Pages

Ads 468x60px

Labels

Selasa, 09 Juni 2015

Proses Metabolisme pada Mikroorganisme

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Sedangkan metabolisme adalah proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup atau sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.


Berdasarkan proses metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu anabolisme atau asimilasi atau sintesis dan katabolisme atau dissimilasi. Pengertian anaboisme yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi. Anabolisme itu sendiri dibagi lagi menjadi 4 : - Fotosintesis; - Kemosintesis; - Sintesis lemak; -Sintesis protein.
Katabolisme, proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut. Katabolisme itu sendiri selalu diakaitkan dengan proses glikolisis; daur krebs atau siklus kreb dan rantai transportasi elektron.
Bagi mikroorganisme cara memperoleh energi dapat diketahuisebagai berikut, Melalui proses Oksidasi-reduksi. Oksidasi adalah proses pelepasan elektron sedang reduksi adalah proses penangkapan elektron. Karena elektron tidak dapat berada dalam bentuk bebas, maka setiap reaksi oksidasi selalu diiringi oleh reaksi reduksi. Hasil dari reaksi oksidasi dapat terbentuknya energi. (Fosforilasi Oksidatif)
Pada umumnya reaksi oksidasi secara biologi dikatalisis oleh enzim dehidrogenase. Enzim tersebut memtransfer elektron dan proton yang dibebaskan kepada aseptor elektron intermedier seperti NAD+ dan NADP+ untuk dibentuk menjadi NADH dan NADPH. Fosforilasi oksidasi terjadi pada saat elektron yang mengandung energi tinggi tersebut ditranfer ke dalam serangkain transpor elektron sampai akhirnya di tangkap oleh oksingen atau oksidan anorganik lainnya sehingga oksigen akan tereduksi menjadi H2O. Sebagian besar bakteri kehilangan kemampuan untuk mensintesis protoplasma dari senyawa-senyawa anorganik sehingga bergantung sepenuhnya pada senyawa organik sehingga sebagai makanannya. Organisme yang demikian disebut dengan heterotrof yang artinya ‘ nourish by other, atau makanan disediakan oleh organisme lain, dan tipe nutrisinya di sebut heterotrofik. Akan tetapi perlu diingat bahwa batasan ini sebenarnya tidak begitu tegas. Dan ada beberapa mikroorganisma heterotrof membutuhkan senyawa organik lebih banyak di bandingkan dengan organisme lain.

1.2  RUMUSAN MASALAH
·         Bagaimanakah proses metabolisme pada mikroorganisme?
·         Bagaimanakah proses metabolisme pada sel?

1.3  TUJUAN
·         Mengetahui proses metabolisme pada mikroorganisme.
·         Mengetahui proses metabolisme pada sel.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metabolisme
Metabolisme adalah serangkaian reaksi kimia yang terjadi dalam organisme hidup untuk mempertahankan hidup. Proses ini memungkinkan organisme untuk tumbuh dan berkembang biak, menjaga struktur mereka, dan merespon lingkungan mereka (Anonimousᵇ, 2012).
Menurut Susilowarno (2007) metabolisme dibedakan menjadi 2, yaitu anabolisme dan katabolisme.
·         Anabolisme
Anabolisme adalah peristiwa penusunan senyawa komplek (organic) dari senyawa sederhana (anorganik) dengan bantuan energy dari luar. Energy yang digunakan dapat berasal dari cahaya matahari maupun berasal dari pemecahan senyawa kimia anorganik. Karena dalam reaksi ini dibutuhkan energy dari luar maka reaksinya termasuk endotermis.
·         Katabolisme
Adalah pemecahan senyawa kompleks  (organic) menjadi senyawa sederhana (anorganik) yang akan membebaskan energy. Karena reaksi ini menghasilkan energy maka reaksinya termasuk eksotermis.
2.2 Sel
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Setiap Organisme di dunia ini tersusun atas sel-sel yang saling berintegrasi membentuk suatu fungsi tertentu dalam tubuh makhluk hidup. Baik organisme tingkat seluler (Uniseluler) maupun organisme Multiseluler. Sel  pertama kali dikenalkan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 yang mengamati jaringan gabus pada pada tumbuhan dengan menggunakan lensa pembesar. Gabus merupakan bangunan yang berlubang-lubang kecil seperti susunan sarang lebah yang dipisahkan oleh “diafragma“. Bangunan seperti sarang lebah ini selanjutnya disebut dengan Cell (sel).  Nama sel diambilnya dari bahasa Yunani “Kytos” yang berarti ruang kosong, sedangkan bahasa latin ruang kosong adalah “cella“ (Fatkhomi, 2009).
2.3 Mikroorganisme
Mikroorganisme adalah sebuah organisme kehidupan yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Ukuran yang digunakan untuk mikroorganisme adalah mikrometer (μ m); 1 μ m = 0.001 milimeter; 1 nanometer (nm) = 0.001 μ m (Aufari, 2011).
Mikroorganisme dapat dibagi menjadi beberapa kelas, diantaranya adalah bakteri, fungi dan virus. Setiap jenis mikroorganisme memiliki fungsi tersendiri dalam ekosistem. Mikroorganisme bakteri dan jamur umumnya hidup di dalam tanah. Dalam 1 gram tanah diperkirakan terdapat 100 juta bakteri. Selain hidup sebagai saprofit dalam tanah, beberapa jenis mikroba juga dapat hidup sebagai parasit dengan cara menumpang pada makhluk hidup yang lain dan mengambil makanan dari tubuh makhluk hidup yang ditumpanginya (Novizan, 2002).




BAB III
PEMBAHASAN

3.1 METABOLISME PADA MIKROORGANISME
Semua mikroorganisme memerlukan bahan makanan untuk kehidupannya. Bahan makanan tersebut dapat berupa bahan organik maupun bahan anorganik yang diambil dari lingkungannya. Bahan-bahan ini kita sebut nutrien, dan proses pengambilan atau penyerapan (absorbsi) nutrien kita sebut nutrisi.
Menurut Purnomo (2004), ada dua macam proses metabolism, yaitu katabolisme atau dissimilasi atau bioenergi, dan anabolisme atau assimilasi atau biosintesis. Nutrien yang diperlukan oleh mikroorganisme secara keseluruhan mengandung : sumber karbon (karbohidrat), sumber nitrogen (protein, amoniak), ion-ion anorganik tertentu (Fe, K), metabolit penting (vitamin, asam amino), dan air.
Pada proses katabolisme, nutrien berfungsi sebagai sumber energi atau penerima elektron. Sumber energi pada mikroorganisme misalnya bahan organik yang diuraikan menjadi bahan-bahan yang lebih sederhana. Energi yang dihasilkan berupa energi kimia yang diperlukan untuk aktivitas sel, misalnya untuk pergerakan, pembentukan spora, biosintesis, dan lain-lain. Nutrien selain sebagai sumber energi juga berfungsi sebagai penerima elektron, misalnya oksigen dan KNO3. Pada biosintesis, nutrien berfungsi sebagai bahan baku sintesis macam-macam komponen maupun senyawa sel.
Bakteri memperoleh energi melalui proses Oksidasi-reduksi. Oksidasi adalah proses pelepasan elektron sedang reduksi adalah proses penangkapan elektron. Karena elektron tidak dapat berada dalam bentuk bebas, maka setiap reaksi oksidasi selalu diiringi oleh reaksi reduksi. Hasil dari reaksi oksidasi dapat terbentuknya energi.
Pada umumnya reaksi oksidasi secara biologi dikatalisis oleh enzim dehidrogenase. Enzim tersebut memtransfer elektron dan proton yang dibebaskan kepada aseptor elektron intermedier seperti NAD+ dan NADP+ untuk dibentuk menjadi NADH dan NADPH. Fosforilasi oksidasi terjadi pada saat elektron yang mengandung energi tinggi tersebut ditranfer ke dalam serangkain transpor elektron sampai akhirnya di tangkap oleh oksingen atau oksidan anorganik lainnya sehingga oksigen akan tereduksi menjadi H2O.
1.      Tranfer elektron menuju oksigen melalui berbagai caier seperti flavoprotein,quinon maupun citekrom.
2.      Adanya tranfer elektron ini mengakibatkan aliran proton (H+)dari sito plasma ke luar sel. Jadi arah aliran adalah dari dalam ke luar. Hal ini akan menimbulkan peredaan konsentrasi proton atau dikenal dengan gradien pH.
3.      PH pada umunnya 7,5. Gradien pH terjadi jika pH di luar sel lebih kecil dari 7,5. Selanjutnya gradien pH bersama dengan potensial membenuk protonmotive force. Kekuatan (protonmotive force) inilah yang menarik proton dari luar sel kembali ke dalam sel. Bersamaan dengan masuknya kembali proton tadi terbentuk energi yang digunakan untuk berbagai aktifitas sel.
4.      Para menbran terdapat enzim spesifik disebut dengan ATPase. Energi yang di sebabkan pada saat masuknya kembali proton tadi akan digunakan oleh ATPase untuk forforilasi ADP menjadi ATP. Energi ini di simpan dalam bentuk ikatan fosfat yang selanjutnya dapat di gunakan untuk aktifitas sel.
Reaksinya adalah :
Adenosine –P ~ P + Pi. …….energi……. Adenosin - P~ P~ P
(Priani, 2003)

Ada dua macam energy yang digunakan oleh makhluk hidup, yaitu :
a)      Sinar matahari. Organismanya disebut dengan organisma fotosintesis atau di kenal juga dengan organisma fototrofik.
b)      Oksidasi senyawa kimia. Organismanya disebut dengan organisma kemosintesis kemotrofik atau autotrofik.

Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton. Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm (Anonimous, 2010)
Menurut Purnomo (2004) semua organisme yang mengandung klorofil memperoleh energinya langsung dari cahaya dan sumber karbon dari gas CO2 di udara. Reaksi fotosintesis secara keseluruhan dapat ditulis  dan sampai dengan terbentuknya satu molekul glukosa akan terjadi 6 kali reaksi serupa dapat ditulis    
Fotosintesis terdiri dari dua sistem, yaitu : fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I menyediakan energi yang diperlukan untuk reduksi CO2 menjadi karbohidrat maupun untuk reaksi lainnya yang berhubungan dengan biosintesis dan pemeliharaan sel. Hal ini dilakukan dengan mengubah energi dalam foton cahaya menjadi energi kimia yang dapat digunakan oleh sel. Proses ini mulai ketika foton cahaya diserap oleh molekul klorofil, kemudian klorofil terimbas memancarkan elektron pada tingkat energi tinggi. Dengan kehilangan suatu elektron molekul klorofil teroksidasi dan fungsi fotosistem I selanjutnya adalah menangkap kelebihan energi dalam elektron yang terimbas sewaktu kembali ke tingkat semula dalam molekul klorofil. Penangkapan energi ini terjadi dengan cara yang analog dengan fosforilasi oksidatif, sehingga terbentuk ATP. Tersedianya ATP saja tidak cukup untuk mereduksi CO2 menjadi karbohidrat, tetapi sel harus menyediakan reduktan dalam bentuk koensim NADPH yang dilakukan oleh fotosistem II. Fotosistem II juga menggunakan klorofil dan menggunakan energi yang didapatkan dari foton cahaya untuk menyediakan reduktan. Reaksi fotosistem II dapat ditulis . Reaksi inilah yang membangkitkan oksigen dalam fotosintesis.
Fotosistem I dan fotosistem II tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi saling berhubungan. Elektron untuk reduksi NADP berasal dari fotosistem I, sedangkan elektron yang dibangkitkan oleh fotosistem II digunakan fotosistem I untuk mereduksi klorofil. Proton yang dihasilkan dari fotolisis H2O pada fotosistem II dialihkan ke NADP bersama elektron dari fotosistem I sehingga NADP diubah menjadi NADPH.
Fotosintesis pada bakteri fotosintetik tidak mempunyai fotosistem II untuk fotolisis H2O. Oleh karena itu, pada bakteri fotosintetik air tidak pernah merupakan sumber reduktan dan oksigen tidak pernah terbentuk sebagai produk fotosintesisnya. Bakteri fotosintetik menyediakan reduktan yang diperlukan dengan oksidasi kimia donor hidrogen, sehingga reaksi menyeluruh yang mengambarkan fotosintesis sama dengan fotosintesis lainnya tetapi air diganti dengan subtrat tereduksi (H2A). Dengan demikian reaksinya dapat ditulis : . Berdasarkan pigmen dan tipe reduktan (H2A) yang digunakan dalam fotosintesis dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu : Chlorobiaceae, Chromaticeae, dan Rhodospirillaceae. Chlorobiaceae sering disebut bakteri belerang hijau karena menggunakan beberapa senyawa yang mengandung belerang dan gas hidrogen sebagai reduktan fotosintesis.
Chromaticeae diwakili bakteri belerang ungu yang mengandung pigmen karotenoid berwarna merah-ungu yang pada prinsipnya menggunakan reduktan fotosintesis yang sama dengan bakteri belerang hijau. Rhodospirillaceae diwakili bakteri ungu nonbelerang. Rhodospirillaceae secara morfologi sama dengan Chromaticeae, tetapi Rhodospirillaceae tidak mampu mengunakan senyawa belerang sebagai reduktan fotosintesis. Rhodospirillaceae dapat menggunakan hidrogen atau senyawa organik sebagai reduktan. Satu contoh reaksi fotosintesisnya yaitu : .
Fotosintesis bakteri yang tidak dijumpai pada fotosintesis organisme (tumbuhan) secara umum, yaitu : fotosintesis bakteri hanya dapat berlangsung dalam keadaan sama sekali tanpa oksigen dan panjang gelombang yang diserap lebih panjang dari pada panjang gelombang yang diserap dalam fotosintesis tumbuhan.

Autotrof
Seperti halnya organisme fotosintetik, kelompok bacteri ini menggunakan CO2 sebagai sumber korban. Akan tetapi untuk mengubah CO2 menjadi material sel diperlukan energi dan NADPH. Pada bakteri fotosintetik energi dan NADPH ini diperoleh dari sinar matahari, akan tetapi pada organisma kemoutotrofdiperoleh dari oksidasi senyawa kimia. Jadi proses pengangkapan energi sama dengan yang terjadi pada fosforilasi oksidatif dimana elektron yang dihasilkan dari oksodasi sulfut, amino dan lain-lain di transfer melalui serangkaian stanspor elektron yang menyebabkan keluarnya proton dari sel. Potensial pH yang terjadi dikonversi didalam ikatan fosfat yang mengandung energi yang tinggi dada saat proton tersebut masuk kembalik kembali kedalam sel melalui chanel proton.
Berdasarkan jenis bahan anorganik yang dioksidasi sebagai sumber energi, bakteri autotrof dibedakan menjadi beberapa kelompok, misalnya :
Thiobacillus mengoksidasi belerang
Nitrosomonas mengoksidasi amoniak
Nitrobacter mengoksidasi nitrit  dan masih banyak lagi.

Metabolisme Heterotrof
Mikroorganisme heterotrof mensintesis protoplasma dari sumber bahan organik (heterotrof = diberi ‘makan’ oleh yang lain), oleh karena itu nutrisinya disebut heterotrofik (mengabsorbsi nutrien dari bahan organik). Sebagian besar mikroorganisme bersifat heterotrof dan tidak ada pengelompokan yang tegas berdasarkan substratnya, karena banyak heterotrof mungkin memerlukan senyawa organik lebih bervariasi dari heterotrof lainnya. Mikroorganisme heterotrof yang paling primitif pada kenyataannya bersifat autotrof, kecuali karbon dan energinya. Mikroorganisme ini tidak dapat mengambil unsur-unsur dari atmosfer, tetapi jika ada persediaan satu substansi organik, misalnya glukose atau dextrose sebagai sumber karbon, maka mikroorganisme ini dapat menggunakan bahan anorganik untuk keperluan yang lain (Purnomo, 2004).
Menurut Priani (2003), berdasarkan sumber karbon dan energinya, mikroorganisme dikelompokkan menjadi seperti berikut :
Kelompok
Sumber Energi
Sumber C
Chemoheterotrof
Oksidasi senyawa organic +
Senyawa organic
Chemoautotrof
Oksidasi senyawa anorganik
CO2
Fotoheterotrof
Sinar matahari
Senyawa organik
Fotoautotrof
Sinar matahari
CO2

3.2 METABOLISME PADA SEL
Anabolisme
Anabolisme adalah proses pembentukan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi (Anonymous, 2010).
Description: fotos.PNG
a.       Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton. Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm (Anonimous, 2010).
Pada tahun 1937, Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari yang ditangkap oleh klorofil digunakan untak memecahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Peristiwa ini disebut fotolisis (reaksi terang). H2 yang terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH2, sedang O2 tetap dalam keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan terjadi penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawa oleh NADP tanpa menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH2 akan bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+ menjadi CH20.
Proses fotosintesis pada tumbuhan tinggi dibagi dalam dua tahap. Pada tahap pertama energi matahari ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya dan diubah menjadi bentuk energi kimia, ATP dan senyawa reduksi, NADPH. Proses ini disebut  reaksi terang. Atom hydrogen dari molekul  H O dipakai untuk mereduksi NADP  menjadi NADPH, dan O  dilepaskan sebagai hasil samping reaksi fotosintesis. Reaksi ini juga dirangkaikan dengan reaksi endergonik pembentukan ATP dari ADP + Pi. Dengan demikian tahap reaksi terang dapat dituliskan dengan persamaan:
        HO + NADP + ADP + Pi                                         O+  H + NADPH + ATP
                                                  Energi matahari

Tahap kedua disebut tahap  reaksi gelap. Dalam hal ini senyawa kimia berenergi tinggi NADPH dan ATP yang dihasilkan dalam tahap pertama (reaksi gelap) dipakai untuk proses reaksi reduksi CO  menjadi glukosa dengan persamaan:
        CO + NADPH +  H + ATP                                 glukosa + NADP + ADP + Pi

b.      Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu (Anonimous, 2010).
Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri). Sedangkan bakteri Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit dengan reaksi:
 

c.       Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus (daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut.
Ø  Sintesis lemak dari karbohidrat
Glukosa diurai menjadi piruvat ———> gliserol.
Glukosa diubah ———> gula fosfat ———> asetilKo-A ———> asam lemak.
Gliserol + asam lemak ———> lemak

Ø  Sintesis lemak dari protein
Protein ————————> Asam Amino
             Protease

Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dabulu, setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat ———> Asetil Ko-A.
Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat, selanjutnya asam piruvat ——> gliserol ——> fosfogliseroldehid Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk lemak.
Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori saja.

d.      Sintesis Protein
Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur sintesis protein". Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA.

Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi pemecahan atau penguraian se- nyawa kompleks (organik) menjadi sederhana (anorganik) yang menghasilkan energi. (Susilowarno, 2007) sedangkan berdasarkan Anonimous (2010) katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respirasi, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.
Contoh respirasi : Description: res.PNG
Description: fer.PNGContoh fermentasi :
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan (Anonimous, 2010).
Contoh respirasi sederhana pada glukosa reaksi sederhananya adalah
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi  melalui tiga tahap, yaitu :
1.      Glikolisis
2.      Daur Krebs
3.      Transport Elektron Respirasi
Glikolisis
Glikolisis adalah peristiwa pemecahan satu molekul glukosa (6 atom C) menjadi asam piruvat (3 atom C) yang berlangsung di sitosol sitoplasma dalam kondisi anaerob (Susilowarno, 2007).
Peristiwa perubahan : Glukosa - Glulosa - 6 - fosfat - Fruktosa 1,6 difosfat - 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat - Asam piruvat.
Description: glikolisis1.jpg
Daur Krebs
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia (Anonimous, 2010).
Description: siklus-krebs.jpg

Rantai Transpor Elektron Respiratory
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.




BAB IV
PENUTUP

4.1  KESIMPULAN
·         Secara umum, metabolisme dibedakan menjadi anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah proses pembentukan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi. Sedangkan katabolisme adalah reaksi pemecahan atau penguraian senyawa kompleks (organik) menjadi sederhana (anorganik) yang menghasilkan energy.
·         Ada dua macam energi yang digunakan oleh makhluk hidup, yaitu sinar matahari dan oksidasi senyawa kimia.
·         Berdasarkan sumber karbon dan energinya, mikroorganisme dikelompokkan menjadi kemoheterotrof, kemoautotrof, fotoheterotrof, dan fotoautotrof.
·         Katabolisme dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respirasi, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.




DAFTAR PUSTAKA

Anonimousᵃ. 2010. Metabolisme. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI /196805091994031KUSNADI/BUKU_SAKU_BIOLOGI_SMA,KUSNADI_dkk/Kelas_XII/2._Metabolisme/Bab.Metabolisme.pdf. diakses pada 9 Juli 2012.
Anonimousᵇ. 2012. Apa itu Metabolisme? http://www.news-medical.net/health/What-is-Metabolism-(Indonesian).aspx. Diakses pada 9 Juli 2012.
Fatkhomi F. 2009. Struktur dan Fungsi Sel. http://wordbiology.wordpress.com/2009/08/27/ struktur-dan-fungsi-sel-2/. Diakses pada 9 Juli 2012.
Novizan. 2002. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Priani N. 2003. Metabolisme Bakteri. USU digital library.
Purnomo B. 2004. Pertumbuhan dan Metabolisme Mikroorganisme. http://bpurnomo.byethost32. com/MATERI_files/mikrobiologi_4.pdf. diakses pada 9 Juli 2012.
Susilowarno G. 2007. Biologi SMA untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Grasindo.




Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates