Pages

Ads 468x60px

Labels

Selasa, 23 Juni 2015

Mikroba pada Berbagai Lingkungan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Tanah terdiri atas hancuran batu-batuan. Partikel-partikel itu ada yang sebesar butir-butir pasir, ada pula yang sangat halus yang lebih kecil daripada 0,02 mm, yaitu yang merupakan lumpur. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi dari: protozoa, bakteri, algae, jamur. Pada umumnya, mikroorganisme tersebut lebih banyak terdapat di atau dekat permukaan tanah. Makin masuk ke dalam tanah, makin berkuranglah penghuninya.


Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup, dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan. Menurut tempatnya, air dapat berada dipermukaan tanah (air permukaan) dan dapat pula berada di dalam tanah (air tanah). Air tanah mengandung zat organik maupun anorganik sehingga baik bagi kehidupan mikroorganisme.
Mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama air yang mengandung zat anorganik. Temperature yang optimum sepanjang tahun di Indonesia menyebabkan air di alam terbuka selalu mengandung mikroorganisme.
Dari semua lingkungan, udara merupakan lingkungan yang paling sederhana dan lingkungan ini berada dalam dalam satu fasa yaitu gas. Jumlah relatif dari berbagai gas di udara diukur dengan persentase volume yaitu terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, 0,9% argon, 0,03% karbon dioksida 0,01% hidrogen dan gas lainnya dalam jumlah sedikit. Selain berbagai gas, debu dan uap yang terkondensasi juga dapat ditemukan di udara. Udara terdiri dari berbagai lapisan hingga ketinggian sekitar 1000 km. Lapisan yang terdekat dengan bumi disebut troposfer. Di daerah subtropis, troposfer memanjang sekitar 11 km sedangkan di daerah tropis sampai sekitar 16 km. Troposfer ini dicirikan dengan keberadaan mikroorganisme. Temperatur atmosfer bervariasi dekat permukaan bumi. Namun, mikroba dalam jumlah besar ditemukan di atmosfer bagian bawah (permukaan bumi).
Oksigen merupakan kebutuhan utama manusia yang paling esensial. Saat ini, masyarakat di kota-kota besar sudah sulit mendapat udara yang bersih dan segar karena tingginya tingkat pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor dan kegiatan pabrik. Kondisi pencemaran udara seperti ini mengakibatkan logam-logam berat berbahaya, virus, bakteri dan mikroorganisme lainnya bercampur baur dan masuk ke dalam tubuh melalui tarikan napas kita. Mengetahui jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang berterbangan bebas di udara dan cara penanggulangannya adalah penting agar kita dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit tersebut. Pada bahasan kali ini, kami akan memaparkan beberapa jenis penyakit yang ditularkan melalui udara diantaranya penyakit TBC, meningitis dan influenza.

1.2              Rumusan Masalah
·         Apa saja peranan mikroba dalam tanah?
·         Apa saja peranan mikroba di dalam air?
·         Apa saja peranan mikroba di udara?

1.3              Tujuan Penulisan
·         Untuk mengetahui apa saja peranan mikroba di dalam tanah
·         Untuk mengetahui apa saja peranan mikroba di dalam air
·         Untuk mengetahui apa saja peranan mikroba di udara




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mikroba Tanah
Pengaruh m.o terhadap pertumbuhan tanaman dianggap penting jika kita dapat memanfaatkannya guna meningkatkan produktivitas tanaman, mempertahankan kesuburan tanah dengan mengintroduksi m.o asing ke dalam tanah dan meningkatkan aktivitas m.o asli.  Mikroba dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dapat bersifat mendorong atau menghambat.  Hal ini dapat dilihat pada:
·         Penggunaan metabolit m.o sebagai nutrien utama
·         Pengaruh zat pengatur tumbuh yang dihasilkan m.o
·         Penguraian hara yang semula tidak tersedia menjadi tersedia  dari bahan organik dan mineral
·         Menghambat perkembangan patogen tumbuhan
·         Substansi fitotoksik yang dihasilkan m.o saprofit dan parasit
·         Produksi enzim
·         Persaingan antara m.o dan tumbuhan terhadap unsur hara esensil
·         Hubungan tanaman dengan m.o dapat bersifat langsung dan tidak langsung.
Interaksi tanaman dengan m.o, biasanya sukar diamati sebab perubahan pertumbuhan tanaman akibat m.o menyerupai perubahan yang diakibatkan oleh sifat fisik dan kimia tanah.  Sifat fisik dan kimia tanah juga mempengaruhi pertumbuhan m.o yang selanjutnya akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Askari, 2012)
2.2.Mikroba Air
Mikrobiologi aquatik ialah telaah mengenai mikroorganisme serta kegiatannya di perairan tawar, muara, dan, marin, termasuk mata air, danau, sungai, dan laut. Bidang itu menelaah virus, bakteri, alga, protozoa, dan cendawan mikroskopik yang menghuni perairan alamiah ini. Beberapa diantaranya organisme ini memang merupakan penghuni asli perairan alamiah yang lain merupakan penghuni sementara yang sebentar-sebentar memasuki perairan tersebut dari udara ke tanah, atau dari proses industri atau rumah tangga. Jasad-jasad renik ini beserta kegiatannya dalam banyak hal amatlah penting. Mereka dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan kehidupan hewan, mereka menempati posisi kunci dalam rantai makanan dengan cara menyediakan makanan bagi kehidupan aquatik berikutnya yang bertaraf lebih tinggi. Mereka membantu berlangsungnya rantai reaksi biokimia yang mengatur daur ulang unsur-unsur, seperti yang terjadi di dalam tanah.
Mikrobiologi aquatik menjadi makin penting dengan adanya urbanisasi yang disertai makin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan air, pentingnya perairan alamiah sebagai reservoir makanan utama, penyelidikan lepas pantai untuk mendapatkan minyak dan mineral, didirikannya badan perlindungan keadaan lingkungan serta perkembangan lainnya (askari, 2012)
2.3.Mikroba udara
Kompisisi baku udara yang kita hisap setiap saat, sudah diketahui sejak lama. Walaupun begitu sejalan dengan semakin kompleknya masalah pencemaran udara maka komposisi tersebut banyak yang berubah, khususnya karena terdapat komponen asing/mikroorganisme. Komposisi baku udara secara kimia sebagai berikut:
Tabel Komposisi udara murni tanpa cemaran mikrooganisme
Komponen
Komposisi (ppm)
Per Volume
Per Berat
Nitrogen
780.900
755.100
Oksigen
209.500
231.500
Argon
9.300
12.800
CO2
300
460
Neon
18
12,5
Helium
5,2
0,72
Metan
2,2
1,2
Kripton
1
2,9
N. Oksida
1
1,5
Hidrogen
0,5
0,08
Xenon
0,08
0,36

Kelompok mikroorganisme yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur (termasuk didalamnya ragi) dan juga mikroalgae. Kehadiran jasad hidup tersebut didalam udara, ada yang didalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora) (Anonimous, 2011).





BAB III
PEMBAHASAN

1.      Peranan Mikroba Tanah
1.1  Penggunaan metabolit m.o sebagai nutrien utama
Hampir semua substansi yang dihasilkan mikroorganisme dilepaskan ke dalam tanah dan dapat berfungsi sebagai hara bagi tanaman, namun yang banyak disoroti adalah yang melibatkan senyawa nitrogen.  N amat penting bagi tanaman karena perannya dalam pembentukan protein. Namun demikian N mudah hilang oleh pencucian, penguapan dll.
Nitgogen banyak dijumpai diatmosfir (± 78%) dari jumlah gas yang ada, namun demikian N atmosfir tidak dapat digunakan langsung oleh sebagian besar tanaman. Mikroba tertentu mampu menambat N gas dan mengubahnya ke dalam senyawa amonium yang akan tersedia bagi tanaman. Mikroba tersebut adalah bakteri bintil akar yang bersimbiose dengan tanaman pepolongan dan bakteri yang hidup bebas seperti Azotobacter, Beijerinckia, Clostridium, Nocardia, Pseudomonas, Rhodospirillum, ganggang hijau biru dll.  Tidak semua m.o tersebut berhasil dibuktikan kemampuannya menambat N, namun telah diketahui bahwa m.o tersebut dapat hidup pada media yang kurang N nya.
Azotobacter adalah bakteri penambat N yang hidup bebas, banyak dijumpai di daerah rizosfer (dalam tanah 20 – 8000 sel/g), pada pH tanah antara 5,9 – 8,4 (tidak jumpai jika pH masam). Pada tanah dimana Azotobacter tidak ditemukan, maka bakteri penambat N yang hidup bebas lainnya dapat dijumpai (ex. Beijerinckia) yang tumbuh aerob pada tanah tropik masam.  Clostridium tumbuh secara anaerob pada kisaran pH antara Azotobacter dengan Beijerinckia.  Pseudomonas sppadalah bakteri penambat N untuk tanah masam.
Azotobacter mendapat banyak perhatian karena dapat diintroduksi masuk ke dalam tanah guna meningkatkan produksi tanaman. Para pakar Rusia melaporkan adanya kenaikan produksi serealia, tembakau dan kapas sebesar 20 % pada tanah yang diinokulasi dengan Azotobacter. Ada 3 spesies yang Azotobacter yang terkenal yaitu A. Chroococcum, A. Vinelandii, dan A. Agite.   Azotobacter adalah organisme penambat N yang hidup bebas yang paling efisien, ia mengoksidasi 1 g gula untuk menambat 5 – 20 mg N. Bakteri ini hanya bertahan di daerah rizosfer dan tidak di daerah bebas akar.  Jumlah inokulan yang diperlukan agar diperoleh hasil yang baik adalah 104 sel bakteri perbiji.  Perlakuan biji dengan Azotobacter dimungkinkan karena ia mampu bermigrasi sepanjang pertumbuhan akar.  Migrasi dan perbanyakannya berlangsung karena stimulasi eksudat akar muda seperti berbagai gula.  Sel – sel bakteri ini tidak memperbanyak diri pada bagian akar yang dewasa.
Inokulasi Azotobacter pada tanaman dimaksudkan untuk meningkatkan produksi, laju pekecambahan, pertumbuhan akar dan perkembangan tanaman (ex. pada tanaman tomat). Pengaruh peningkatan produksi tersebut terjadi akibat Azotobacter dapat menambat N, dapat menghasilkan pemacu tumbuh, dan dapat menghambat patogen tanaman.
Ganggang hijau biru, tumbuh subur pada lapisan permukaan tanah yang cukup cahaya. Ganggang sangat penting untuk padi sawah karena dapat menambat N sebanyak 13 – 70 kg N/ha/th. Dilaporkan oleh Watanabe (1960), padi yang diinokulasi dengan ganggang hijau biru akan memperoleh N 20% lebih banyak dari pada yang tidak diinokulasi.
Rhizobium yang diinokulasikan pada kedelai menaikkan hasil biji sebesar 31% (Norman, 1943), sedangkan Lynch dan Sears ( 1952) menemukan bahwa 89 dari 108 buah unit percobaan kedelai yang menunjukkan bahwa inokulasi meningkatkan hasil produksi.  Umumnya tanah yang tidak mengandung rhizobia memerlukan pre-inokulasi untuk mendapatkan produksi yang tinggi pada tahun-tahun pertama setelah penanaman, sedangkan pada tanah yang secara alami mengandung rhizobia yang efektif, pre-inokulasi hanyalah suatu usaha untuk mengatasi kegagalan produksi.  Tidak semua legum yang berbintil menambat N dengan kadar yang sama. Clover putih dan lucerna yang merupakan pepolongan yang paling efisien dalam nemambat N.

1.2  Produksi substansi pengatur tumbuh
M.O penghasil substansi pengatur tumbuh dan vitamin yang dalam jumlah kecil sudah dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.  Kemampuan m.o untuk mensintesis as. Indole asetat (IAA) sudah lama diketahui namun peran IAA sebagai pengatur tumbuh baru kemudian diketahui.  Dari 150 jenis fungi, bakteri dan aktinomicetes yang diisolasi dari tanah 66% diantaranya dapat mensintesis substansi yang merangsang pertumbuhan koleoptil avena.  Ekstrak algae , dapat memacu pertumbuhan kecambah padi dalam waktu singkat, memacu perkembangan akar dan tanaman bagian atas  serta kandungan protein padi meningkat (Shukla dan Gupta, 1968).  Akar tanaman tidak dapat mensintesa vit, dan dalam keadaan biasa mendapat suplai dari bagian tanaman lain, namun akar dapat menyerap substansi pengatur tumbuh dan hormon jika ada dalam tanah.  Azotobacter, menghasilkan hormon tumbuh (auksin dan IAA) dan melalui proses imbisi masuk ke dalam biji yang berkecambah.
1.3 Penyediaan hara untuk pertumbuhan tanaman
M.o merombak bahan organik, melepas hara anorganik yang dibutuhkan tanaman.  Jika m.o tidak ada maka bahan organik akan berakumulasi, unsur hara tidak tersedia. Di daerah dengan aktivitas m.o yag rendah seperti daerah rawa endapan gambut akan terbentuk kerena laju pembentukan substansi organik melebihi laju perombakannya.  Rhizoctonia (simbion mikoriza anggerek), merombak karbohidrat dan meneruskannya ke inang (anggerek) berupa gula.
M.o dapat menghasilkan asam-asam organik seperti as.glukonat (bakteri), as.sitrat, as.oksalat (fungi) dapat melarutkan mineral, namun fosfat besi, fosfat aluminium resisten terhadap asam-asam tersebut, tetapi  dapat larut oleh as.hidrogen sulfida yang juga dihasilkan oleh m.o. Sebagian besar pengurai silikat dan fosfat ditemukan di dalam tanah yang cukup bahan organik sebagai substrat m.o.  Kobus (1962), mengestimasi bahwa 8 – 95% m.o yang diteliti dari berbagai contoh tanah dapat menguraikan kalsiumdifosfat.
1.4 Hambatan terhadap patogen tumbuhan
M.o yang bersifat patogen dapat menyebabkan hilangnya tanaman pangan dalam jumlah besar. Untuk meningkatkan produksi maka m.o patogen harus ditekan,   penekanan terhadap m.o tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan sifat antagonis dari saprofit tanah.  Hambatan terhadap m.o patogen  lebih mudah didemonstrasikan dalam lingkungan terkendali dibandingkan dalam lingkungan alami.  Contoh, pengendalian Fusarium solani (penyebab penyakit busuk akar) pada kacang panjang  oleh  Xanthomonas . Disamping itu akibat pemberian sulfur akan terbentuk asam akibat organisme pengoksidasi sulfur, hal ini (asam) dapat menekan pertumbuhan Streptomyces scabies (penyebab kudis) pada kentang. Disamping bakteri, aktinomicetes penghasil antibiotik dapat mengurangi kerusakan akar kecambah gandum yang disebabkan oleh Helminthosporium sativum.
Tanaman yang resisten memiliki mekanisme yang mendorong pertumbuhan mikroba antagonis. Contoh, resistensi penyakit pada flax karena adanya senyawa linamarin yang akan membentuk hidrogen sianida bila dihidrolisis.
Patogen Fusarium dan Helminthosporiumdihambat oleh pembentukan hidrogen sianida sedangkan yang antagonis seperti Trichoderma viride tidak terpengaruh. Namun demikian pembentukan asam sianida perlu dikendalikan sebab kalau berlebih dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
1.5 Pembentukan susbstansi fitotoksin
Banyak parasit tanaman asal tanah dan m.o hidup bebas dapat menghasilkan toksin atau melepas toksin dari residu tanaman dalam tanah sehingga dapat menghambat pertumbuhan tanaman.  Senyawa kimia fitotoksik yang potensil dihasilkan m.o hidup bebas adalah asam amino, antibiotik, giberelin, nitrit, karbon dioksida, hidrogen sulfida.  Alkaloid, koumarin, fenol, aldehild, amonia, hidrogen sianida, as.amino, asam organik dapat dilepas m.o dari bahan organik tanah.
2.      Peranan Mikroba Air
Kehidupan aquatik mempertunjukkan adanya interaksi yang amat rumit di antara mikroorganisme, dan antaramikroorganisme dengan mikroorganisme, baik tumbuhan maupun hewan. Mikroorganisme, terutama alga memegang peranan penting dalam rantai makanan lingkungan aquatik.
  Produsen primer dalam lingkungan aquatik ialah alga yang di dominasi oleh fitoplankton. Dengan fotosintesis, alga mampu mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi (persenyawaan organik).
   Protozoa (spesies Foraminifera dan Radiolaria, dan juga banyak spesies berflagela dan bersilia) juga terdapat dalam jumlah banyak di daerah yang di huni fitoplankton. Jenis-jenis zooplankton ini hidup dari organisme fitoplankton, bakteri, dan zat-zat organik atau anorganik sebagai makanannya menurut penyelidikan, zooplankton menghindari cahaya dan mempertunjukkan migrasi diurnal. Pada malam hari zooplankton memakan fitoplankton dan di permukaan, sedangkan siang hari berada di zone fotik.
   Plankton, terutama fitoplankton dianggap sebagai “pada rumput di laut”. Ikan, ikan paus dan cumi-cumi secara langsung memakan plankton atau hewan yang lebih besar pemakan plankton.
  Istilah ”kesuburan lautan” dipakai  untuk menyatakan kemampuan oragisnme-organsime yang terdapat di dalamnya untuk menghasilkan bahan organik. Lingkungan darat menghasilkan 1-10 gram bahan organik kering per meter persegi/hari, daerah-daerah lautan yang dalam menghasilkan 0,5 gram. Bagaimanapun juga daerah laut jauh lebih luas daripada lahan yang produktif sehingga perbedaan terrsebut tidak penting karena pada akhirnya produktifitas total lautan jauh melebihi produktifitas total lahan. Kesuburan ini terutama bergantung kepada produksi fitoplankton.
  Di berbagai daerah aquatik yang berbeda terdapat banyak tipe fisiologis bakteri. Diantara  kelompok psikhrofilik terdapat bakteri tertentu yang bercahaya.  Yang dapat menghasilkan cahaya bila ada oksigen.
  Beberapa bakteri (Flavobacterium, Micrococcus, dan Chromobacterium) di daerah permukaan lingkungan sering kali berpigmen, suatu ciri khas yang dimilikinya untuk melindungi  diri terhadap bagian dari radiasi sinar matahari yang bersifat letal. Bakteri yang banyak ditemui di daerah-daerah yang tercemari hasil buangan rumah tangga dan kaya akan nutrien organik meliputi bakteri coli, streptococcus tinja, dan spesies-spesies dari genus Bacillus, Proteus, Clostridium, dan Thiobacillus. Virus enterik juga mungkin dapat dijumpai di situ. Di daerah-daerah yang miskin akan nutrien seringkali terdapat bakteri tunas dan/atau berapendiks seperti Hyphonicrobium, Caulobacter, Gallionella, di samping Pseudomonas
  Fitoplankton dan alga bentik merupakan sebagian kecil dari bahan makanan yang tersedia di muara dangkal. Vegetasi organik di uraikan oleh bakteri dan cendawan dan diubah menjadi protein mikrobial yang dapat merupaka nutrien untuk protozoa. Namun, di daerah muara terdapat banyak pemakan bahan makanan berupa potongan-potongan (golongan udang dan kepiting herbivora dan omnivora, kerang-kerangan, larva serangga nemathoda dan beberapa jenis ikan). Mereka memperoleh energinya dari bahan tanaman berpembuluh yang terdapat di sepanjang pantai.
3.      Peranan Mikroba Udara
Udara tidak mempunyai flora alami, karena organisme tidak dapat hidup dan tumbuh terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme-organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada partikel debu. Setiap kegiatan manusia agaknya menimbulkan bakteri di udara, batuk, dan bersin menimbulkan aerosol biologi (yaitu kumpulan partikel di udara). Kebanyakan partikel dalam aerosol biologi terlalu besar untuk mencapai paru-paru, karena partikel-partikel ini tersaring pada daerah pernapasan atas. Sebaliknya, partikel-partikel yang sangat kecil mungkin mencapai tapak-tapak infektif yang berpotensi.
Walaupun udara tidak mendukung kehidupan mikroorganisme, kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan dalam cuplikan udara. Jumlah dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara akan bervariasi sesuai dengan lokasi, kondisi cuaca dan jumlah orang yang ada. Daerah yang berdebu hampir selalu mempunyai populasi mikroorganisme atmosfer yang tinggi. Sebaliknya, hujan, salju atau hujan es akan cenderung mengurangi jumlah organisme di udara dengan membasuh partikel-partikel yang lebih berat dan mengendapkan debu.
Komposisi baku udara yang kita hisap setiap saat, sudah diketahui sejak lama. Walaupun begitu sejalan dengan semakin kompleknya masalah pencemaran udara maka komposisi tersebut banyak yang berubah, khususnya karena terdapat komponen asing/mikroorganisme. Kelompok mikroorganisme yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur (termasuk didalamnya ragi) dan juga mikroalgae. Kehadiran jasad hidup tersebut didalam udara, ada yang didalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora).
Pada umumnya mikroba yang terdapat di udara merupakan mikroorganisme pathogen yang dapat menyebabkan penyakit. Seperti halnya virus yang mencari inangnya melalui perantara udara.  Berikut ini macam- macam penyakit yang ditularkan melalui udara:
a. Tuberkulosis atau TBC
Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui debu, Lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari yang berbulan-bulan sampi tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit kronis.
b. Meningitis
Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis disebabkan oleh bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan otak, hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian. Sedangkan Meningitis disebabkan oleh jamur sangat jarang, jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya tahan tubuh) seperti pada penderita AIDS.
Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya:
1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
2. Neisseria meningitidis (meningococcus).
3. Haemophilus influenzae (haemophilus).
4. Listeria monocytogenes (listeria).
5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.
c. Flu Burung
Avian Influenza atau flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza H5N1. Virus yang membawa penyakit ini terdapat pada unggas dan dapat menyerang manusia. Virus influenza H5N1 merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas dan memiliki sifat dapat bertahan hidup di air hingga empat hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C. Penularan virus flu burung berlangsung melalui saluran pernapasan. Unggas yang terinfeksi virus ini akan mengeluarkan virus dalam jumlah besar di kotorannya. Manusia dapat terjangkit virus ini bila kotoran unggas bervirus ini menjadi kering, terbang bersama debu, lalu terhirup oleh saluran napas manusia.
d. Pneumonia
Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru ditandai dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang tenggorokan biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga sesak napas, dan badan terasa lemas.
Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniae dan Hemopilus influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Selain dapat menimbulkan infeksi pada paru-paru, bakteri berbahaya itu juga dapat mengakibatkan radang selaput pada otak (meningitis) serta infeksi pembuluh darah yang amat fatal.
e. Sars
Sindrom pernapasan akut parah atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala awal gangguan pernapasan berupa napas pendek dan terkadang disertai batuk. Penyebab SARS adalah Coronavirus, yaitu virus yang bersifat menular dan umumnya menyerang saluran pernapasan atas, virus ini juga dapat menyebabkan flu. Penyebaran terbanyak penyakit ini adalah di Asia, terutama Cina dan Hong Kong. Sementara itu, di Indonesia sendiri, menurut data terakhir Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru ditemukan 7 kasus suspect, 2 kasus probable, dan belum ada satu pun kasus kematian akibat penyakit ini (WHO, 21 Juli 2006).



BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Lingkungan, sesuatu yang ada di sekeliling kita dimana semua makhluk hidup berada dari makhluk terkecil (mikroorganisme) sampai makhluk yang sempurna (manusia). Lingkungan yang terdiri dari udara, air dan tanah dimana dari ketiga komponen tersebut kita sangat membutuhkannya dalam kehidupan sehari-hari, bila ketiga komponen tersebut terganggu maka terganggu pula aktivitas kita, misalnya saja jika terdapat mikroorganisme yang tidak menguntungkan dalam air dan yang lain-lainnya, lebih lanjutnya akan kita bahas di bawah ini. Peranan mikroorganisme dalam pengelolaan pencemaran lingkungan dapat terjadi dalam dua hal, yaitu:
a)      Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan untuk menggantikan suatu proses produk sehingga hanya menghasilkan polutan sedikit mungkin.
b)      Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme pembersih.
Mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi dari: protozoa, bakteri, algae, jamur. Pada umumnya, mikroorganisme tersebut lebih banyak terdapat di atau dekat permukaan tanah. Makin masuk ke dalam tanah, makin berkuranglah penghuninya.
Manfaat mikroorganisme atau mokroba bagi tanah diantaranya adalah:
·         Sebagai nutrient utama bagi tumbuhan
·         Substansi untuk tumbuh
·         Penyediaan hara untuk pertumbuhan tanaman
·         Hambatan terhadap pathogen tumbuhan
Mikrobiologi aquatik ialah telaah mengenai mikroorganisme serta kegiatannya di perairan tawar, muara, dan marin termasuk mata air, danau, sungai, dan laut.
2. Ekosistem aquatik ada 4, yaitu :
a)      Samudera
b)      Danau-danau
c)      Perairan mengalir
d)     Instalasi penjernihan
3. Mikroba dalam air jernih yaitu ;
a)      Kelompok bakteri besi (Crenothrix dan Sphaerotilus)
b)      Kelompok bakteri belerang (Chromatium, Thiobacillus)
c)      Mikroalga (Alga hijau-biru, biru dan kersik)
4. Penyebaran mikroorganisme dalam lingkungan aquatik ada 2, yaitu :
a)      Plankton (Fitoplankton dan Zooplankton) yaitu organsime yang terapung dan hanyut pada permukaan ekosistem aquatik.
b)      Mikroorgansime bentik yaitu merupakan mikroogansime penghuni suatu dasar perairan (lumpur tanah).
5. Peranan mikroorgansime dalam lingkungan aquatik, yaitu :
a)      Sebagai produsen primer dalam lingkungan aquatik (alga yang di dominasi oleh fitoplankton.
b)      Organisme aquatik mampu menghasilkan bahan organik “kesuburan lautan”.
c)      Alga planktonik (dalam lingkungan tertentu dapat tumbuh menjadi populasi yang sangat besar sehingga dapat mengubah warna air).
Dari semua lingkungan, udara merupakan lingkungan yang paling sederhana dan lingkungan ini berada dalam dalam satu fasa yaitu gas. Jumlah relatif dari berbagai gas di udara diukur dengan persentase volume yaitu terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, 0,9% argon, 0,03% karbon dioksida 0,01% hidrogen dan gas lainnya dalam jumlah sedikit. Selain berbagai gas, debu dan uap yang terkondensasi juga dapat ditemukan di udara. Udara terdiri dari berbagai lapisan hingga ketinggian sekitar 1000 km. Lapisan yang terdekat dengan bumi disebut troposfer. Di daerah subtropis, troposfer memanjang sekitar 11 km sedangkan di daerah tropis sampai sekitar 16 km.
Contoh penyakit yang dapat ditimbulkan oleh mikroorganisme atau mikroba yang berada di udara adalah:
·         TBC
·         Meningitis
·         Flu Burung (H5N1)
·         Sars

4.2.Saran
Sebaiknya mikroba yang ada di lingkungan diperhatikan secara baik agar dapat dimanfaatkan maupun dihindari, dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai mikroba lingkungan sesuai dengan potensi yang dapat dimanfaatkan dari mikroba tersebut, misalnya dalam pelumpuhan mikroorganisme tersebut untuk di jadikannya vaksin sebagai antibodi pada tubuh manusia agar tidak terjangkit atau tertular oleh penyakit-penyakit yang berbahaya tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2011. Makalah Mikrobiologi Lingkungan. http://www.scribd.com/doc/28544948/makalah-mikrobiologi-lingkungan


Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates