BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis
keturunan atau konstansi dan perubahan pengaturan dari berbagai
fungsi fisiologis yang membentuk karakter organisme. Unit keturunan disebut gen
yang merupakan suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi karakter
biokimia atau fisiologis tertentu.
Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan
oleh seorang ahli botani bangsa Austria, Gregor
Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan
galur-galur kacang polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara
lain terjadi perubahan-perubahan pada warna,bentuk, ukuran, dan sifat-sifat
lain dari kacang polong tersebut. (Pelczar J, 1986).
Penelitian
inilah ia mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum kebakaan berlaku umum
bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku manusia dan juga
organisme percobaan dahulu amat populer dalam genetika, yakni lalat buah Drosophila.
Namun sekarang, percobaan-percobaan ilmu kebakaan dengan menggunakan bakteri Escherichia
coli. Bakteri ini dipilih karena paling mudah dipelajari pada taraf
molekuler sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika. Hal
ini membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di pelajari
dalam bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan virus.
Genetika mikroba tradisional terutama berdasarkan pada
pengamatan atau observasi perkembangan secara luas. Variasi fenotif telah
diamati berdasar kemampuan gen untuk tumbuh dibawah kondisi terseleksi,
misalnya bakteri yang mengandung satu gen yang resisten terhadap ampisilin
dapat dibedakan dari bakteri kekurangan gen selama pertumbuhannya dalam
lingkungan yang mengandung antibiotik sebagai suatu bahan penyeleksi. Catatan bahwa
seleksi gen memerlukan ekspresinya dibawah kondisi yang tepat dapat diamati
pada tingkat fenotif. Genetika bakteri dan mikrobiologi mendasari perkembangan
rekayasa genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
di bidang kedokteran. Maka dari itu disinal penulis akan menjabarkan genetika
mikroba.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana genetika dari mikroba?
1.2 Tujuan
Penulisan
Dengan penulisan makalah tentang genetika mikrobiologi
penulis berharap agar para pembaca bisa lebih paham mengenai isi dari makalah. Genetika
merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan bakteri. Tanpa adanya
faktor genetika ini, kelanjutan spesies bakteri yang bersangkutan tentu sangat
dipertanyakan.
1.3 Manfaat
penulisan
Penulisan ini memberikan beberapa manfaat. Aspek
akademis memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang pengertian dari
genetika bakteri serta komponen apa sajakah yang menyusun genetika mikroba.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1953, Frances
Crick dan James Watson menemukan model molekul DNA sebagai suatu struktur
heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal dengan heliks ganda
Watson-Crick.
Informasi genetika disimpan sebagai suatu urutan basa
pada DNA. Kebanyakan molekul DNA adalah rantai ganda, dengan basa-basa
komplementer (A-T; G-C) berpasangan menggunakan ikatan hidrogen pada pusat
molekul. Sifat komplementer dari basa memungkinkan satu rantai (rantai cetakan,
template) menyediakan informasi untuk salinan atau ekpresi informasi
pada suatu rantai yang lain (rantai penyandi).
Pasangan-pasangan basa tersusun dalam bagian pusat double
helix DNA dan menentukan informasi genetiknya. Setiap empat basa diikatkan
pada phosphor-2-deoxyribose membentuk suatu nukleotida. Setiap
nukleotida dibentuk dari tiga bagian yaitu:
1) Sebuah
senyawa cincin yang mengandung nitrogen, disebut basa nitrogen. Dapat berupa
purin atau pirimidin.
2) Sebuah
gugusan gula yang memiliki lima karbon (gula pentosa), disebut deoksiribosa.
3) Sebuah
molekul fosfat.
Bagian-bagian tersebut
terhubungkan bersama-sama dalam urutan basa nitrogen-deoksiribosa-fosfat.
Gambar 1. Double Helix DNA
Purin dan pirimidin yang membentuk nukleotida,
masing-masing memiliki dua macam basa:
1) Purin
yaitu adenine dan guanine,
2) Pirimidin
yaitu cytosine dan thymine.
Karena ada empat jenis basa,
maka pada DNA dijumpai empat jenis nukleotida :
1) Deoksiadenosin-5’-monofosfat
(adenine + deoksiribosa + fosfat),
2) Deoksiguanosin-5’-monofosfat
(guanine + deoksiribosa + fosfat),
3) Deoksitidin-5’-monofosfat
(cytosine + deoksiribosa + fosfat),
4) Timidin-5’-monofosfat
(thymine + deoksiribosa + fosfat).
Keempat jenis nukleotida ini
dihubungkan menjadi utasan polinukleotida DNA oleh ikatan-ikatan fosfodiester,
yaitu setiap gugusan fosfat menghubungkan atom karbon nomor 3 pada deoksiribosa
sebuah nukleotida dengan atom karbon nomor 5 pada deoksiribosa nukleotida
berikutnya, dengan gugusan fosfat terletak di luar rantai. Hasilnya ialah suatu
rantai yang mengandung gugusan fosfat berselang-seling dengan gugusan
deoksiribosa dan basa-basanya yang mengandung nitrogen menonjol dari gugusan.
Ikatan-ikatan hidrogen menghubungkan basa dari satu rantai ke rantai yang lain.
Muatan
negatif phosphodiester backbone dari DNA berhadapan dengan pelarut, dan
muatan ini tersusun sepanjang struktur linear dari molekul. Panjang molekul DNA
pada umumnya tersusun dalam ribuan pasang DNA ribuan pasang basa, atau kilobase
pavis (kbp). Suatu kromosom Eshericia coli memiliki 4639 kbp.
Panjang keseluruhan kromosom E.coli diperkirakan I nm. Oleh karena
keseluruhan dimensi sel bakteri diperkirakan 1000 kali lebih kecil dari pada
panjangnya tersebut sehingga terbentuk lipatan yang melipat lagi atau supercoiling,
menyusun struktur fisik dari molekul in vivo.
|
Presentase basa nitrogen
|
|||
Adenin
|
Sitosin
|
Guanin
|
Timin
|
|
Kamir (yeast)
|
32
|
18
|
18
|
32
|
Mycrobacterium tuberculosis
|
16
|
34
|
34
|
16
|
Manusia
|
131
|
19
|
19
|
131
|
Antara setiap pasangan
Adenin-Timin
terbentuk dua ikatan hidrogen (A=T), sedangkan antara setiap pasangan Guanin-Sitosin terbentuk tiga ikatan hidrogen
(G≡C). Akibat dari pembentukan pasangan-pasangan tersebut ialah bahwa kedua
utasan heliks DNA bersifat anti-paralel, yang berarti bahwa setiap utas menuju
arah yang berlawanan sehingga yang satu diakhiri dengan gugusan hidroksil-3’
bebas dan yang lain dengan gugusan fosfat-5’.
Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen
terdiri dari DNA, suatu pengamatan yang melekat dasar bagi biologi molekuler.
Penemuan selanjutnya dari bakteri telah mengungkapkan adanya restriction
enzymes (enzim restriksi) yang memotong DNA pada tempat spesifik,
menghasilkan fragmen potongan DNA. Plasmida diidentifikasikan sebagai elemen
genetika kecil yang mampu melakukan replikasi diri pada bakteri dan ragi.
Pengenalan dari sebuah fragmen potongan DNA kedalam suatu plasmid memungkinkan
fragmen di perbanyak (teramplifikasi). Amplifikasi regio DNA spesifik dapat di
capai oleh enzim bakteri menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau metode
amplifikasi nukleotida berdasar enzim yang lain (misalnya amplifikasi berdasar
transkripsi). DNA yang di masukkan kedalam plasmid dapat di kontrol oleh
promoter ekspresi pada bakteri yang mengamati protein, di ekspresi pada tingkat
tinggi.
Kromosom pada mikroba memiliki DNA untai ganda sirkular.
Dengan Struktur fisik pembawa sifat dalam sel dan tiap sel bakteri mengandung 1
unit kromosom. Kromosom pada mikroba memiliki struktur DNA lain (lebih kecil)
berupa plasmid.
Gambar kromosom bakteri
Plasmid merupakan materi genetik di luar kromosom (ekstra
kromosomal). Tersebar luas dalam populasi bakteri.Terdiri dari beberapa – 100
kpb, beratnya ± 1-3 % dari kromosom –bakteri. Berada bebas dalam sitoplasma
bakteri. Kadang-kadang dapat bersatu dengan kromosom bakteri. Dapat berpindah
dan dipindahkan dari satu spesies ke spesies lain.Jumlahnya dapat mencapai 30
atau dapat bertambah karena mutasi.
RepIikasi DNA:
• Proses
penyalinan urutan basa-basa nukleotida purin dan pirimidin dalam untai ganda
DNA inang ke sel turunan (replikasi semikonservatif : setengah untai asli setengah
sintesis baru)
• Diawali dari
pelepasan untai ganda oleh enzim DNA gyrase
• Terbentuk garpu
repliakasi (replication fork)
• Garpu bergerak
dalam 2 arah berlawanan sampai kedua ujung bertemu menghasilkan DNA baru
• Masing untai
DNA induk berperan sebagai cetakan
• Untai baru
dijamin komplementer dengan untai lama oleh DNA polymerase
• Untai baru
memiliki polaritas berlawanan dengan untai induk
Faktor R pertama kali ditemukan di Jepang pada strain
bakteri enterik yang mengalami resistensi terhadap sejumlah antibiotik
(multipel resisten). Munculnya resistensi bakteri terhadap beberapa antibiotik,
sangat berarti dalam dunia kedokteran, dan dihubungkan dengan meningkatnya
penggunaan antibiotik untuk pengobatan penyakit infeksi. Sejumlah perbedaan
gen-gen resisten-antibiotik dapat dibawa oleh faktor R. Plasmid R100 disusun
oleh 90 kpb yang membawa gen resisten untuk sulfonamid,
streptomisin/spektinomisin, asam fusidat, kloramfenikol, tetrasiklin dan
pembawa gen resisten terhadap merkuri. R100 dapat berpindah diantara bakteri
enterik dari genus Escherichia, Klebsiella, Proteus, Salmonella, dan Shigella,
tetapi tidak akan berpindah ke bakteri nonenterik Pseudomonas. Juga
sudah diketahui faktor R dengan gen resisten terhadap kanamisin, penisilin,
tetrasikliin, dan neomisin. Beberapa elemen resisten obat pada faktor R
merupakan elemen yang dapat bergerak, dan dapat digunakan dalam mutagenesis
transposon.
Mutasi mengarah pada suatu perubahan senyawa kimia pada
DNA. Mutan merupakan individu yang mengalami perubahan pada satu atau lebih
basa DNAnya. Perubahan ini dapat diwariskan dan irreversibel (kecuali terjadi
mutasi-balik ke urutan awal). Kerusakan gen tersebut dapat disebabkan oleh:
1). Perubahan pada proses transkripsi
2).
Perubahan pada urutan asam amino dari protein yang merupakan produk gen Mutasi
melibatkan sejumlah gen pada DNA bakteri: beberapa mutasi tidak pernah
dideteksi karena tergantung pada mutasi mempengaruhi suatu fungsi yang dapat
dikenali (contoh, penyebab resistensi antibiotik). Dan yang lain dapat
mematikan sehingga tidak terdeteksi.
BAB III
KESIMPULAN
Genom bakteri merupakan materi genetik yang mengatur
pewarisan sifat dalam suatu sel bakteri. Genom bakteri terdiri dari DNA
kromosom , RNA dan Plasmid serta materi genetik tambahan lainya. Plasmid
merupakan materi genetik ekstrakromosomal yang umumnya berbentuk sirkuler dana
dapat bereplikasi sendiri.Plasmid ini berperan dalam fungsi-fungsi khusus,
seperti dalam resistensi obat, penghasil toksin, penghasil enzim-enzim khusus
dll.
Sisntesis protein pada bakteri pada prinsipnya sama
dengan sintesis protein yang terjadi pada sel eukariot. Pada sel bakteri karena
tidak memiliki membran ini, maka proses translasi diikuti langsung dengan
proses translasi tanpa mengalami prose splicing.
Pengaturan sintesis protein pada sel bakteri dilakukan
oleh sistem regulator yaitu lac. operon atau typ.operon. Pengaturan sintesis
protein ini melibatkan gen-gen regulator dan gen struktural yang bekerja dalam
satu kesatuan.
DAPUS:
Pelczar
J. Michael, Jr. Dasar-dasar mikrobiologi. 1986. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Anonim. http//:wikipedia.com/genetika bakteri/. 8
july 12. Pk. 15.00.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar