Formalin merupakan
zat pengawet yang sering digunkan untuk mengawetkan makanan. Formalin mempunyai
sifat formaldehida mudah larut dalam air sampai kadar 55%, sangat reaktif dalam
suasana alkalis serta bersifat sebagai zat pereduksi kuat, mudah menguap karena
titik didihnya yaitu -21°C. Alaminya formaldehida juga dapat ditemui dalam asap
pada proses pembakaran makanan yang bercampur fenol, keton dan resin (Winarno, 2004).
Formalin bereaksi dengan asam kromatopik
menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna merah keunguan. Reaksinya dapat
dipercepat dengan cara menambahkan asam fosfat dan dan hydrogen peroksida.
Caranya bahan yang diduga mengandung formalin ditetesi dengan campuran antara
asam kromatopik, asam fosfat, dan hydrogen peroksida. Jika dihasilkan warna
merah keunguan maka dapat disimpulkan bahwa bahan tersebut mengandung formalin
(Widyaningsih dan Murtini., 2006).
Penggunaan formalin pada bahan pangan merupakan
suatau tindak kejahatan. Formalin biasanya digunanakan sebagai bahan pengawet
mayat dan pengawetan hewan untuk penelitian. Formalin juga berfungsi sebagai
desinfektan, antiseptik, antihidrolik serta bahan baku industri pembuatan lem plywood,
resin dan tekstil (Saparinto & Hidayati, 2010).
Formalin dalam jumlah yang sedikit akan larut dalam
air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Itu sebabnya formalin
sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah. Imunitas tubuh sangat berperan
dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Imunitas tubuh yang rendah,
sangat mungkin formalin dengan kadar rendah pun bias berdampak buruk terhadap
kesehatan (Farida, 2010).
Formalin merupakan bahan beracun dan
berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungan dalam tubuh tinggi, akan
bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel, sehingga menekan
fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh.
Akumulasi formalin yang tinggi di dalam tubuh akan menyebabkan berbagai keluhan,
misalnya iritasi lambung dan kulit, muntah, diare, serta alergi. Bahkan bisa
menyebabkan kanker, karena formalin bersifat karsinogenik.termasuk ke dalam
karsinogenik golongan IIA (Mudjojanto, 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar