu, disamping kualitas dan kesehatan
susu akan terjamin.
KESIMPULAN
1. jumlah
air minum yang diberikan pada sapi perah laktasi sebaiknya adalah ad libitum
karena tidak akan menimbulkan efek negatif bahkan dapat meningkatkan
produksi air susu.
2. Fungsi
pakan bagi ternak utamanya adalah sebagai pemenuhan hidup pokok, pertumbuhan,
reproduksi dan produksi susu. Produksi susu yang berkualitas tinggi di hasilkan
oleh peternakan yang mempunyai pengelolaan dan manajemen pakan yang baik,
disamping itu juga tergantung dari genetik dan stadium laktasi sapi perah
3. sanitasi
kandang, sanitasi ternak dan sanitasi lingkungan. Ketiga sanitasi dilakukan
untuk menjaga kebersihan kandang dan memberi rasa nyaman pada ternak sehingga
meminimalkan,terjadinya penyakit baik berasal dari bakteri, virus dan parasit.
Sanitasi merupakan suatu usaha pembersihan baik pada ternak, kandang serta
lingkungan sekitar supaya keadaan sekitar menjadi nyaman untuk hidup
Daftar Pustaka
Ediyati, Wiwik,
Jodi HS dan Widodo Rohadi. 2009. Prosedur
Baku Pelaksanaan Produksi Bibit pada Usaha Pembibitan Sapi Perah.
Direktorat Jenderal Peternakan
Nababan, Rendy
Leonardus. 2008. Kegiatan Usaha
Pemeliharaan Sapi Perah di P.T Dairy Taurus Farm Kec. Cicurug Kab. Sukabumi.
Universitas Jenderal Soedirman
Putra, Adika.
2009. Potensi Penerapan Produksi Bersih
pada Usaha Peternakan Sapi Perah. Universitas Diponegoro
Suheri, G. 2000.
Teknik Pemerahan dan Penangan Susu Sapi
Perah. Balai Penelitian Ternak, Ciawi - Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar