BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tanah
terdiri atas hancuran batu-batuan. Partikel-partikel itu ada yang sebesar
butir-butir pasir, ada pula yang sangat halus yang lebih kecil daripada 0,02
mm, yaitu yang merupakan lumpur. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan
campuran populasi dari: protozoa, bakteri, algae, jamur. Pada umumnya,
mikroorganisme tersebut lebih banyak terdapat di atau dekat permukaan tanah.
Makin masuk ke dalam tanah, makin berkuranglah penghuninya.
Air
merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup, dan kebersihan air adalah
syarat utama bagi terjaminnya kesehatan. Menurut tempatnya, air dapat berada
dipermukaan tanah (air permukaan) dan dapat pula berada di dalam tanah (air
tanah). Air tanah mengandung zat organik maupun anorganik sehingga baik bagi
kehidupan mikroorganisme.
Mikroorganisme
yang autotrof merupakan penghuni pertama air yang mengandung zat anorganik.
Temperature yang optimum sepanjang tahun di Indonesia menyebabkan air di alam
terbuka selalu mengandung mikroorganisme.
Dari
semua lingkungan, udara merupakan lingkungan yang paling sederhana dan
lingkungan ini berada dalam dalam satu fasa yaitu gas. Jumlah relatif dari
berbagai gas di udara diukur dengan persentase volume yaitu terdiri dari 78%
nitrogen, 21% oksigen, 0,9% argon, 0,03% karbon dioksida 0,01% hidrogen dan gas
lainnya dalam jumlah sedikit. Selain berbagai gas, debu dan uap yang
terkondensasi juga dapat ditemukan di udara. Udara terdiri dari berbagai
lapisan hingga ketinggian sekitar 1000 km. Lapisan yang terdekat dengan bumi
disebut troposfer. Di daerah subtropis, troposfer memanjang sekitar 11 km
sedangkan di daerah tropis sampai sekitar 16 km. Troposfer ini dicirikan dengan
keberadaan mikroorganisme. Temperatur atmosfer bervariasi dekat permukaan bumi.
Namun, mikroba dalam jumlah besar ditemukan di atmosfer bagian bawah (permukaan
bumi).
Oksigen
merupakan kebutuhan utama manusia yang paling esensial. Saat ini, masyarakat di
kota-kota besar sudah sulit mendapat udara yang bersih dan segar karena
tingginya tingkat pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor dan kegiatan
pabrik. Kondisi pencemaran udara seperti ini mengakibatkan logam-logam berat
berbahaya, virus, bakteri dan mikroorganisme lainnya bercampur baur dan masuk
ke dalam tubuh melalui tarikan napas kita. Mengetahui jenis-jenis penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang berterbangan bebas di udara dan cara
penanggulangannya adalah penting agar kita dapat melakukan pencegahan terhadap
penyakit tersebut. Pada bahasan kali ini, kami akan memaparkan beberapa jenis
penyakit yang ditularkan melalui udara diantaranya penyakit TBC, meningitis dan
influenza.
1.2
Rumusan Masalah
·
Apa
saja peranan mikroba dalam tanah?
·
Apa
saja peranan mikroba di dalam air?
·
Apa
saja peranan mikroba di udara?
1.3
Tujuan Penulisan
·
Untuk
mengetahui apa saja peranan mikroba di dalam tanah
·
Untuk
mengetahui apa saja peranan mikroba di dalam air
·
Untuk
mengetahui apa saja peranan mikroba di udara
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Mikroba Tanah
Pengaruh m.o terhadap pertumbuhan
tanaman dianggap penting jika kita dapat memanfaatkannya guna meningkatkan
produktivitas tanaman, mempertahankan kesuburan tanah dengan mengintroduksi m.o
asing ke dalam tanah dan meningkatkan aktivitas m.o asli. Mikroba dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dapat bersifat mendorong atau
menghambat. Hal ini dapat dilihat pada:
·
Penggunaan metabolit m.o sebagai nutrien utama
·
Pengaruh zat pengatur tumbuh yang dihasilkan m.o
·
Penguraian hara yang semula tidak tersedia menjadi
tersedia dari bahan organik dan mineral
·
Menghambat perkembangan patogen tumbuhan
·
Substansi fitotoksik yang dihasilkan m.o saprofit dan
parasit
·
Produksi enzim
·
Persaingan antara m.o dan tumbuhan terhadap unsur hara
esensil
·
Hubungan tanaman dengan m.o dapat bersifat langsung dan
tidak langsung.
Interaksi tanaman dengan m.o,
biasanya sukar diamati sebab perubahan pertumbuhan tanaman akibat m.o
menyerupai perubahan yang diakibatkan oleh sifat fisik dan kimia tanah.
Sifat fisik dan kimia tanah juga mempengaruhi pertumbuhan m.o yang selanjutnya
akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Askari, 2012)
2.2.Mikroba Air
Mikrobiologi aquatik ialah telaah
mengenai mikroorganisme serta kegiatannya di perairan tawar, muara, dan, marin,
termasuk mata air, danau, sungai, dan laut. Bidang itu menelaah virus, bakteri,
alga, protozoa, dan cendawan mikroskopik yang menghuni perairan alamiah ini.
Beberapa diantaranya organisme ini memang merupakan penghuni asli perairan
alamiah yang lain merupakan penghuni sementara yang sebentar-sebentar memasuki
perairan tersebut dari udara ke tanah, atau dari proses industri atau rumah
tangga. Jasad-jasad renik ini beserta kegiatannya dalam banyak hal amatlah
penting. Mereka dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan kehidupan hewan,
mereka menempati posisi kunci dalam rantai makanan dengan cara menyediakan
makanan bagi kehidupan aquatik berikutnya yang bertaraf lebih tinggi. Mereka
membantu berlangsungnya rantai reaksi biokimia yang mengatur daur ulang
unsur-unsur, seperti yang terjadi di dalam tanah.
Mikrobiologi aquatik menjadi makin
penting dengan adanya urbanisasi yang disertai makin meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan air, pentingnya perairan alamiah sebagai reservoir makanan
utama, penyelidikan lepas pantai untuk mendapatkan minyak dan mineral,
didirikannya badan perlindungan keadaan lingkungan serta perkembangan lainnya
(askari, 2012)
2.3.Mikroba udara
Kompisisi
baku udara yang kita hisap setiap saat, sudah diketahui sejak lama. Walaupun
begitu sejalan dengan semakin kompleknya masalah pencemaran udara maka
komposisi tersebut banyak yang berubah, khususnya karena terdapat komponen
asing/mikroorganisme. Komposisi baku udara secara kimia sebagai berikut:
Tabel
Komposisi udara murni tanpa cemaran mikrooganisme
Komponen
|
Komposisi
(ppm)
|
|
Per
Volume
|
Per
Berat
|
|
Nitrogen
|
780.900
|
755.100
|
Oksigen
|
209.500
|
231.500
|
Argon
|
9.300
|
12.800
|
CO2
|
300
|
460
|
Neon
|
18
|
12,5
|
Helium
|
5,2
|
0,72
|
Metan
|
2,2
|
1,2
|
Kripton
|
1
|
2,9
|
N.
Oksida
|
1
|
1,5
|
Hidrogen
|
0,5
|
0,08
|
Xenon
|
0,08
|
0,36
|
Kelompok
mikroorganisme yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri,
jamur (termasuk didalamnya ragi) dan juga mikroalgae. Kehadiran jasad hidup
tersebut didalam udara, ada yang didalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun
dalam bentuk generatif (umumnya spora) (Anonimous, 2011).
BAB III
PEMBAHASAN
1.
Peranan Mikroba Tanah
1.1 Penggunaan metabolit m.o sebagai
nutrien utama
Hampir semua substansi yang
dihasilkan mikroorganisme dilepaskan ke dalam tanah dan dapat berfungsi sebagai
hara bagi tanaman, namun yang banyak disoroti adalah yang melibatkan senyawa
nitrogen. N amat penting bagi tanaman karena perannya dalam pembentukan
protein. Namun demikian N mudah hilang oleh pencucian, penguapan dll.
Nitgogen banyak dijumpai diatmosfir
(± 78%) dari jumlah gas yang ada, namun demikian N atmosfir tidak dapat
digunakan langsung oleh sebagian besar tanaman. Mikroba tertentu mampu menambat
N gas dan mengubahnya ke dalam senyawa amonium yang akan tersedia bagi tanaman.
Mikroba tersebut adalah bakteri bintil akar yang bersimbiose dengan tanaman
pepolongan dan bakteri yang hidup bebas seperti Azotobacter, Beijerinckia,
Clostridium, Nocardia, Pseudomonas, Rhodospirillum, ganggang hijau biru
dll. Tidak semua m.o tersebut berhasil dibuktikan kemampuannya menambat
N, namun telah diketahui bahwa m.o tersebut dapat hidup pada media yang kurang
N nya.
Azotobacter adalah bakteri penambat
N yang hidup bebas, banyak dijumpai di daerah rizosfer (dalam tanah 20 – 8000
sel/g), pada pH tanah antara 5,9 – 8,4 (tidak jumpai jika pH masam). Pada tanah
dimana Azotobacter tidak ditemukan, maka bakteri penambat N yang hidup bebas
lainnya dapat dijumpai (ex. Beijerinckia) yang tumbuh aerob pada tanah tropik
masam. Clostridium tumbuh secara anaerob pada kisaran pH antara
Azotobacter dengan Beijerinckia. Pseudomonas sppadalah bakteri
penambat N untuk tanah masam.
Azotobacter mendapat banyak
perhatian karena dapat diintroduksi masuk ke dalam tanah guna meningkatkan
produksi tanaman. Para pakar Rusia melaporkan adanya kenaikan produksi
serealia, tembakau dan kapas sebesar 20 % pada tanah yang diinokulasi dengan
Azotobacter. Ada 3 spesies yang Azotobacter yang terkenal yaitu A. Chroococcum,
A. Vinelandii, dan A. Agite. Azotobacter adalah organisme penambat
N yang hidup bebas yang paling efisien, ia mengoksidasi 1 g gula untuk menambat
5 – 20 mg N. Bakteri ini hanya bertahan di daerah rizosfer dan tidak di daerah
bebas akar. Jumlah inokulan yang diperlukan agar diperoleh hasil yang
baik adalah 104 sel bakteri perbiji. Perlakuan biji dengan
Azotobacter dimungkinkan karena ia mampu bermigrasi sepanjang pertumbuhan akar.
Migrasi dan perbanyakannya berlangsung karena stimulasi eksudat akar muda
seperti berbagai gula. Sel – sel bakteri ini tidak memperbanyak diri pada
bagian akar yang dewasa.
Inokulasi Azotobacter pada tanaman
dimaksudkan untuk meningkatkan produksi, laju pekecambahan, pertumbuhan akar
dan perkembangan tanaman (ex. pada tanaman tomat). Pengaruh peningkatan
produksi tersebut terjadi akibat Azotobacter dapat menambat N, dapat
menghasilkan pemacu tumbuh, dan dapat menghambat patogen tanaman.
Ganggang hijau biru, tumbuh subur
pada lapisan permukaan tanah yang cukup cahaya. Ganggang sangat penting untuk
padi sawah karena dapat menambat N sebanyak 13 – 70 kg N/ha/th. Dilaporkan oleh
Watanabe (1960), padi yang diinokulasi dengan ganggang hijau biru akan
memperoleh N 20% lebih banyak dari pada yang tidak diinokulasi.
Rhizobium yang diinokulasikan pada
kedelai menaikkan hasil biji sebesar 31% (Norman, 1943), sedangkan Lynch dan
Sears ( 1952) menemukan bahwa 89 dari 108 buah unit percobaan kedelai yang
menunjukkan bahwa inokulasi meningkatkan hasil produksi. Umumnya tanah
yang tidak mengandung rhizobia memerlukan pre-inokulasi untuk mendapatkan
produksi yang tinggi pada tahun-tahun pertama setelah penanaman, sedangkan pada
tanah yang secara alami mengandung rhizobia yang efektif, pre-inokulasi
hanyalah suatu usaha untuk mengatasi kegagalan produksi. Tidak semua
legum yang berbintil menambat N dengan kadar yang sama. Clover putih dan
lucerna yang merupakan pepolongan yang paling efisien dalam nemambat N.
1.2 Produksi
substansi pengatur tumbuh
M.O penghasil substansi pengatur
tumbuh dan vitamin yang dalam jumlah kecil sudah dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Kemampuan m.o untuk mensintesis as. Indole asetat (IAA) sudah
lama diketahui namun peran IAA sebagai pengatur tumbuh baru kemudian
diketahui. Dari 150 jenis fungi, bakteri dan aktinomicetes yang diisolasi
dari tanah 66% diantaranya dapat mensintesis substansi yang merangsang
pertumbuhan koleoptil avena. Ekstrak algae , dapat memacu pertumbuhan
kecambah padi dalam waktu singkat, memacu perkembangan akar dan tanaman bagian
atas serta kandungan protein padi meningkat (Shukla dan Gupta,
1968). Akar tanaman tidak dapat mensintesa vit, dan dalam keadaan biasa
mendapat suplai dari bagian tanaman lain, namun akar dapat menyerap substansi
pengatur tumbuh dan hormon jika ada dalam tanah. Azotobacter,
menghasilkan hormon tumbuh (auksin dan IAA) dan melalui proses imbisi masuk ke
dalam biji yang berkecambah.
1.3 Penyediaan hara untuk pertumbuhan tanaman
M.o merombak bahan organik, melepas
hara anorganik yang dibutuhkan tanaman. Jika m.o tidak ada maka bahan
organik akan berakumulasi, unsur hara tidak tersedia. Di daerah dengan
aktivitas m.o yag rendah seperti daerah rawa endapan gambut akan terbentuk
kerena laju pembentukan substansi organik melebihi laju perombakannya.
Rhizoctonia (simbion mikoriza anggerek), merombak karbohidrat dan meneruskannya
ke inang (anggerek) berupa gula.
M.o dapat menghasilkan asam-asam
organik seperti as.glukonat (bakteri), as.sitrat, as.oksalat (fungi) dapat
melarutkan mineral, namun fosfat besi, fosfat aluminium resisten terhadap
asam-asam tersebut, tetapi dapat larut oleh as.hidrogen sulfida yang juga
dihasilkan oleh m.o. Sebagian besar pengurai silikat dan fosfat ditemukan di
dalam tanah yang cukup bahan organik sebagai substrat m.o. Kobus (1962),
mengestimasi bahwa 8 – 95% m.o yang diteliti dari berbagai contoh tanah dapat
menguraikan kalsiumdifosfat.
1.4 Hambatan terhadap patogen tumbuhan
M.o yang bersifat patogen dapat
menyebabkan hilangnya tanaman pangan dalam jumlah besar. Untuk meningkatkan
produksi maka m.o patogen harus ditekan, penekanan terhadap m.o
tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan sifat antagonis dari saprofit
tanah. Hambatan terhadap m.o patogen lebih mudah didemonstrasikan
dalam lingkungan terkendali dibandingkan dalam lingkungan alami. Contoh,
pengendalian Fusarium solani (penyebab
penyakit busuk akar) pada kacang panjang oleh Xanthomonas . Disamping itu
akibat pemberian sulfur akan terbentuk asam akibat organisme pengoksidasi
sulfur, hal ini (asam) dapat menekan pertumbuhan Streptomyces scabies (penyebab kudis) pada kentang.
Disamping bakteri, aktinomicetes penghasil antibiotik dapat mengurangi
kerusakan akar kecambah gandum yang disebabkan oleh Helminthosporium sativum.
Tanaman yang resisten memiliki
mekanisme yang mendorong pertumbuhan mikroba antagonis. Contoh, resistensi
penyakit pada flax karena adanya senyawa linamarin yang akan membentuk hidrogen
sianida bila dihidrolisis.
Patogen Fusarium dan Helminthosporiumdihambat
oleh pembentukan hidrogen sianida sedangkan yang antagonis seperti Trichoderma viride tidak
terpengaruh. Namun demikian pembentukan asam sianida perlu dikendalikan sebab
kalau berlebih dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
1.5 Pembentukan susbstansi fitotoksin
Banyak parasit tanaman asal tanah
dan m.o hidup bebas dapat menghasilkan toksin atau melepas toksin dari residu
tanaman dalam tanah sehingga dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Senyawa kimia fitotoksik yang potensil dihasilkan m.o hidup bebas adalah asam
amino, antibiotik, giberelin, nitrit, karbon dioksida, hidrogen sulfida.
Alkaloid, koumarin, fenol, aldehild, amonia, hidrogen sianida, as.amino, asam
organik dapat dilepas m.o dari bahan organik tanah.
2.
Peranan
Mikroba Air
Kehidupan aquatik mempertunjukkan
adanya interaksi yang amat rumit di antara mikroorganisme, dan
antaramikroorganisme dengan mikroorganisme, baik tumbuhan maupun hewan.
Mikroorganisme, terutama alga memegang peranan penting dalam rantai makanan
lingkungan aquatik.
Produsen primer dalam lingkungan aquatik
ialah alga yang di dominasi oleh fitoplankton. Dengan fotosintesis, alga mampu
mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi (persenyawaan organik).
Protozoa (spesies Foraminifera dan Radiolaria, dan juga banyak spesies berflagela dan bersilia) juga
terdapat dalam jumlah banyak di daerah yang di huni fitoplankton. Jenis-jenis
zooplankton ini hidup dari organisme fitoplankton, bakteri, dan zat-zat organik
atau anorganik sebagai makanannya menurut penyelidikan, zooplankton menghindari
cahaya dan mempertunjukkan migrasi diurnal. Pada malam hari zooplankton memakan
fitoplankton dan di permukaan, sedangkan siang hari berada di zone fotik.
Plankton, terutama fitoplankton
dianggap sebagai “pada rumput di laut”. Ikan, ikan paus dan cumi-cumi secara
langsung memakan plankton atau hewan yang lebih besar pemakan plankton.
Istilah ”kesuburan lautan” dipakai
untuk menyatakan kemampuan oragisnme-organsime yang terdapat di dalamnya
untuk menghasilkan bahan organik. Lingkungan darat menghasilkan 1-10 gram bahan
organik kering per meter persegi/hari, daerah-daerah lautan yang dalam
menghasilkan 0,5 gram. Bagaimanapun juga daerah laut jauh lebih luas daripada
lahan yang produktif sehingga perbedaan terrsebut tidak penting karena pada akhirnya
produktifitas total lautan jauh melebihi produktifitas total lahan. Kesuburan
ini terutama bergantung kepada produksi fitoplankton.
Di berbagai daerah aquatik yang berbeda
terdapat banyak tipe fisiologis bakteri. Diantara kelompok psikhrofilik
terdapat bakteri tertentu yang bercahaya. Yang dapat menghasilkan cahaya
bila ada oksigen.
Beberapa bakteri (Flavobacterium, Micrococcus, dan Chromobacterium) di daerah
permukaan lingkungan sering kali berpigmen, suatu ciri khas yang dimilikinya
untuk melindungi diri terhadap bagian dari radiasi sinar matahari yang
bersifat letal. Bakteri yang banyak ditemui di daerah-daerah yang tercemari
hasil buangan rumah tangga dan kaya akan nutrien organik meliputi bakteri coli, streptococcus tinja, dan spesies-spesies
dari genus Bacillus, Proteus, Clostridium, dan Thiobacillus. Virus enterik
juga mungkin dapat dijumpai di situ. Di daerah-daerah yang miskin akan nutrien
seringkali terdapat bakteri tunas dan/atau berapendiks seperti Hyphonicrobium, Caulobacter, Gallionella, di
samping Pseudomonas.
Fitoplankton dan alga bentik merupakan
sebagian kecil dari bahan makanan yang tersedia di muara dangkal. Vegetasi
organik di uraikan oleh bakteri dan cendawan dan diubah menjadi protein
mikrobial yang dapat merupaka nutrien untuk protozoa. Namun, di daerah muara
terdapat banyak pemakan bahan makanan berupa potongan-potongan (golongan udang
dan kepiting herbivora dan omnivora, kerang-kerangan, larva serangga nemathoda
dan beberapa jenis ikan). Mereka memperoleh energinya dari bahan tanaman
berpembuluh yang terdapat di sepanjang pantai.
3.
Peranan
Mikroba Udara
Udara
tidak mempunyai flora alami, karena organisme tidak dapat hidup dan tumbuh
terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas
organisme-organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa
serta pada partikel debu. Setiap kegiatan manusia agaknya menimbulkan bakteri
di udara, batuk, dan bersin menimbulkan aerosol biologi (yaitu kumpulan
partikel di udara). Kebanyakan partikel dalam aerosol biologi terlalu besar
untuk mencapai paru-paru, karena partikel-partikel ini tersaring pada daerah
pernapasan atas. Sebaliknya, partikel-partikel yang sangat kecil mungkin
mencapai tapak-tapak infektif yang berpotensi.
Walaupun
udara tidak mendukung kehidupan mikroorganisme, kehadirannya hampir selalu
dapat ditunjukkan dalam cuplikan udara. Jumlah dan macam mikroorganisme dalam
suatu volume udara akan bervariasi sesuai dengan lokasi, kondisi cuaca dan
jumlah orang yang ada. Daerah yang berdebu hampir selalu mempunyai populasi
mikroorganisme atmosfer yang tinggi. Sebaliknya, hujan, salju atau hujan es
akan cenderung mengurangi jumlah organisme di udara dengan membasuh
partikel-partikel yang lebih berat dan mengendapkan debu.
Komposisi
baku udara yang kita hisap setiap saat, sudah diketahui sejak lama. Walaupun
begitu sejalan dengan semakin kompleknya masalah pencemaran udara maka
komposisi tersebut banyak yang berubah, khususnya karena terdapat komponen
asing/mikroorganisme. Kelompok mikroorganisme yang paling banyak berkeliaran di
udara bebas adalah bakteri, jamur (termasuk didalamnya ragi) dan juga
mikroalgae. Kehadiran jasad hidup tersebut didalam udara, ada yang didalam
bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora).
Pada
umumnya mikroba yang terdapat di udara merupakan mikroorganisme pathogen yang
dapat menyebabkan penyakit. Seperti halnya virus yang mencari inangnya melalui
perantara udara. Berikut ini macam-
macam penyakit yang ditularkan melalui udara:
a.
Tuberkulosis atau TBC
Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung
ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan
dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak
langsung dapat juga melalui debu, Lamanya dari terkumpulnya kuman sampai
timbulnya gejala penyakit dari yang berbulan-bulan sampi tahunan membuat
penyakit ini digolongkan penyakit kronis.
b.
Meningitis
Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak
berbahaya, akan pulih tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun
Meningitis disebabkan oleh bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya
kerusakan otak, hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa
menyebabkan kematian. Sedangkan Meningitis disebabkan oleh jamur sangat jarang,
jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya tahan
tubuh) seperti pada penderita AIDS.
Bakteri
yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya:
1.
Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
2.
Neisseria meningitidis (meningococcus).
3.
Haemophilus influenzae (haemophilus).
4.
Listeria monocytogenes (listeria).
5.
Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus
aureus dan Mycobacterium tuberculosis.
c.
Flu Burung
Avian Influenza atau flu burung adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza H5N1. Virus yang membawa
penyakit ini terdapat pada unggas dan dapat menyerang manusia. Virus influenza
H5N1 merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas dan memiliki sifat dapat bertahan
hidup di air hingga empat hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C.
Penularan virus flu burung berlangsung melalui saluran pernapasan. Unggas yang
terinfeksi virus ini akan mengeluarkan virus dalam jumlah besar di kotorannya.
Manusia dapat terjangkit virus ini bila kotoran unggas bervirus ini menjadi
kering, terbang bersama debu, lalu terhirup oleh saluran napas manusia.
d.
Pneumonia
Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit
radang paru-paru ditandai dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma
atau radang tenggorokan biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat, napas
berbunyi hingga sesak napas, dan badan terasa lemas.
Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri
Streptococus pneumoniae dan Hemopilus influenzae yang berterbangan di udara
terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran
pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Selain dapat menimbulkan
infeksi pada paru-paru, bakteri berbahaya itu juga dapat mengakibatkan radang
selaput pada otak (meningitis) serta infeksi pembuluh darah yang amat fatal.
e.
Sars
Sindrom pernapasan akut parah atau Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS) merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala awal
gangguan pernapasan berupa napas pendek dan terkadang disertai batuk. Penyebab
SARS adalah Coronavirus, yaitu virus yang bersifat menular dan umumnya
menyerang saluran pernapasan atas, virus ini juga dapat menyebabkan flu.
Penyebaran terbanyak penyakit ini adalah di Asia, terutama Cina dan Hong Kong.
Sementara itu, di Indonesia sendiri, menurut data terakhir Badan Kesehatan
Dunia (WHO) baru ditemukan 7 kasus suspect, 2 kasus probable, dan belum ada
satu pun kasus kematian akibat penyakit ini (WHO, 21 Juli 2006).
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Lingkungan,
sesuatu yang ada di sekeliling kita dimana semua makhluk hidup berada dari
makhluk terkecil (mikroorganisme) sampai makhluk yang sempurna (manusia).
Lingkungan yang terdiri dari udara, air dan tanah dimana dari ketiga komponen
tersebut kita sangat membutuhkannya dalam kehidupan sehari-hari, bila ketiga
komponen tersebut terganggu maka terganggu pula aktivitas kita, misalnya saja
jika terdapat mikroorganisme yang tidak menguntungkan dalam air dan yang
lain-lainnya, lebih lanjutnya akan kita bahas di bawah ini. Peranan
mikroorganisme dalam pengelolaan pencemaran lingkungan dapat terjadi dalam dua
hal, yaitu:
a) Mikroorganisme
yang telah direkayasa dapat digunakan untuk menggantikan suatu proses produk
sehingga hanya menghasilkan polutan sedikit mungkin.
b) Mikroorganisme
yang telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme pembersih.
Mikroorganisme
penghuni tanah merupakan campuran populasi dari: protozoa, bakteri, algae,
jamur. Pada umumnya, mikroorganisme tersebut lebih banyak terdapat di atau
dekat permukaan tanah. Makin masuk ke dalam tanah, makin berkuranglah
penghuninya.
Manfaat
mikroorganisme atau mokroba bagi tanah diantaranya adalah:
·
Sebagai nutrient utama
bagi tumbuhan
·
Substansi untuk tumbuh
·
Penyediaan hara untuk
pertumbuhan tanaman
·
Hambatan terhadap
pathogen tumbuhan
Mikrobiologi aquatik ialah telaah
mengenai mikroorganisme serta kegiatannya di perairan tawar, muara, dan marin
termasuk mata air, danau, sungai, dan laut.
2.
Ekosistem aquatik ada 4, yaitu :
a) Samudera
b) Danau-danau
c) Perairan mengalir
d)
Instalasi
penjernihan
3. Mikroba dalam air jernih yaitu ;
a) Kelompok bakteri besi (Crenothrix
dan Sphaerotilus)
b) Kelompok bakteri belerang
(Chromatium, Thiobacillus)
c) Mikroalga (Alga hijau-biru, biru dan
kersik)
4. Penyebaran mikroorganisme dalam
lingkungan aquatik ada 2, yaitu :
a) Plankton (Fitoplankton dan
Zooplankton) yaitu organsime yang terapung dan hanyut pada permukaan ekosistem
aquatik.
b) Mikroorgansime bentik yaitu
merupakan mikroogansime penghuni suatu dasar perairan (lumpur tanah).
5. Peranan mikroorgansime dalam lingkungan
aquatik, yaitu :
a) Sebagai produsen primer dalam
lingkungan aquatik (alga yang di dominasi oleh fitoplankton.
b) Organisme aquatik mampu menghasilkan
bahan organik “kesuburan lautan”.
c) Alga planktonik (dalam lingkungan
tertentu dapat tumbuh menjadi populasi yang sangat besar sehingga dapat
mengubah warna air).
Dari
semua lingkungan, udara merupakan lingkungan yang paling sederhana dan
lingkungan ini berada dalam dalam satu fasa yaitu gas. Jumlah relatif dari
berbagai gas di udara diukur dengan persentase volume yaitu terdiri dari 78%
nitrogen, 21% oksigen, 0,9% argon, 0,03% karbon dioksida 0,01% hidrogen dan gas
lainnya dalam jumlah sedikit. Selain berbagai gas, debu dan uap yang
terkondensasi juga dapat ditemukan di udara. Udara terdiri dari berbagai lapisan
hingga ketinggian sekitar 1000 km. Lapisan yang terdekat dengan bumi disebut
troposfer. Di daerah subtropis, troposfer memanjang sekitar 11 km sedangkan di
daerah tropis sampai sekitar 16 km.
Contoh
penyakit yang dapat ditimbulkan oleh mikroorganisme atau mikroba yang berada di
udara adalah:
·
TBC
·
Meningitis
·
Flu Burung (H5N1)
·
Sars
4.2.Saran
Sebaiknya mikroba yang ada di lingkungan
diperhatikan secara baik agar dapat dimanfaatkan maupun dihindari, dan perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai mikroba lingkungan sesuai dengan
potensi yang dapat dimanfaatkan dari mikroba tersebut,
misalnya dalam pelumpuhan mikroorganisme tersebut untuk di jadikannya vaksin
sebagai antibodi pada tubuh manusia agar tidak terjangkit atau tertular oleh
penyakit-penyakit yang berbahaya tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimous. 2011. Mikrobiologi
Lingkungan. http://www.chykoemoo.com/2011/06/mikrobiologi-lingkungan-makalah.html
Anonimous. 2011. Makalah
Mikrobiologi Lingkungan. http://www.scribd.com/doc/28544948/makalah-mikrobiologi-lingkungan
Azkari, wahyu. 2012. Tanah Sebagai Habitat Mikroorganisme. http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/tanah-sebagai-habitat-mikroorganisme/pengaruh-mikroba-terhadap-pertumbuhan-tanaman/
Dewangga, aru. 2011. Pengaruh Lingkungan dan Fisiologis Terhadap Pertumbuhan Mikroba. http://arudewangga.blog.uns.ac.id/2011/02/12/makalah-mikrobiologi-lingkungan-pengaruh-lingkungan-dan-fisiologis-terhadap-pertumbuhan-mikroba/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar