BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya
dalam ilmu taksonomi, seluruh makhluk hidup dikelompokkan ke dalam dua kerajaan
(kingdom), yakni kingdom tumbuhan (kingdom plantae) dan kingdom hewan (kingdom animalia). Pengelompkan tersebut
didasarkan atas persamaan ciri-ciri atau persamaannya.
Pada Kelompok
kerajaan hewan (kingdom animalia) dapat dibagi manjadi
sepuluh macam filum atau phylum salah satunya adalah Filum Protozoa atau
Protosoa. Protozoa merupakan organisme
yang tersusun atas satu sel sehingga bersifat mikroskopik.Protozoa berasal dari
kata protos, yang artinya pertama dan zoon yang berarti hewan, jadi protozoa
adalah hewan yang pertama kali dikenali.
Pentingnya untuk mengetahui kehidupan
protozoa, dalam makalah ini akan menguraikan permasalahan mikrobiologi
organisme makhluk hidup protozoa yang akan membahas secara rinci mengenai
kehidupan protozoa.
2.1 Rumusan Masalah
2.1.1 Apa pengertian
Protozoa?
2.1.2
Bagaimanakah karakteristik Protozoa?
2.1.3 Bagaimanakah morfologi pada
Protozoa?
2.1.4 Bagaimana cara perkembangbiakan
Protozoa?
2.1.5 Bagaimanakah pencernaan pada
Protozoa?
2.1.6 Apasajakah klasifikasi dalam
filum Protozoa?
2.1.7 Apasaja Manfaat dan Bahaya yang
ditimbulkan oleh Protozoa?
2.3 Tujuan
2.3.1 Untuk mengetahui pengertian Protozoa
2.3.2 Untuk mengetahui karakteristik
Protozoa.
2.3.3 Untuk mengetahui morfologi
Protozoa.
2.3.4 Untuk mengetahui perkembangbiakan
Protozoa.
2.3.5 Untuk mengetahui pencernaan pada
Prortozoa.
2.3.6 Untuk mengetahui klasifikasi
dalam filum Protozoa.
2.3.7 Untuk mengetahui Manfaat dan
Bahaya yang ditimbulkan oleh Protozoa.
2.4 Manfaat
Untuk menambah wawasan mengenai
kehidupan protozoa secara lengkap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Protozoa
Tahun
1830an, Protista pertama kali diusulkan untuk dipisah dari makhluk hidup lain,
oleh pakar biologi Jerman, Georg A. Goldfuss yang memperkenalkan istilah Protozoa yang meliputi Ciliata dan Coral (Wikipedia,2011).
Tahun
1845, penganut Goldfuss mengembangkannya agar meliputi semua hewan bersel satu
seperti Foraminifera dan Amuba(Wikipedia,2011).
Awal
1860an, istilah Protoctista sebagai kategori klasifikasi pertama kali
diusulkan oleh John Hogg, yang menganggap protista harus juga meliputi apa yang dia
sebut dengan hewan dan tumbuhan primitif bersel satu. Dia mendefinisikan Protoctista sebagai kingdom keempat
setelah tumbuhan, hewan, dan mineral. Kemudian kingdom mineral dibuang oleh Ernst Haeckel, tersisa tumbuhan, hewan, dan protista(Wikipedia,2011).
Tahun
1938, Herbert Copeland menghidupkan lagi klasifikasi Hogg. Menurutnya,
"Protoctista" secara harfiah berarti "makhluk hidup
pertama". Dia menyanggah istilah Haeckel protista karena meliputi
mikroba tak berinti sel seperti Bakteri, sementara istilah protoctista tidak meliputinya.
Sebaliknya, protoctista meliputi eukaryota berinti sel seperti diatom, alga hijau dan fungi. Perombakan besar oleh Copeland ini kemudian menjadi dasar
dari klasifikasi Whittaker yang hanya membagi Protoctista menjadi Protista dan Fungi. Kingdom Protista ini kemudian berfungsi sebagai pembeda
antara prokaryota yang
dimasukkan kingdom Monera, dan mikroorganisma eukaryotik yang dimasukkan Protista
definisi Whittaker(Wikipedia,2011).
Sistem lima kingdom bertahan hingga ditemukannya filogenetik molekular di akhir abad ke-20, karena ternyata protists dan monera
tidak ada hubungannya (bukan kelompok monofiletik) (Wikipedia,2011).
Tahun
2004, Cavalier-Smith menetapkan Sistem enam kingdom berdasarkan molekuler, ultrastruktur, dan palaeontological(Wikipedia,2011).
Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel. Secara tradisional,
protista digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan
kerajaan yang lebih tinggi yaitu meliputi Protozoa yang menyerupai hewan bersel satu, Protophyta yang menyerupai tumbuhan (mayoritas algae bersel satu), serta jamur lendir dan jamur air yang menyerupai jamur. Dulu, bakteri juga dianggap sebagai
protista dalam sistem tiga kerajaan (Animalia, Plantae termasuk jamur, dan
Protista). Namun kemudian bakteri dipisah dari protista setelah diketahui bahwa
ia adalah prokariotik(Wikipedia,2011).
2.2 Adaptasi Protozoa
Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan microfungi. Protozoa
memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer link dari rantai
makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi
bakteri dan biomas. Protozoa dapat menyerap makanan
melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas, mengelilingi dan
menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut
pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna
makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola (Wikipedia,2010).
Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa
merupakan sumber makanan penting bagi microinvertebrates. Dengan demikian,
peran ekologis protozoa dalam
transfer bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah
penting. Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga penting
sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel(Wikipedia,2010).
Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik
antara tahap proliferatif (misalnya trophozoites) dan kista aktif.
Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti
terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa
akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi
spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan
memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa
adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk memberi makan), mereka
secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses mana protozoa yang mengambil
bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali
ke trophozoite disebut excystation(Wikipedia,2010).
2.4 Habitat Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya
di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan,
lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang
bersifat parasit dapat berupa organisme
sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk
manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan
tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat
apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di
dasar laut. Spesies yang hidup di
air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula
protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di
dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa
berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius.
Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi
makanan untuk ikan dan hewan lainnya(Wikipedia,2010).
Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni.
Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton.
Permukan tubuh Protozoadibayangi oleh membransel yang tipis, elastis,
permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah
berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari zat
kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi
jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat
di dalam sel antara lain nucleus, badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa
bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa
organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis
makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu
ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa
bahan organic dari organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik.
Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan
tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan
dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya(Wikipedia,2010).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Protozoa
Protozoa secara umum dapat
dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya
pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa
merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara
algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat
dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai
contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan
merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk
berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien
komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum
protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil,
dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan
contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa.
Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang
lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak
berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak
aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak
dapat membentuk badan buah (Wikipedia,2010).
3.2 Karakteristik Protozoa
Protozoa
adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari
Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri
dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan
mitokondria. Ciri-ciri umum :
·
Organisme
uniseluler (bersel tunggal)
·
Umumnya
tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
·
Dapat
membentuk sista untuk bertahan hidup
Ciri-ciri
prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagen, memili membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun
yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof.
Ada yang bisa berubag-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan
adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan
amuba Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan
membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara
setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan
inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua
yang masing- masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah
sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah,
maka terbentuknya dua sel baru yang masing=masing mempunyai inti baru dan
sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadan kurang baik, misalnya udara
terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentu kista.
Didalam kista amuba dapt membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kacil.
Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan
amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjudnya amuba ini akan tumbuh setelah
sampaipada ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula(Haeryn,2012).
(Abhykatsu,2011).
3.3 Morfologi Protozoa
Semua protozoa mempunyai
vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan
kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak
vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk
vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa
pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk
mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan,
maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai
dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan
algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa
seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si
dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral
untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang
keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya
dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur(Wikipedia,2010).
Protozoa merupakan sel
tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela
atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak
yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4
kelas. Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina,
yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan
silia dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat
bergerak serat merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa. Mulai tahun 1980, oleh Commitee on Systematics
and Evolution of the Society of Protozoologist, mengklasifikasikan
protozoa menjadi 7 kelas baru, yaitu Sarcomastigophora, Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora, dan Labyrinthomorpha. Pada klasifikasi yang
baru ini, Sarcodina dan Mastigophora digabung menjadi satu kelompok Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena anggotanya sangat
beragam, maka dipecah menjadi lima kelas. Contoh protozoa yang termasuk Sarcomastigophora adalah genera Monosiga, Bodo, Leishmania, Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan Difflugia. Anggota kelompok Ciliophora antara lain genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan Stentor. Contoh protozoa
kelompok Acetospora adalah genera Paramyxa. Apicomplexa beranggotakan genera Eimeria, Toxoplasma, Babesia, Theileria. Genera Metchnikovella termasuk kelompok Microspora. Genera Myxidium dan Kudoa adalah contoh anggota
kelompok Myxospora(Wikipedia,2010).
3.4 Perkembangbiakan Protozoa
Sebagian besar Protozoa
berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara :
1. Pembelahan multipel, pembelahan dengan cara
beberapa inti terbelah lebih dahulu, kemudian terjadi pembelahan sitoplasma
menjadi beberapa individu(Muntaha,2011).
2. Schizogoni, beberapa sel anak
dibentuk dari sel induk (Muntaha,2011).
3. Budding atau Tunas, bagian tubuh induk
terpotong kemudian berdifferensiasi menjadi individu sempurna(Muntaha,2011).
4. Spora, Perkembangbiakan
aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui
proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang
dihasilkan disebut sporozoid
(Surya,2010).
5. Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan
diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan
biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah
secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena
membelah secara membujur /memanjang (longitudinal) (Surya,2010).
Pembelahan Mitosis. (Surya,2010)
Perkembangbiakan secara
seksual pada Protozoa dengan cara :
Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan
gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk(Surya,2010).
Konjugasi. Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat
kelaminnya.
Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami(Surya,2010).
Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami(Surya,2010).
3.5 Pencernaan pada Prortozoa
Proses
pencernaan pada protozoa yang memiliki mulut yaitu dengan memasukkan makananya
melalui mulut kemudian menuju kerongkongan melalui sitofaring dan berakhir pada
vakuola makanan (vakuola nonkontraktif). Sebaliknya bagi protozoa yang tidak
memiliki mulut, yaitu dengan menelan secara utuh mangsanya melalui permukaan
selnya. Sisa-sisa makanan akan dibuang melalui lubang pada ektoplasma
(shvoong,2010).
Cara makan protozoa dapat
dibedakan menjadi beberapa cara yaitu
- Bersifat parasit, menyerang
makanan berupa cairan tubuh inangnya melalui permukaan tubuhnya.
- Holozoik, Protozoa yang memakan
organisme lain yang lebih kecil seperti bakteri, alga, atau protozoa lain.
- Holofitik, Protozoa yang memiliki
kloroplast dan mampu berfotosintesis seperti tumbuhan hijau.
- Saprofitik, protozoa yang memakan bahan
organik dari sisa-sisa tumbuhan atau hewan
3.6 Klasifikasi Protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
Rhizopoda (Sarcodina),alat geraknya
berupa pseudopoda (kaki semu) yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup
di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam
tubuh hewan atau manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup
bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.Entamoeba
adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba
histolityca, Entamoeba coli.
Gambar Amoeba
Flagellata (Mastigophora),alat geraknya
berupa flagel (bulu cambuk).Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan
juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Pada
kelas Flagelata dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1.
Fitoflagellata Flagellata autotrofik
(berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis,
Noctiluca milliaris, Volvox globator.Zooflagellata.
2.
Flagellata heterotrofik (Tidak
berkloroplas).Contohnya : Trypanosoma gambiens
Gambar
Flagellata autotrofik (berkloroplas),
ex. Euglena viridis,
Gambar Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas) .Ex. Trypanosoma
gambiens
Ciliata (Ciliophora),alat
gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia
(bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan
mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel.Memiliki 2 inti sel
(nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup
sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi
aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi
untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi
untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut
maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium,
Vorticella, Balantidium coli
Gambar Paramaecium
caudatum
Gambar Stensor
Sporozoa,adalah protozoa yang
tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah
kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga
Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.Marga yang
berhubungan dengan kesehatan manusia yaitu Toxopinsma dan Plasmodium. Tidak memiliki alat
gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya.
Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung
(apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.Hidupnya
parasit pada manusia dan hewan.Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax
3.7 Manfaat dan Bahaya yang ditimbulkan oleh
Protozoa
Beberapa Protozoa dapat
memberi manfaat pada kehidupan manusia yaitu
1.
Sebagai bahan dasar pembuatan alat gosok. Endapan cangkangradiolaria didasar
perairan akan membentuk tanah radiolarian tanahtersebut mengandung zat kersik
dan dapat digunakan sebagai bahanpenggosok.
2.
Sebagai indicator minyak bumi. Endapan kerangka tubuh Globigerinadidasar perairan akan membentuk tanah globigerina. Endapantersebut biasa
digunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi.
3.
Membantu proses pembusukan sisa makanan. Membantu prosespembusukan sisa-sisa makanan pada manusia. Misal, Entamoeba Coli
(Anonymous,2011).
Beberapa Protozoa dapat
memberi bahaya pada kehidupan manusia yaitu
1.
Entamoeba Histolytica; hidup didalam usus halus manusia, penyebabpenyakit disentri.
2.
Entamoeba Gingivalis; hidup dirongga mulut, penyebab penyakitgingivitis.
3.
Balantidium Coli; hidup didalam usus tebal (kolon) manusia, penyebabpenyakit diare (balontidiosis).
4.
Trypanosoma Gambiense dan tryponosoma Rhodesiense, penyebabpenyakit tidur pada
manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tsetse(glossina palpalis dan Glossina
morsitans).
5.
Trypanosoma evansi; penyebab penyakit sura pada ternak.
Hospesperantarannya adalah lalat Tabanus.
6.
Trypanosoma Cruzi; penyebab
penyakit chagas pada
anak-anak.
7.
Leishmania Donovani; penyebab penyakit kala-azar pada manusia.
8.
Trichomonas Vaginalis; penyebab penyakit gatal-gatal pada vaginadan keputihan.
9.
Plasmadium sp; penyebab penyakit malaria. Hospes
perantarannyaadalah nyamuk Anopheles betina
(Anonymous,2011).
BAB IV
KESIMPILAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
v Protozoa merupakan
mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom
Protista.
v Karakteristik protozoa
adalah merupakan organisme uniseluler
(bersel tunggal), Eukariotik (memiliki membran nukleus), Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok), Umumnya tidak dapat
membuat makanan sendiri (heterotrof), Hidup bebas, saprofit atau parasit, dan dapat membentuk sista untuk bertahan hidup.
v Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan
cara pembelahan multiple, schizogoni, budding atau tunas, spora, dan pembelahan mitosis (biner),
sedangkan perkembangbiakan secara
seksual dengan cara peleburan gamet sporozoa dan konjugasi.
v Cara makan protozoa dapat dibedakan menjadi beberapa cara
yaitu bersifat parasit, holozoik, holofitik, dan saprofitik
v Protozoa diklasifikasikan
menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak yaitu Kelas Rhizopoda (Sarcodina) yang alat geraknya berupa pseudopoda
(kaki semu) , Flagellata (Mastigophora)
alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk), Ciliata (Ciliophora) alat gerak berupa silia (rambut getar)
dan Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak.
4.2 Saran
Diharapkan masyarakat
dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya agar terhidar dari
segala sumber penyakit yang ditimbulkan oleh Protozoa atau mikroorganisme lain
yang dapat memberikan dampak negative pada kesehatan, karena lebih baik mencegah
dari pada mengobati.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous.2011. Peran Protozoa Dalam
Kehidupan.http://www.scribd.com/doc
/22196486/ Peran- Protozoa-Dalam-Kehidupan (Diakses pada tanggal 8
Juni 2012)
Abhykatsu.2011. Makalah Protozoa. http://abhykatsu.blogspot.com/2011/12/makalah-protozoa.
html. (Diakses pada tanggal 8 Juni 2012)
Haeryn.2012. Makalah
Protozoa Protista. http://haeryn.wordpress.com/2012/05/30/makalah-protista-protozoa/
(Diakses pada tanggal 8 Juni 2012)
Shvoong.2010. Sistem
Pencernaan Protozoa. http://id.shvoong.com/society-and-news/news-items/2004733-sistem-pencernaan-protozoa/#ixzz1zuq7YQnh (Diakses pada tanggal 8
Juni 2012)
Surya.2010.Protozoa.http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMA/Biolo
gi / Protozoa /materi3.html (Diakses pada tanggal 8
Juni 2012)
Muntaha.2011.Filum Protozoa. http://www.scribd.com/doc/60006900/1-Filum-Protozoa (Diakses pada tanggal 8
Juni 2012)
Wikipedia.2010.Protista.
http://id.wikipedia.org/wiki/Protista(Diakses pada tanggal 8 Juni 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar