BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat
parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan
menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung
sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein,
atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi baik
protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang
dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel
yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis
organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk jenis yang menyerang
jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus adalah organisme subselular
yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil
daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring
dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil
daripada ribosom),
sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya
Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat
terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA
untai tunggal. Selain itu, asam
nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat
untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan
dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang
beruntai tunggal.
Bahan genetik virus
diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang
menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid
bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih
kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid
terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara
keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus
heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer
dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk
kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein
untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis
virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid
sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang
membantunya menginfeksi inang.Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu
membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi
juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain
protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim
di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang
melekat pada "kepala" kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan
oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel
lengkap virus disebut virion.
Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan
kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah virus?
2.
Bagaimanakah struktur dari
virus itu sendiri?
3.
Ada berapa macamkah jenis-jenis
virus?
1.3. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui perkembangan
virus dari awal ditemukan hingga saat ini
2.
Untuk mengetahui bagaimana
struktur dan kandungan bahan apa saja yang menyelubungi tubuh virus
3.
Untuk mengetahui berbagai macam
virus yang ada pada lingkungan sekitar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata virus berasal dari bahasa
latin yaitu venom yang berarti racun. Diartikan demikian karena hampir semua
jenis virus adalah penyebab penyakit, baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia.
Virus hanya dapat bereplikasi di dalam sel/jaringan hidup sehingga disebut parasit
obligat intraseluler (Anonimous,
2010).
Virus memiliki sifat yang unik
yaitu apabila di dalam sel makhluk hidup (intraseluler) virus dapat bereplikasi
seperti makhluk hidup, sebaliknya apabila virus berada di luar sel makhluk
hidup (ekstraseluler) virus merupakan benda mati sehingga sering disebut
sebagai partikel. partikel virus dikenal dengan nama virion. Virion tidak
melakukan aktivitas biosintesis atau respirasi. Pada saat genom virus memasuki
sel baru, kondisi intraseluler dimulai. Dalam kondisi intraseluler terjadi
reproduksi virus, genom virus dihasilkan dan komponen-komponen pembentuk mantel
virus disintesis. Proses pada saat genom virus memasuki sel dan bereproduksi dinamakan
infeksi. Sel yang dapat diinfeksi oleh virus dan virus tersebut dapat
bereproduksi di dalamnya dinamakan sebagai inang. Virus tersebut kemudian
mengambil alih mesin dan fungsi metabolik inang untuk menghasilkan
komponen-komponen pembentuk virus (Anonimous,
2010).
Virus dapat bertindak sebagai agen
penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan
menyebabkan perubahan-perubahn yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat
merusak atau bahkan menyebbkan kematian pada sel yang diinfekinya. Sebagai agen
pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara
permanen. Perubahan yang diakibatkannya tidak membahayakan bagi sel atau bahkan
bersifat menguntungkan. Dalam beberapa kasus, virus dapat bertindak sebagai
agen penyakit atau sebagai agen pewaris sifat tergantung dari sel-sel inangnya
dan kondisi lingkungan (Anonimous,
2010).
Tubuhnya masih belum dapat
disebut sebagai sel, hanya tersusun dari selubung
protein di bagian luar dan asam nukleat (ARN & ADN) di bagian dalamnya.
Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, kita mengenal virus ADN dan
virus ARN. Virus hanya dapat
berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan hewan,
jaringan tumbuhan). Bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian tubuh
virus baru, berasal dari sitoplasma sel yang diinfeksi (Anonimous, 2007).
Virus merupakan agen terkecil yang dapat
mengarahkan pengadaannya sendiri, bersifat ultramikroskopik atau terlalu kecil
untuk dilihat dengan mikroskop biasa. Virus merupakan agen penyebab penyakit
yang sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron,
tetapi beberapa virus sudah dapat diamati dengan mikroskop biasa yang mempunyai
pembesaran sepuluh ribu kali. Hasil pengamatan mikroskop elektron, virus dapat
dibedakan menjadi 3 macam bentuk, yakni : berbentuk batang kecil, benang dan
bola (Anonimous. 2008).
Virus hanya dapat bertambah banyak dalam sel
yang hidup. Oleh karena hal tersebut maka virus dapat dimasukkan sebagai
parasit yang biotrof. Semua virus memerlukan sel hidup untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan dalam sel yang berlainan dengan mekanisme pertumbuhan dan
perkembangbiakan organisme lain. Oleh karena itu, virus tidak dapat
dikelompokan dengan organisme lain (Anonimous. 2008).
Virus dibedakan berdasarkan bentuk, ada
tidaknya asam nukleat di dalam virion (DNA, RNA), bentuk asam nukleatnya
(ganda, tunggal, melingkar) dan adanya bagian asam nukleat dalam virion
(tunggal, ganda). Virion adalah virus yang secara struktural lengkap, matang
dan mampu menular. Virus berpindah dari satu sel inang ke yang lain dalam
bentuk paket-paket gen, DNA atau RNA berukuran sangat kecil tetapi tidak
dua-duanya. Bahan genetis tersebut terkemas di dalam selubung protein yang
sangat khusus dengan bentuk yang berbeda-beda. Bedasarkan inangnya, ada tiga
macam kelompok virus, yaitu : virus hewan, virus tumbuhan, dan virus bakteri
(Anonimous. 2008).
D. Iwanowsky (1892) dan M.
Beyerinck (1899)adalah ilmuwan yang menemukan virus, sewaktu keduanya
meneliti penyakit mozaik daun tembakau. Kemudian W.M. Stanley (1935) seorang ilmuwan Amerika berhasil
mengkristalkan virus penyebab penyakit mozaik daun tembakau (virus TVM)
(Anonimous, 2007).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Sejarah
Virus
Pada masa sekarang, mikrobiologi sudah sangat
berkembang luas memasuki bidang-bidang pengetahuan lain, misalnya: pertanian,
kesehatan, industri, lingungan hidup sampai bidang antariksa. Oleh karena itu
penelaahan biologi mikroorganisme dalam setiap karangan akan menitik beratkan
bidang masing-masing. Pada tulisan ini penelaahan dititik beratkan pada
dasar-dasar mikrobiologi, sehingga akan tampak sebagai ilmu dasar ketimbang
ilmu terapan. Sebagai ilmu dasar, mikrobiologi akan menelaah permasalahan yang
berhubungan dengan bentuk, perkembang-biakan,
penyebaran dan lingkungan yang mempengaruhi mikroorganisme, sedangkan sebagai ilmu terapan
akan mempelajari lebih banyak peranannya.
Kata virus berasal dari bahasa latin yaitu venom yang
berarti racun. Diartikan demikian karena hampir semua jenis virus adalah
penyebab penyakit, baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia. Virus hanya dapat
bereplikasi di dalam sel/jaringan hidup sehingga disebut parasit obligat intraseluler.
Penyelidikan tentang objek-objek
berukuran sangat kecil dimulai sejak ditemukannya mikroskop oleh Antony van
Leeuwenhoek (1632-1723). Perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan
di bidang biologi, seperti penemuan sel, bakteri, dan partikel mikroskopis
yaitu virus. Bagaimana sejarah penemuan virus, para ilmuan yang pertama kali
mencetuskan tentang virus adalah sebagai berikut:
1. Adolf Mayer
Sejarah penemuan virus dimulai pada
tahun 1882 dengan adanya penyakit yang menimbulkan bintik kekuningan pada daun
tembakau. Seorang ilmuwan Jerman bernama Adolf Meyer. Ia melakukan penelitian
tentang penyebab penyakit mosaik pada tembakau. Penyakit mosaik ini menyebabkan
pertumbuhan tembakau menjadi terhambat (kerdil) dan daunnya berwarna belang.
Adolf Meyer mendapatkan bahwa penyakit itu menulari tanaman tembakau lain.
Meyer melakukan percobaan dengan menyemprotkan getah tanaman yang sakit pada
tanaman yang sehat, ternyata tanaman sehat menjadi tertular.
2. Dmitri Ivanovsky
Pada tahun 1892, ahli biologi Rusia Dmitri
Ivanovsky mempelajari penyakit tembakau yang disebut penyakit mosaik tembakau.
Penyakit ini menimbulkan bercak kuning pada daun tembakau. Ivanovsky membuat
eksperimen, jika ekstrak daun yang terserang penyakit mosaik dioleskan pada
daun yang sehat, beberapa waktu kemudian daun yang sehat itu terserang
penyakit. Akan tetapi, jika ekstrak tersebut dipanaskan sampai mendidih dan
setelah dingin dioleskan, tidak menyebabkan sakit pada daun sehat. Ivanovsky
menyimpulkan sementara bahwa penyakit mosaik pada tembakau disebabkan oleh
bakteri patogen (bakteri penyebab penyakit).
Namun ketika pada tahun 1893, ia
menyaring ekstrak daun tembakau yang terserang patogen itu dengan saringan
keramik, kemudian cairan hasil saringan dioleskan ke daun tembakau yang sehat, ternyata
daun tersebut menjadi sakit. Seandainya penyakit itu disebabkan oleh bakteri,
daun tembakau akan tetap sehat karena bakteri tersaring oleh saringan keramik.
Ivanovsky menduga bahwa penyebab penyakit mozaik pada daun tembakau itu adalah
bakteri yang sangat kecil.
3. Martinus Willem Beijerinck
Martinus
Willem Beijerinck, ilmuwan Belanda melakukan percobaan berdasarkan penemuan
Ivanovsky, ia mengoleskan getah daun tembakau hasil saringan dari satu tembakau
ke tembakau lain secara berjenjang. Mula-mula dia menyaring getah daun tembakau
yang terkena penyakit dengan saringan keramik, kemudian getah hasil saringan
itu dioleskan ke daun tembakau yang sehat. Tembakau yang sehat itu menjadi
sakit. Selanjutnya getah daun yang sakit ini pun disaring lagi, dan hasilnya
dioleskan ke daun tembakau yang sehat. Tembakau yang sehat ini juga terkena
penyakit. Demikian seterusnya. Ini berarti bahwa "bakteri" patogen
itu mampu berkembang biak, ukurannya sangat kecil karena lolos dari saringan
keramik. Saat itu orang hanya mengenal bakteri sehingga penyebab penyakit
mosaik pada daun tembakau itu diduga diakibatkan oleh bakteri yang berukuran
sangat kecil.
4. Wendell Meredith Stanley
Dugaan
tentang bakteri yang berukuran sangat kecil itu ternyata keliru. Pada tahun
1935, Wendell Meredith Stanley, dari Rockefeller
Institute (Amerika Serikat), berhasil mengisolasi dan mengkristalkan virus
mosaic tembakau, dan ia menyimpulkan bahwa virus berbeda dengan bakteri. Jika
kristal virus diinjeksikan ke tanaman tembakau yang sehat, virus akan aktif,
mengganda, dan menyebabkan penyakit. Karena virus dapat dikristalkan berarti ia
bukan sel. Virus dianggap sebagai peralihan antara benda abiotik dan biotik.
Virus yang menyerang tembakau diberi nama virus mosaik tembakau (Tobacco Mosaic
Virus, disingkat TMV). Keberhasilan Stanley ini menjadi pendorong makin
berkembangnya ilmu tentang virus atau virology.
3.2. Ciri-Ciri Virus
1.
Ukuran dan bentuk
Virus memiliki ukuran sangat renik
yaitu antara 25-300 nm. Virus yang berukuran paling kecil adalah virus polio.
Panjang tubuhnya hanya 25 nm. Virus yang paling besar adalah virus
penyerangbakteri yang panjang tubuhnya 100 nm dan virus TMV yang panjang
tubuhnya 300 nm. Oleh karena ukuran tubuhnya sangat renik, virus hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus bermacam-macam bentuknya
tergantung pada jenisnya. Ada yang berbentuk bulat, batang, oval, silindris,
kubus, tidak beraturan dan ada pula yang berbentuk huruf T. Virus yang
berbentuk bulat misalnya virus penyebab influenza dan virus penyebab AIDS.
Virus yang berbentuk batang misalnya virus TMV, virus yang berbentuk oval
misalnya virus rabies dan virus yang berbentuk T misalnya virus yang menyerang
bakteri (bakteriofage).
Gambar 1. a) virus bentuk bulat, b) virus bentuk
batang, c) virus bentuk T Sumber: Biologi I kelas X, Penerbit Esis, hal 44.
2.
Struktur Virus
Virus paling sederhana terdiri dari
asam nukleat yang dibungkus kapsid yang disebutnukleokapsid. Virus yang hanya
terdiri dari nukleokapsid disebut virus telanjang. Contoh virus yang hanya
berupa nukleokapsid adalah TMV, adenovirus dan virus kutil. Selain nukleokapsid
ada virus yang memiliki bagian luar seperti selubung, ekor, kepala dan
lain-lain. Virus yang seperti ini disebut virus kompleks.
Berikut akan kita bahas struktur virus kompleks:
·
Virus berselubung
Virus
berselubung ditandai dengan nukleokapsid yang diselubungi oleh suatu membrane
pembungkus, misalnya pada virus influenza,virus herpes dan HIV
Sumber:http://doctorology.net/wp-content/uploads/2009/hiv.jpg
Bakteriofage
Untuk
mempermudah dan memahami struktur virus, kita pelajari struktur bakteriofage.
Struktur bakteriofage terdiri dari kepala, ekor dan serabut kaki. Kepala
terdiri dari asam nukleat yang diselubungi kapsid berbentuk polihedral. Bagian
ekor menancap ke kepala. Kaki serabut merupakan perpanjangan ekor yang
berfungsi untuk menempel pada permukaan sel bakteri.
3.
Penyebaran Virus
Virus menunjukkan ciri kehidupan
hanya jika berada pada sel organisme sel lain. Sel inang virus berupa bakteri,
mikroorganisme eukariot, sel tumbuhan dan sel hewan serta sel manusia. Virus
yang menyerang tumbuhan dapat masuk kedalam tumbuhan lain, terutama hewan
melalui perantara serangga. Virus yang menyerang tumbuhan atau hewan serta
manusia dapat masuk ke dalam tubuh hewan atau manusia lain misalnya melalui
makanan, minuman, udara, darah, luka dan gigitan.
4.
Klasifikasi
Berbagai jenis virus
diklasifikasikan berdasarkan jenis sel inang. Inang spesifik terutama ditentukan
dari kesesuaian reseptor pada permukaan sel inang tempat virus melekat.
Berdasarkan jenis sel inangnya, virus diklasifikasikan dalam empat kelompok
yaitu: virus bakteri, virus mikroorganime eukariot, virus tumbuhan dan virus
hewan.
Tabel:
Klasifikasi Virus Berdasarkan Jenis Sel Inang
No.
|
Klasifikasi
Virus
|
Keterangan
|
1
|
Virus bakteri
|
Virus
bakteri adalah virus yang sel inangnya merupakan sel bakteri. Virus bakteri
mengandung materi genetik berupa DNA. Contoh virus bakteri adalah
Escherichioa coli.
|
2
|
Virus
mikroorganisme eukariot
|
Virus
mikroorganisme eukariot adalah virus yang sel inangnya berupa mikroorganisme
yang tergolong eukariotik, seperti protozoa dan jamur. Virus ini mengandung
RNA
|
3
|
Virus tumbuhan
|
Virus
tumbuhan adalah virus yang sel inangnya adalah tumbuhan yang sebagian besar
mengandung RNA.
|
4
|
Virus Hewan
|
Virus
yang sel inangnya adalah sel hewan atau sel manusia. Virus ini mengandung DNA
dan RNA. Contohnya adalah virus pada mulut dan kaki sapi serta virus rabies
pada anjing.
|
Tabel:
Klasifikasi Virus Berdasarkan kandungan materi genetic
No.
|
Jenis
|
Contoh
|
1
|
Virus ADN atau
DNA
|
a)
Poxivirus,
b)
Herpesvirus,
c)
Adenovirus dan
d)
Papovirus.
|
2
|
Virus ARN atau
RNA
|
a)
Parmyxovirus,
b)
Myxovirus,
c)
Reustrovirus,
d)
Rhabdovirus,
e)
Reovirus,
f)
Togavirus dan
g)
Picornavirus
|
5. Perkembangbiakan Virus
Perkembangbiakkan virus
sering juga disebut dengan istilah replikasi. Untuk berkembangbiak,
virus memerlukan lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi
sel bakteri, sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia. Ada dua macam cara virus
menginfeksi bakteri, yaitu secara litik dan secara lisogenik. Pada infeksi
secara lisogenik, virus tidak menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA
sel induk. Dengan demikian, virus akan bertambah banyak pada saat sel inang
membelah. Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan maupun
tumbuhan mirip dengan yang berlansung pada bakteriofag seperti yang diuraikan
berikut ini.
1. Infeksi
secara litik melalui
fase-fase berikut ini:
a.
Fase Absorpsi
Pada fase Absorpsi, fage melekat di
bagian tertentu dari dinding sel bakteri dengan serabut ekornya. Daerah
perlekatan itu disebut daerah reseptor, daerah ini khas bagi fage sehingga fage
jenis lain tidak dapat melekat di tempat tersebut.
b.
Fase Penetrasi
Meskipun tidak memilki enzim untuk
metabolisme, bakteriofage memiliki enzim lisosom yang berfungsi merusak dinding
sel bakteri. Setelah dinding sel bakteri terhidrolisi, maka DNA fage masuk ke
dalam sel bakteri
c.
Fase Replikasi dan Sintesis
Pada fase ini, fage merusak DNA
bakteri dan menggunakannya sebagai bahan untuk replikasi dan sintesis. Pada fase
replikasi, fage menyusun dan memperbanyak DNAnya. Pada fase sintesis, fage
membentuk selubung-selubung protein (kapsid) baru. Bagian-bagian fage yang
terdiri dari kepala, ekor dan serabut ekor telah terbentuk.
d.
Fase Perakitan
Komponen-komponen fage akan disusun
membentuk fage baru yang lengkap dengan molekul DNA dan kapsidnya
e.
Fase Pembebasan atau lisis
Setelah fage dewasa, sel bakteri
akan pecah (lisis), sehingga fage yang baru akan keluar. Jumlah virus baru ini
dapat mencapai 200 buah. Pembentukkan partikel bakteriofage melalui siklus
litik ini memerlukan waktu 20 menit.
6. Infeksi
secara lisogenik
Infeksi secara lisogenik melalui fase-fase berikut
ini:
a). Fase Absorpsi dan Infeksi
Pada fase absrpsi dan infeksi
peristiwa yang terjadi sam halnya dengan fase absropsi pada infeksi secara
litik. Fage menempel di tempat yang tepat yang spesifik pada sel bakteri.
b). Fase Penetrasi
Pada fase ini, fage melepas enzim
lisozim sehingga dinding sel bakteri berlubang. Selanjutnya, DNA fage masuk ke
dalam sel bakteri.
c). Fase Penggabungan
DNA virus bergabung dengan DNA
bakteri membentuk profage. Dalam bentuk profage, sebagian besar gen berada
dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada satu gen yang selalu aktif. Gen
aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar
sebagian gen profage tidak aktif.
d). Fase Replikasi
Saat profage akan bereplikasi, itu
artinya DNA fage juga turut bereplikasi. Kemudian ketika bakteri membelah diri,
bakteri menghasilkan dua sel anakan yang masing-masing mengandung profage. DNA
fage (dalam profage) akan terus bertambah banyak jika sel bakteri terus menerus
membelah. Bakteri lisogenik dapat diinduksi untuk mengaktifkan profagenya.
Pengaktifan ini mengakibatkan terjadinya siklus litik.
3.3. Penyakit yang Disebabkan Virus pada Makhluk Hidup
Pada umumnya, virus
bersifat merugikan. Virus dapat menginfeksi tumbuhan, hewan dan manusia
sehingga menimbulkan penyakit.
1. Penyakit pada tumbuhan:
a.
Mosaik,
penyakit yang menyebabkan bercak kuning pada daun tumbuhan tembakau, kacang
kedelai, tomat, kentang dan beberapa jenis labu. Penyakit ini disebabkan oleh
Tobacco Mosaic Virus (TMV).
b.
Penyakit
kuning pada cabai dan tomat yang disebabkan oleh Begomovirus (bean golden
mosaic virus).
c.
Daun
menggulung, terjadi pada tembakau, kapas dan lobak yang diserang turnip yellow
mosaic virus (TYMV).
2. Penyakit pada
Manusia yang disebabkan oleh virus
a. Influenza
Penyakit ini disebabkan oleh virus
golongan orthomyyxovirus yang berbentuk bola. Asam nukleatnya terdiri dari 8
bagian RNA yang berbeda di dalam kapsid. Kapsid terdiri dari membran protein
dan molekul glikoprotein. Virus ini ditularkan lewat udara dan masuk ke tubuh
manusia melalui alat pernapasan. Gejala influenza adalah demam, sakit kepala,
pegal linu otot, sakit tenggorokkan, hidung bersin dan kehilangan nafsu makan.
Virus flu burung tergolong virus influenza.
b. Flu
burung/ H5N1
Penyakit ini disebabkan oleh virus
yang biasanya menjangkiti unggas dan mamalia. Virus flu burung pertama
dideteksi di Hongkong tahun 1997. Setelah mereda, virus kembali merebak di
akhir tahun 2003 dan mematikan ratusan ribu ekor avam diberbagai negara,
termasuk Indonesia. Dari berbagai strain virus flu burung, hanya ada satu
strain yang dapat menginfeksi manusia, yaitu H5N1. Penularan dari unggas ke
manusia terjadi jika manusia menghirup udara yang tercemar virus flu burung
atau kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Sifat virus ini
adalah dapat bertahan hidup di air hingga 4 hari pada suhu 220C dan lebih dari
30 hari pada suhu 0oC serta dapat bertahan lebih lama dalam tubuh atau tinja
unggas, tetapi mati pada pemanasan 600C selam 30 menit. Gejala yang dialami
oleh manusia yang terinfeksi virus ini adalah demam, sakit tenggorokkan dan
nyeri otot.
c. Polio
Virus polio adalah virus penyebab
penyakit polio yang dapat menyebabkan lumpuh jika virus menginfeksi selaput
otak (meninges) dan sum-sum tulang belakang. Polio umumnya menyerang anak-anak.
Gejalanya adalah demam, sakit kepala, tidak enak badan, mengantuk, sakit
tenggorokan, mual, dan muntah. Gejala tersebut kadang disertai juga oleh kaku
leher dan tulang belakang. Penyakit ini dapat disembuhkan.
d.
AIDS
AIDS (acquired immunodeficiency
syndrome) adalah penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV
(human immunodeficiency virus). HIV merupakan golongan retrovirus yang memiliki
2 molekul RNA. Virus masuk ke dalam darah, menyerang selsel darah putih T4,
yaitu sel darah putih yang berperan menjaga sistem kekebalan tubuh. Sel darah
putih tersebut mampu memproduksi antibodi, yaitu senyawa kimia yang dapat
menawarkan racun penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Jika tubuh terinfeksi HIV,
sel T4 akan hancur sehingga tubuh tidak mampu lagi melawan bibit penyakit.
7.
Penyakit pada Hewan
yang disebabkan oleh virus
Jenis
virus yang menyebabkan penyakit pada hewan, antara lain:
A.
Polyoma, penyebab tumor pada hewan
a. Adenovirus,
penyebab tumor pada hewan tertentu.
b. Rhabdovirus,
penyebab rabies.
c. Retrovirus,
misalnya HIV
B.
Avian Influenza A (H5N1), penyebab penyakit fli
burung yang menyerang unggas dan mamalia.
C.
Swine influenza /Flu Babi (H1N1) diakibatkan oleh
sejenis virus influenza tipe A dari famili Orthomyxoviridae. Mekanisme
patogenitas pada virus ini disebabkan oleh kemampuan organism tersebut memicu
suatu respon hilangnya daya tahan tubuh.
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Kata virus berasal dari bahasa latin yaitu venom yang
berarti racun. Diartikan demikian karena hampir semua jenis virus adalah
penyebab penyakit, baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia. Virus hanya dapat
bereplikasi di dalam sel/jaringan hidup sehingga disebut parasit obligat intraseluler.
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat
parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan
menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung
sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein,
atau kombinasi ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi baik
protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan
dalam daur hidupnya.
Penyelidikan tentang objek-objek berukuran sangat kecil
dimulai sejak ditemukannya mikroskop oleh Antony van Leeuwenhoek (1632-1723).
Perkembangan mikroskop ini mendorong berbagai penemuan di bidang biologi,
seperti penemuan sel, bakteri, dan partikel mikroskopis yaitu virus. D.
Iwanowsky (1892) dan M. Beyerinck (1899)adalah ilmuwan yang
menemukan virus, sewaktu keduanya meneliti penyakit mozaik daun tembakau.
Kemudian W.M. Stanley (1935) seorang ilmuwan Amerika berhasil
mengkristalkan virus penyebab penyakit mozaik daun tembakau (virus TVM).
Perkembangbiakkan virus sering juga
disebut dengan istilah replikasi. Untuk berkembangbiak, virus memerlukan
lingkungan sel yang hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi sel bakteri, sel
hewan, sel tumbuhan dan sel manusia. Ada dua macam cara virus menginfeksi
bakteri, yaitu secara litik dan secara lisogenik. Pada infeksi secara
lisogenik, virus tidak menghancurkan sel, tetapi berintegrasi dengan DNA sel
induk. Dengan demikian, virus akan bertambah banyak pada saat sel inang
membelah.
Berbagai jenis virus
diklasifikasikan berdasarkan jenis sel inang. Inang spesifik terutama
ditentukan dari kesesuaian reseptor pada permukaan sel inang tempat virus
melekat. Berdasarkan jenis sel inangnya, virus diklasifikasikan dalam empat
kelompok yaitu: virus bakteri, virus mikroorganime eukariot, virus tumbuhan dan
virus hewan.
Virus memiliki ukuran sangat renik
yaitu antara 25-300 nm. Virus yang berukuran paling kecil adalah virus polio.
Panjang tubuhnya hanya 25 nm. Virus yang paling besar adalah virus
penyerangbakteri yang panjang tubuhnya 100 nm dan virus TMV yang panjang
tubuhnya 300 nm. Oleh karena ukuran tubuhnya sangat renik, virus hanya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus bermacam-macam bentuknya
tergantung pada jenisnya. Ada yang berbentuk bulat, batang, oval, silindris,
kubus, tidak beraturan dan ada pula yang berbentuk huruf T. Virus yang
berbentuk bulat misalnya virus penyebab influenza dan virus penyebab AIDS.
4.2. Saran
Mikrobiologi
adalah suatu cabang ilmu yang membahas tentang makhluk atau mikroorganisme yang
berukuran kecil (mikro) yang dapat dilihat dengan mata telanjang ataupun harus
menggunakan bantuan mikroskop. Salah satu mikroorganisme yang sering kita
jumpai adalah virus. Telah di ketahui bahwa virus merupakn mikroorganisme yang
tidak dapat di lawan atau disembuhkan. Pada saat mempelajari bahasan tentang
virus ini agar dapat di pahami karena pada dasarnya virus merupakan salah satu
mikroorganisme yang berbahaya dan kebanyakn bersifat pathogen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous.
2007. http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0007%20Bio%201-2a.htm
Anonimous.
2011. http://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/02/22/pengertian-virus-sejarah-ciri-ciri-anatomi-reproduksi-klasifikasi/
Purnomo, Bambang. 2005. Bahan Bacaan Kuliah : Dasar-dasar Mikrobiologi. PS. IHPT. Faperta
Unib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar