Pages

Ads 468x60px

Labels

Sabtu, 31 Maret 2018

Makalah Fisiologi Ternak Kelinci dan Thermoregulasi


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
       Kelinci adalah hewan yang biasanya hidup di daerah rimba raya atau semak-semak lebat dekat tanah pertanian. Mereka juga di temukan pada area perbukitan, terutama di atas bukit. Sekarang ini kelinci merupakan binatang mamalia populer sebagai hewan peliharaan dan angka-angka yang memelihara terus meningkat.

       Kelinci (Lepus nigricollis) termasuk ke dalam kingdom kelas animalia dan kelas mamalia yang mempunyai berat tubuh kurang lebih 1,35 kg dengan panjang 40-70 cm. Kelinci merupakan kelompok hewan yang paling sempurna baik morfologi ataupun anatominya karena mempunyai susunan orga yang kompleks dan susunan metabolisme di dalam tubuhnya yang juga kompleks.
               Kelinci juga termasuk makhluk hidup maka dari itu tidak terlepas dengan yang namanya respirasi atau bernapas. Respirasi adalah proses pertukaran zat, metabolisme dan gas asam atau oksigen yang diambil dari udara oleh paru – paru dan setelah mengalami proses biokimiawi di dalam jaringan tubuh dibebaskan kembali ke alam bebas dalam bentuk gas kabon dioksida.
               Bernapas




B. TUJUAN
1. Tujuan dari tugas Dasar Fisiologi Ternak tentang respirasi pada kelinci adalah untuk mengetahui dan membandingkan frekuensi respirasi pada beberapa kelinci dengan berbagai jenis yang berbeda.
2. Tujuan dari tugas Dasar Fisiologi Ternak pada acara thermoregulasi adalah mengetahui suhu tubuh dan membandingkan suhu tubuh.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. SISTEM RESPIRASI
       Pada pengamatan sistem pernafasan (respirasi) pada kelinci terdapat satu pasang hidung, lubang hidung, parink, larink, kemudian paru-paru yang berwarna merah kekuning-kuningan yang terletak dekat dengan tulang rangka (Kastawi, 1992).
Udara masuk melalui cavum oris (lubang hidung) kemudian masuk ke pharink melalui rima glottides masuk ke larynk, kemudian masuk menuju epiglottis dan aparatus vokalis yang terdiri dari ligamentum vocale yang berada di larink dan menuju k trakea yang bercabang dua menjadi bronkhi dan bercabang lagi di dalam pulmonum yang di dalamnya terdapat gelembung-gelembung alveoli yang berhubungan dengan bronchioli. Gelembung alveoli ini diliputi oleh kapiler darah dan dari sinilah terjadi pertukaran O2 dan CO2 (kastawi, 1992).
B.  SUHU TUBUH
Kelinci sangat rentan terhadap perubahan temperature. Temperature atau suhu udara sangat mempengaruhi proses metabolisme tubuh kelinci. Konsumsi kelinci sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Ketika suhu lingkungan melebihi zona tubuh comfort (zona nyaman), maka kelinci cenderung akan mengurangi konsumsi dan memperbanyak minum.
Ketika suhu lingkungan berada di bawah zona nyaman bagi kelinci, maka kelinci cenderung memperbanyak konsumsi pakan untuk dapat mempertahankan suhu tubuhnya (Brotowidjoyo 1989).



BAB III
PEMBAHASAN
Klasifikasi dari kelinci adalah:
Kingdom         : Animalia
Phiylum           : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Class                : Mammalia
Ordo                :  Lago morpha
Familia :  Leporidae
Genus              :  Lepus
Spesies             : Lepus nigricollis
Tubuh kelinci (Lepus nigricollis) dibagi menjadi empat bagian yaitu : caput, cervix, truncus dan cauda. Pada caput terdapat rima oris, vibrisae, nares, organon visus. Kelinci juga memiliki kelenjar mammae (merupakan modifikasi kelenjar peluh) untuk menyusui anaknya. Mempunyai telinga yang panjang dan kaki belakang yang lebih panjang dari pada kaki depan. kelinci termasuk hewan tetrapoda yang memiliki 4 anggota gerak berupa kaki Telinga luar (pinnae) lebar. Mata besar, dengan membran niktitans. Bibir lembek dan fleksibel. Disekitar moncong ada rambut-rambut panjang (vibrisae). Kaki depan lebih kecil dari kaki belakang. Ekor pendek. Anus dibawah ekor. Lubang urogenital disebelah anterior anus.
     SISTEM RESPIRASI PADA KELINCI
Respirasi dalam tubuh kelinci dibedakan atas respirasi inspirasi dan expirasi. Inspirasi disebabkan karena membesarnya cavum thorac dengan diangkatnya costae oleh otot – otot dan diturunkannya diafraghma. Sedangkan ekspirasi terjadi karena mengecilnya kembali cavum thorac oleh karena turunya kembali costae karena beratnya, kekenyalan cartilago costalisnya, dan beratnya otot – otot yang menggantung. Dari respirasi digunakan untuk mengetahiu frekuensi respirasi dari beberapa jenis kelinci.
Table  tentang perbandingan frekuensi denyut jantung kelinci
No
Jam
Jantan
Betina
1.
07.00
30,04oC
30,07oC
2.
14.00
36,07 oC
36,09oC
3.
18.00
29,05oC
29,08oC

Berdasarkan data table yang telah ada di atas dihasilkan bahwa diperoleh hasil rata-rata dari denyut jantung kelinci adalah dan biasanya frekuensi rata rata denyut jantungnya adalah 50-70 per menit. Penyimpangan terjadi pada uji respirasi pada kelinci karena adanya faktor dari dalam tubuh hewan tersebut yang mempengaruhi respirasi yaitu pengaruh suhu badan dan juga faktor umur mempengaruhi respirasi.
Perbedaan frekuensi pernafasan hasil percobaan dengan respirasi normal ini dapat disebabkan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu tingkat emosi/tingkat stressing hewan, themperatur, ketakutan, dan ukuran tubuh hewan.
 Selain itu perubahan frekuensi pernafasan terjadi karena banyak hal yang mempengaruhinya, misalnya kebutuhan energi pada hewan mamalia. Semakin kecil ukuran tubuh hewan maka semakin kecil cavum thoraks dan tractus respiratorius sehingga respirasi berjalan dengan cepat. Hal ini sesuai dengan pendapat Akoso (1996) dimana respirasi pada hewan tipe besar lebih sedikit dari respirasi hewan tipe kecil.
Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi respirasi adalah karena adanya pengaruh suhu lingkungan dimana bila suhu lingkungan tinggi hewan akan meningkatkan/mempertinggi frekuensi pernafasannya agar kelebihan panas dalam tubuh dapat terbuang.



B. SUHU TUBUH
Pengaruh lingkungan terutama suhu udara sangat mempengaruhi performansi kelinci yang hidup di daerah tropis. Tingkat stress panas pada kelinci sangat tinggi di daerah tropis sehingga mengurangi produktifitas kelinci. Suhu udara yang panas menyebabkan kelinci banyak mengonsumsi air dan mengurangi kegiatan makan sehingga produktivitas kelinci berkurang. Karakteristik pakan kelinci yang hidup di daerah tropis hendaknya besifat sedikit kuantitasnya namun tinggi akan nilai nutrisi sehingga dapat mengimbangi kebutuhan kelinci terhadap rasio pakan dan minum kelinci.
Berikut data tentang suhu tubuh kelinci yang di ambil di daerah tropis:
No
Jam
Jantan
Betina
1.
07.00
30,04oC
30,07oC
2.
14.00
36,07 oC
36,09oC
3.
18.00
29,05oC
29,08oC
Fluktuasi suhu lingkungan harian dapat menyebabkan penyakit pada kelinci. Selain stress karena cekaman panas, fluktuasi suhu juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada kelinci. Enteritis merupakan penyakit pencernaan yang sering terjadi pada kelinci anakan dan menyebabkan tingkat mortalitas kelinci tinggi. Perubahan suhu harian dari tingkat panas ke dingin secara fluktuasi dapat merubah pola makan kelinci. Pola makan yang berubah drastis berdampak pada perubahan pola fermentasi pakan di dalam saluran pencernaan khususnya pada sekum. Ketika suhu lingkungan panas, maka kelinci cenderung mengurangi konsumsi pakan dan banyak minum, seiring dengan penurunan suhu lingkungan yang drastis menyebabkan kelinci memperbanyak konsumsi pakan khususnya sumber energi (karbohidrat) untuk menjaga kestabilan suhu tubuh. Sebagai akibatnya, maka terjadi konsumsi karbohidrat yang berlebih yang menyebabkan isi sekum didominasi oleh karbohidrat yang mudah difermentasi.
Bakteri pathogen cenderung lebih memilih bahan makanan yang mudah difermentasi (karbohidrat), sehingga hal tersebut dapat mendorong perkembangan (proliferasi) bakteri pathogen di dalam saluran pencernaan. Populasi bakteri pathogen yang meningkat di saluran pencernaan menghasilkan toxin yang bersifat letal yang dapat membahayakan induk inangnya yaitu kelinci itu sendiri dan dapat menyebabkan kematian.
Solusi pemeliharaan kelinci yang terbaik adalah dengan menjaga lingkungan hidup kelinci agar tetap nyaman. Hal tersebut bisa dilihat dari model atap atau pun kandang dan disertai dengan vegetasi lingkungan kandang. Pepohonan disekitar kandang sangat berperan penting dalam menjaga fluktuasi perubahan suhu yang drastis. Sirkulasi kandang dari tipe atap monitor dan model kandang terbuka dengan dibatasi naungan vegetasi penghalang angin dapat menjadi pilihan dalam membangun kandang kelinci di daerah tropis.




KESIMPULAN
Pada pengamatan sistem pernafasan (respirasi) pada kelinci terdapat satu pasang hidung, lubang hidung, parink, larink, kemudian paru-paru yang berwarna merah kekuning-kuningan yang terletak dekat dengan tulang rangka.
Suhu pada lingkungan yang di tempati sangat berpengaruh pengaruh bagi kelangsungan hidup si kelinci tersebut pada suhu panas atau melebihi zona tubuh comfort (zona nyaman), maka kelinci cenderung akan mengurangi konsumsi dan memperbanyak minum. Ketika suhu lingkungan berada di bawah zona nyaman bagi kelinci, maka kelinci cenderung memperbanyak konsumsi pakan untuk dapat mempertahankan suhu tubuhnya. Pengaruh lingkungan terutama suhu udara sangat mempengaruhi performansi kelinci yang hidup di daerah tropis. Tingkat stress panas pada kelinci sangat tinggi di daerah tropis sehingga mengurangi produktifitas kelinci.



DAFTAR PUSTAKA
Brothowidjhoyo,M.1989. Zoology an Introduction to the Study Animals.
Macmillan Publishing.Co.inc.Hlm 289-294. New york
Djuanda,T. 1982. Zoologi Dasar Erlangga. Hlm218-226.Jakarta.
Kastawi,Y.1992. Vertebrata bagian II. Sinar Wijaya. Hlm284-294. Jakarta.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Dramaga 2010


Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates