Pages

Ads 468x60px

Labels

Jumat, 30 Maret 2018

Makalah Biologi Sistem Saraf


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Berbeda dengan tumbuhan, hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap terhadap rangsang eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, memerlukan makanan dalam bentuk kompleks, dan jaringan tubuhnya lunak. Setiap individu, baik pada hewan yang uniseluler maupun pada hewan yang multiseluler, merupakan suatu unit. Hewan itu berorganisasi, berarti setiap bagian dari tubuhnya merupakan subordinate dari individu sebagai keseluruhan, baik sebagai bagian satu sel maupun seluruh sel.

Sistem saraf merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem saraf itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan tadi. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks merupakan hasil koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh.
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem endokrin (hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin kompleks sistem sarafnya.

B.     TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang system saraf pada aves, mamalia, amfibi, reptil, dan pisces. Selain itu, makalah ini juga sebagai bahan materi untuk memperluas wawasan pengetahuan kita dalam studi biologi, baik itu untuk para pembaca maupun untuk penulis.


  

BAB II
PEMBAHASAN

Neuron atau sel syaraf dan sel glia merupakan dua jenis sel penyusun sistem syaraf. Neuron merupakan sel fungsional pada sistem syaraf, yang bekerja dengan menghasilkan potensial aksi dan menyalurkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya. Pembentukan potensial aksi merupakan cara yang dilakukan sel syaraf dalam memindahkan informasi, fungsi kendali, dan koordinasi tubuh. Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, sel syaraf didukung oleh sel glia. Sel glia merupakan sel yang sangat berkaitan dengan neuron, yang berfungsi sebagai pendukung struktur dan fungsi neuron, namun tidak terlibat dalam penjalaran impuls. Sel glia berfungsi untuk menjamin agar kondisi ionik di sekitar neuron dapat selalu tepat. Selain itu, sel glia juga berfungsi untuk membuang zat-zat sisa dari sekitar neuron.
Salah satu sel glia yang sangat dikenal ialah sel Schwann. Sel ini merupakan salah satu jenis sel glia yang berfungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang diseebut selubung mielin. Ditinjau dari fungsinya, neuron dapat dibagi tiga macam, yaitu : Neuron motorik, Neuro sensorik, Neuron interneuron.
1.       Neuron motorik
Yaitu sel saraf yang membawa rangsagan dari pusat ke daerah tepi (perifer tubuh).

2.       Neuro sensorik
Yaitu sel saraf yang berfungsi untuk membawa rangsangan dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang atau mendula spinalis).

3.       Neuron interneuron atau sel penghubung
Yaitu sel saraf yang terdapat di pusat saraf, yang menjadi penghubung antara neuron motorik dan sensorik.
Ketiga neuron tersebut tersusun dengan khusus sehingga mampu menanggapi berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan, baik lingkungan dalam maupun luar tubuh. Neuron mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat bervariasi.
Berdasarkan bentuknya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu neuron unipolar, neuron bipolar, dan neuron multipolar.
1.      Neuron unipolar
Neuron unipolar hanya mempunyai satu cabang pada badan sel sarafnya, selanjutnya cabang akan terbelah dua sehingga bentuk dari neuron unipolar akan menyerupai huruf “T”. Satu belahan cabang berperan sebagai dendrit, sementara yang lain sebagai akson. Neuron unipolar ini umumnya mempunyai fungsi sebagaimana sensory neuron yaitu sebagai pembawa sinyal dari bagian tubuh (sistem saraf perifer) menuju ke sistem saraf pusat.


2.      Neuron bipolar
Neuron bipolar, sesuai dengan namanya, mempunyai dua cabang pada badan sel sarafnya di sisi yang saling berlawanan. Cabang yang satu berperan sebagai dendrit, sementara yang lain berperan sebagai akson. Karena percabangannya yang demikian ini, maka badan sel saraf neuron bipolar mempunyai bentuk yang agak lonjong/elips. Neuron bipolar umumnya mempunyai fungsi sebagaimana interneuron, yaitu menghubungkan berbagai neuron di dalam otak dan spinal cord.
3.      Neuron multipolar
Neuron multipolar adalah jenis sel saraf yang paling umum dan paling banyak ditemui. Sel saraf ini mempunyai dendrit lebih dari satu, namun hanya memiliki sebuah akson. Karena jumlah dendrit pada setiap neuron multipolar bisa bervariasi banyaknya, maka bentuk badan sel saraf multipolar ini seringkali dikatakan berbentuk multigonal. Neuron multipolar umumnya mempunyai fungsi sebagaimana motoneuron, yaitu membawa sinyal/isyarat dari sistem saraf pusat menuju ke bagian lain dari tubuh, seperti otot, kulit, ataupun kelenjar.



Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates