A. Pendahuluan
1.
Latar
Belakang
Telur merupakan salah satu produk peternakan unggas yang memiliki kandungan gizi lengkap dan mudah dicerna. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani di samping
daging,
ikan dans usu. Secara umum telur terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu kulit telur atau cangkang, putih telur (albumen) dan kuning telur (yolk) telur merupakan salah satu produk hasil pertanian yang memiliki umur simpan yang relatif pendek, sehingga
diperlukan penanganan khusus dalam penyimpanannya.
Cara untuk menghindari adanya penurunan kualitas akibat penyimpanan telur maka telur dapat diolah secara langsung dalam bentuk segar ataupun produk olahan yang siap saji. Pengawetan telur utuh bertujuan untuk mempertahankan mutu telur segar. Prinsip dalam pengawetan telur segar adalah mencegah penguapan air dan terlepasnya gas-gas lain
dari dalam isit elur, serta mencegah masuk dan tumbuhnya bakteri.
Tanin pada tanaman jambu biji dapat ditemukan pada bagian buah, daun dan kulit batang, sedangkan pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun tanaman jambu biji selain mengandung tanin, juga mengandung zat lain seperti : asam ursolat, asam lat, asam guajaverin, minyak atsiri dan vitamin. Tanin pada daun jambu biji dapat digunakan sebagai zat anti mikrobia pada proses pengawetan telur.
2.
Tujuan
Praktikum
a.
Menjelaskan
pengertian telur
b.
Melakukan
pengawetan telur dengan penyamakan nabati
c.
Melakukan uji kualitas telur yang dihasilkan dengan telur segar
|
3.
Waktu
dan Tempat Praktikum
Acara praktikum pengawetan
telur dengan ekstrak
daun jambu biji
merah ini dilaksanakan
pada hari Kamis, 16
Oktober 2014 pada pukul 09.20–11.05 WIB di Laboratorium Industri Pengolahan
Hasil Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
B.
Tinjauan
Pustaka
Telur merupakan salah satu produk peternakan unggas yang memiliki kandungan gizi lengkap dan mudah dicerna. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani di samping
daging,
ikan dan susu. Secara umum telur terdiri atas tiga komponen pokok, yaitu kulit telur atau cangkang, putih telur (albumen) dan kuning telur (yolk) telur merupakan salah satu produk hasil pertanian yang memiliki umur simpan yang relatif pendek, sehingga
diperlukan penanganan khusus dalam penyimpanannya (Suprapti,
2002).
Telur
memiliki struktur yang khusus karena didalamnya terkandung zat-zat
gizi yang sebetulnya disediakan bagi perkembangan sel telur yang telah dibuahi
menjadi seekor anak ayam. Bagian esensial dari telur adalah albumen (putih telur), yang banyak
mengandung air dan berfungsi sebagai perendam getaran. Secara bersama-sama albumen dan yolk (kuning telur) merupakan cadangan makanan yang siap digunakan
oleh embrio. Telur dibungkus atau dilapisi oleh kerabang (kulit telur) yang
berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan fisik, tetapi juga mampu
berfungsi untuk pertukaran gas dalam respirasi (Barbut, 2001).
Telur
memiliki struktur yang unik dan distribusi komponen kimianya tidak sama
diantara bagian-bagian telur, sehingga telur merupakan suatu sistem yang tidak
stabil. Telur secara biologi adalah telur yang baru saja dikeluarkan, sedang
telur segar secara komersial adalah berdasarkan pemeriksaan secara candling, isi telur dalam keadaan maasih
baik dan masih dapat dikonsumsi. Untuk memperlambat terjadinya hal-hal tersebut perlu
dilakukan pengawetan telur (Hafid, 2007).
Metabolit
sekunder yang dihasilkan tumbuhan merupakan bagian dari sistem pertahanan diri.
Senyawa tersebut berperan sebagai pelindung dari serangan infeksi
mikrobia pathogen dan mencegah pemakanan
oleh mikrobia. Metabolit
sekunder dibedakan menjadi tiga kelompok besar
yaitu terpen, fenolik dan
senyawa mengandung nitrogen terutama alkaloid (Taiz
dan Zeiger, 2002).
Daun-daun jambu biji memiliki
kandungan zat-zat penyamak (psiditanin) sekitar 9%, minyak
atsiri berwarna kehijauan
yang mengandung eganol
sekitar 0,4%, damar 3%, minyak
lemak 6% dan garam-garam mineral. Tanin
pada daun jambu
biji dapat digunakan
sebagai zat anti
mikrobia pada proses pengawetan telur
(Kartasapoetra, 2004).
C. Materi dan Metode
1.
Materi
a.
Alat
1)
Panci
2)
Spatula
3)
Saringan
4)
Gelas
b.
Bahan
1)
2 butir telur ayam
2)
Daun jambu biji 100 gr
3)
Aquades 1,5 liter
2.
Metode
a.
Membersihkan telur dari kotoran
b.
Merendam telur dalam cairan hasil ekstrak jambu biji (100 gram daun jambu biji direndam dan direbus dalam 1,5 liter aquades)
c.
Melakukan perendaman selama 24 jam dan 48 jam
d.
Membiarkan dalam suhu ruangan selama 1 minggu
e.
Melakukan pengujian
D. Hasil
Pengamatan dan Pembahasan
Tabel
diatas menunjukkan ada 7 sampel yang digunakan
untuk menguji efek dari ekstrak daun jambu biji terhadap kualitas telur selang
beberapa waktu. Sampel pertama dengan
100 gr ekstrak daun jambu biji waktu perendaman 24 jam menunjukkan perubahan pada pH albumen dan yolk, yakni 8,1 dan 7,9
selain itu nilai colour fan
yang terlihat adalah 7. Sampel kedua dengan 300 gr ekstrak daun jambu biji
waktu perendaman 24 jam menunjukkan perubahan pada pH albumen dan yolk, yakni 8,0 dan 6,0
selain itu nilai colour fan
yang terlihat adalah 5. Terlihat juga warna kerabang telur semakin gelap akibat senyawa tanin.
Sampel
ketiga dengan 100 gr ekstrak daun jambu biji waktu perendaman 48 jam menunjukkan
perubahan pada pH albumen dan yolk, yakni 7,9 dan 6,4
selain itu nilai colour fan
yang terlihat adalah 7. Sampel ke-empat
dengan 300 gr ekstrak daun jambu biji waktu perendaman 48 jam menunjukkan
perubahan pada pH albumen dan yolk, yakni 7,8 dan 6,2 selain itu nilai colour fan yang terlihat adalah 9.Sampel kelima dengan 100
gr ekstrak daun jambu biji waktu perendaman 24
jam dan disimpan selama 1 minggu menunjukkan perubahan pada pH albumen
dan yolk, yakni 8,2 dan 6,1 selain itu nilai colour fan yang terlihat adalah 8. Sampel ke-enam
dengan 300 gr ekstrak daun jambu biji waktu
perendaman 24 jam dan disimpan selama 1 minggu menunjukkan
perubahan pada pH albumen dan yolk, yakni 8,3
dan 6,5 selain itu nilai colour fan yang terlihat adalah 6. Sampel ketujuh
dengan 100 gr ekstrak daun jambu biji waktu
perendaman 48 jam dan disimpan selama 1 minggu menunjukkan
perubahan pada pH albumen dan yolk, yakni 8,3
dan 5,8 selain itu nilai colour fan yang terlihat adalah 7.
Metode pengawetan telur dengan ekstrak daun jambu biji ini menurut Annas (2007) disebut juga metode pemindangan. Warna cangkang yang telah diawetkan ini berwarna kecoklatan. Metode pengawetan dengan daun jambu biji ini kurang disukai konsumen karena warnanya yang kurang menarik.
E.
Kesimpulandan Saran
1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang
didapatkan di dalam praktikum pengawetan telur dengan ekstrak daun jambu biji adalah :
a.
pH albumen tidak berbeda jauh dari pH kontrol
b.
pH yolk tidak berbeda jauh dari pH kontrol
c.
Nilai yolk colour fan tidak berbeda jauh dari kisaran normal
2.
Saran
Saran untuk praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak kedepannya antara lain :
a.
Kelengkapan alat dan bahan di laboratorium,
sehingga memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum.
b.
Keaktifan asisten dalam membantu praktikan apabila ada kesulitan, begitu juga sebaliknya, keaktifan praktikan dalam bertanya kepada asisten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar