Pages

Ads 468x60px

Labels

Kamis, 31 Mei 2018

Makalah Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pengertian tentang filsafat, filsafat ilmu,  hubungan ilmu dengan ilmu-ilmu lain aspek filsafat dalam ilmu pendekatan penelitian kuantitatif pendekatan penelitian kualitatif pendekatan penelitian kaji tindak atau action research pendekatan perbandingan tiga tipe penelitian. Tujuan dan dasar-dasar penelitian, observasi dan generalisasi, sampling, data untuk pengambilan keputu­san, metode korelasi, desain penelitian sederhana dan kompleks, penulisan laporan penelitian bidang lingkungan.  Rancangan percobaan faktorial dan analisisnya. Metode pengambilan keputusan dengan mempergunakan berbagai model optimasi : Program linier, program dinamik, model antrian, model transportasi, program non lilier, separable dan integer programming. Prinsip-prinsip statistik dalam pengelolaan lingkungan hidup, interaksi antar variable, menentukan tingkatan kepentingan berbagai variable, menyusun model secara fungsional dan matematik.

Berfilsafat dapat juga bermula dari adanya suatu kesadaran akan keterbatasan pada diri manusia. Berfilsafat kadang-kadang dimulai apabila manusia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah, terutama dalam menghadapi kejadian-kejadian alam. Apabila seseorang merasa bahwa ia sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasan dirinya tadi manusia mulai berfilsafat. Ia akan memikirkan bahwa di luar manusia yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak terbatas yang dijadikan bahan kemajuan untuk menemukan kebenaran hakiki.
Text Box: 1Metode merupakan prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan, metode ilmiah adalah teknik pendekatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah. Metode ilmiah memiliki tahap-tahap sistematis dalam suatu penelitian ilmiah. Hasil dari penelitian ilmiah dapat berupa pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, sebab ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yang tercantum dalam metode ilmiah.
B.  Rumusan Masalah
Perumusan masalah akan memudahkan penulis dalam pengumpulan bahan, menyusun dan menganalisisnya, sehingga penulisan dapat dilakukan secara mendalam dan sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah:
1.    Apa saja karakteristik berfikir filsafati?
2.    Bagaimana hubungan antara filsafat dengan kebudayaan dan lingkungan?
3.    Bagaiamankah kedudukan filsafat ilmu dan metodologi penelitian?
C.  Tujuan Masalah
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui karakteristik berfikir filsafati.
2.      Mengetahui hubungan antara filsafat dengan kebudayaan dan lingkungan.
3.      kedudukan filsafat ilmu dan metodologi penelitian.









BAB II
PEMBAHASAN

A.  Karakteristik Berfikir Filsafati
Sifat menyeluruh berpikir filsafati. Seseorang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang. Atau seseorang yang berdiri di puncak tinggi, memandang ke ngarai dan lembah di bawahnya. Masing-masing ingin mengetahui hakikat dirinya atau menyimak kehadirannya dalam kesemestaan alam yang ditatapnya.
Seorang ilmuan tidak akan pernah puas mengenai ilmu hanya dari sisi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan lainnya. Apa kaitan ilmu dengan moral, dengan agama, dan apakah ilmu itu membawa kebahagiaan kepada dirinya.
Sifat mendasar berfikir filsafati. Selain tengadah ke bintang-bintang, orang yang berfikir filsafati juga membongkar tempat berpijak secara fundamental. Dia tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu dapat disebut benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? Lalu benar itu apa? Pertanyaan itu melingkar sebagai sebuah lingkaran, yang untuk menyusunnya, harus dimulai dari sebuah titik, sebagai awal sekaligus sebagai akhir. Lalu bagaimana menentukan titik awal yang benar?
Text Box: 3Sifat spekulatif berfikir filsafati. Tidaklah mungkin manusia menangguk pengetahuan secara keseluruhan, bahkan manusia tidak yakin pada titik awal yang menjadi jangkar pemikiran yang mendasar. Ini hanya sebuah spekulasi. Menyusun sebuah lingkaran memang harus dimulai dari sebuah titik, bagaimanapun spekulatifnya. Yang penting, dalam prosesnya nanti, dalam analisis maupun pembuktiannya, manusia harus dapat memisahkan spekulasi mana yang paling dapat diandalkan. Tugas utama filsafat adalah menetapkan dasar-dasar yang dapat diandalkan.
Semua pengetahuan yang ada, dimulai dari spekulasi. Dari serangkaian spekulasi dapat dipilih buah pikiran yang paling dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari penjajahan pengetahuan. Tanpa menerapkan kriteria tentang apa yang disebut benar maka tidak mungkin pengetahuan lain berkembang atas dasar kebenaran. Tanpa menetapkan apa yang disebut baik dan buruk, tidak mungkin bicaara tentang moral. Tanpa wawasan apa yang disebut indah dan jelek, tidak mungkin berbicara tentang kesenian.
B.  Hubungan Antara Filsafat Dengan Kebudayaan dan Lingkungan
Hubungan filsafati dengan kebudayaan. Kebudayaan berasal dari kata ke-budaya-an. Budaya berarti budi dan daya. Unsur budi adalah cipta (akal), rasa, dan karsa (kehendak). Kebudayaan adalah hasil budaya atau kebulatan cipta (akal), rasa dan karsa (kehendak) manusia yang hidup bermasyarakat. Antara manusia dan masyarakat serta kebudayaan ada hubungan yang erat. Tanpa masyarakat, manusia dan kebudayaan tidak mungkin berkembang layak. Tanpa manusia tidak mungkin ada kebudayaan. Tanpa manusia tidak mungkin ada masyarakat. Ujud kebudayaan ada yang rohani, misalnya adat istiadat dan ilmu pengetahuan ada yang jasmani, misalnya rumah dan pakaian. Buku adalah kebudayaan jasmani, akan tetapi isi buku merupakan kebudayaan rohani. Ilmu pengetahuan merupakan unsur kebudayaan universal yang rohanni. Demikian juga filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang terdalam. Oleh karena itu filsafat termasuk kebudayaan.
Hubungan filsafat dengan lingkungan. Manusia, masyarakat dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat, juga dengan alam sekitar atau lingkungan. Filsafat sebagai hasil budaya manusia juga tidak lepas dari pengaruh alam sekitarnya. Itulah sebabnya terdapat berbagai jenis kefilsafatan tertentu yang mempunyai ciri-ciri tersendiri.
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan. Yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran. Demikian juga ilmu pengetahuan dan agama. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu pengetahuan adalah kebenaran akal, sedang kebenaran dalam agama adalah kebenaran wahyu. Meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan akal, hasil yang diperoleh juga bermacam-macam. Terdapat bermacam-macam agama, yang masing-masing mengajarkan kebenaran. Yang penting adalah bagaimana agar aliran yang bermacam-macam dalam filsafat dan ilmu pengetahuan itu tidak saling bertabrakan satu sama lain, tetapi dapat saling membantu dan bekerja sama.
Hubungan filsafat dengan agama. Jika seseorang melihat sesuatu kemudian mengatakan tentang sesuatu tersebut maka dikatakan bahwa ia telah mempunyai pengetahuan tentang sesuatu. Pengetahuan adalah sesuatu yang tergambar dalam pikiran manusia. Misal, ia melihat manusia dan mengatakan bahwa itu manusia. Dikatakan ia telah mempunyai pengetahuan tentang manusia. Jika ia bertanya lebih lanjut mengenai manusia itu, darimana asalnya, bagaimana susunannya, ke mana tujuannya, dan sebagainya, maka akan diperoleh jawaban yang lebih rinci mengenai manusia tersebut. Jika titik berat pertanyaan ditekankan pada susunan tubuh manusia maka jawabannya akan berupa ilmu pengetahuan tentang manusia dilihat dari susunan tubuhnya atau physical anthropology. Jika ditekankan pada hasil karya manusia dilihat dari kebudayaannya maka disebut cultural anthropology. Jika ditekankan pada hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainya, maka jawabannya akan berupa ilmu pengetahuan manusia dilihat dari hubungan sosialnya atau social anthropology. Dari contoh tersebut disimpulkan bahwa pengetahuan yang telah disusun atau disistematisasi lebih lanjut dan telah dibuktikan serta diakui kebenarannya disebut ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tentang manusia.
Ilmu pengetahuan dan filsafat dapa membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama kepada manusia. Sebaliknya, agama dapat membantu memberi jawaban terhadap problem yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan filsafat. Meskipun demikian tidak berarti bahwa agama itu di luar rasio, bahwa agama tidak rasional. Agama mengatur seluruh kehidupan manusia untuk berbakti kepada Tuhan. Fakta atau realita atau hal yang dihadapi adalah sama.
C.  Kedudukan filsafat ilmu dan metodologi penelitian.
Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya, jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun secara sistematis, jadilah ia sistematika filsafat, sistematika filsafat itu biasanya terbagi atas tiga cabang besar filsafat yaitu: teori pengetahuan, teori hakekat dan teori nilai.
Isi filsafat ditentukan oleh obyek apa yang dipikirkan, obyek yang difikirkan oleh filosof ialah segala yang ada dan yang mungkin ada. Jadi filsafat sebagai suatu proses berfikir bebas, sistematis, radkal dan mencapai dataran makna yang mempunyai cabang ontology, epistemologi dan aksiologi.
Ontologi dinamakan sbagai teori hakekat, teori hakekat ini sangat luas, segala yang ada yang mungkin ada, yang boleh juga mencakup penetahuan pengetahuan dan nilai (yang di carinya ialah hakekat penegetahuan dan hakekat nilai).
Di dalam ontology membahas dua bidang yaitu: a) kosmologi membicarakan hakekat asal, hakekat susunan, hakekat berada, juga hakekat tujuan kosmos. b)  metafisik atau antropologi secara etimologis berarti dibalik atau dibelakang fisika artinya ia ingin mengerti atau mengetahui apa yang ada dibalik dari alam ini atau suatu yang tidak nampak. Jadi kosmologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki hakekat asal, susunan, tujuan alam besar, yang dibicarakan didalam cabang ini missal hakekat kosmos, bagaimana caranya ia menjadi dan lain-lain. Mungkin ada orang yang beranggapan bahwa teori kosmologi itu merupakan teori astronomi, sebenarnya bukan, astronomi adalah sains sedangkan kosmologi adalah filsafat. Sedangkan metafisika adalah membicarakan hakekat manusia dari segi filsafat, umpamanya apa manusia itu? dan dari mana asalnya, apa akhir atau tujuannya?. Epistemologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. atau suatu cabang filsafat yang membahas sumber, proses, syarat, batas dan validitas dan hakekat pengetahuan. Sistematika dan logika sangat berperan dalam epistemologi demikian pila metode-metode berfikir seperti deduktif dan induktif.
                                                           

BAB III                                    
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.      Pengertian tentang filsafat, filsafat ilmu,  hubungan ilmu dengan ilmu-ilmu lain aspek filsafat dalam ilmu pendekatan penelitian kuantitatif pendekatan penelitian kualitatif pendekatan penelitian kaji tindak atau action research pendekatan perbandingan tiga tipe penelitian.
2.      Kebenaran dalam filsafat dan ilmu pengetahuan adalah kebenaran akal, sedang kebenaran dalam agama adalah kebenaran wahyu.
3.      Pengetahuan adalah sesuatu yang tergambar dalam pikiran manusia.
4.      Filsafat sebagai hasil budaya manusia juga tidak lepas dari pengaruh alam sekitarnya.
5.      Tugas utama filsafat adalah menetapkan dasar-dasar yang dapat diandalkan.
6.      Text Box: 7Metode merupakan prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis.

Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates