Pages

Ads 468x60px

Labels

Rabu, 04 April 2018

Praktikum Eksterior Telur

Uraian
          
                    ukuran



Kampong
Bebek
Puyuh
broiler
Bentuk telur
Oval memanjang
Oval membulat
Oval memanjang
Oval membulat
Warna kerabang
Putih
Biru kehijauan
Putih bercak hitam
Coklat
Kebersihan kerabang
Bersih
Bersih
Sedikit kotor
Bersih
Keutuhan kerabang
Utuh
Utuh
Utuh
Utuh
Tinggi rongga Udara
0.8 mm
0.9 mm
0.85 mm
2.4 mm
Berat Jenis Telur





Hasil pengamatan


Pembahasan
1.      Bentuk telur
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama percobaan praktikum bahwa bentuk telur Ayam kampung dan telur puyuh oval memanjang.Telur ayam broiler dan telur bebek memiliki bentuk oval membulat.Bentuk telur tersebut diukur dengan menggunakan kasat mata .

Semakin tinggi indeks telur maka kualitas telur semakin baik. Bentuk telur adalah oval, dan tedapat bagian lancip dan tumpul pada kedua ujungnya. Berat telur yang berbeda dipengaruhi oleh  beberapa faktor yaitu umur, pakan, dan genetic )Butcher dan Miles (2003).
Dari hasil pengamatan diatas telah sesuai dengan pendapat Butcher dan Miles (2003) bahwa bentuk telur yang baik adalah oval.Sedikit ada perbedaan karena bentuk telur dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : genetik dan umur induk.  Induk yang baru mulai bertelur bentuk telur yang dihasilakn cenderung runcing, memanjang, sedangkan induk yang semakin tua menghasilkan telur yang semakin ke arah bulat bentuknya.
2.      Warna kerabang
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama percobaan praktikum bahwa Warna kerabang dari telur Ayam kampong adalah putih,telur bebek berwarna biru kehijauan, telur puyuh berwarna putih bercak hitam dan ayam broiler berwarna coklat .Warna kerabang ini juga mempengaruhi normal atau tidaknya telur tersebut. warna kerabangdari telur  tersebut ditentukan dengan menggunakan kasat mata .
Ciri-ciri warna telur puyuh terdapat bercak-bercak kehitaman. Ada suatu petunjuk yang memperlihatkan bahwa bercak-bercak itu tidak hanya kehitaman tetapi juga warna lain, dan warna dasarnya adalah keputihan. Warna telur dipengaruhi oleh adanya zat warna yang dikumpulkan dalam kerabang saat pembentukannya dalam uterus (Sugiharto, 2005).
kerabang telur ayam sebagian besar berwarna putih atau beragam kecoklatan, putih kekuningan atau coklat terang, coklat tua, dan coklat gelap serta coklat muda. Warna telur adalah warna kerabang telur tersebut. Pigmen yang dihasilkan di uterus pada saat kerabang diproduksi bertanggung jawab pada warna Suprijatna et al., (2005)
Dari hasil pengamatan diatas telah sesuai dengan pendapat (Sugiharto, 2005) bahwa warna kerabang dari setiap ternak memiliki warna yang sesuai. Warna kerabang dari telur Ayam kampong adalah putih,telur bebek berwarna biru kehijauan, telur puyuh berwarna putih bercak hitam dan ayam broiler berwarna coklat .Hal ini karena  Warna coklat disebabkan oleh pigmen hematoforfirin, sedangkanwarna hijau kebiruan disebabkan oleh pigmen biliverdin. Telur ayam broiler didominasi oleh pigmen hematoforfirin, sedangakn telur bebek di dominasi olehpigmen biliverdin.
3.      Kebersihan kerabang
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama percobaan praktikum bahwa Kebersihan kerabang dari telur Ayam kampong bersih,telur bebek bersih, telur puyuh bersih dan ayam broiler bersih. Kerabang yang bebas dari material asing dan noda atau perubahan warna yang dengan mudah/segera terlihat.Telur masih bisa dikatakan bersih bila hanya ditemukan sedikit noda atau bila noda tersebut tidak terlalu banyak untuk dapat mengurangi kebersihan telur secara keseluruhan. .
Kerabang telur merupakan bagian terluar yang membungkus isi telur dan berfungsi mengurangi kerusakan fisik maupun biologis, serta dilengkapi dengan poripori kulit yang berguna untuk pertukaran gas dan dalam dan luar kulit telur, tebal kerabang telur berkisar antara 0,33 - 0,35 mm. Tipisnya kulit telur dipengaruhi beberapa faktor yakni : umur type ayam, zat-zat makanan, peristiwa faal dari organ tubuh, stress dan komponen lapisan kulit telur. Kulit yang tipis relatif berpori lebih banyak dan besar, sehingga mempercepat turunnya kualitas telur akibat penguapan dan pembusukan lebih cepat (Sumarni, 2004).
Dari hasil pengamatan diatas telah sesuai dengan pendapat (Sumarni, 2004) bahwa kebersihan kerabang dari setiap ternak memiliki tingkat kebersihan yang sesuai.Telur puyuh satu-satunya telur di hasil percoban kami yang kurang bersih kerabangnya karena kerabang dari telur puyuh lebih tipis dibandingkan dengan telur-telur yang lain. Tebal atau tipisnya kerabang merupakan faktor utama kebersihan karena semakin tipis kerabangnya maka mikroba akan mudah masuk dan menyebabkan kualitas telur menurun drastis.

4.      Keutuhan kerabang
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama percobaan praktikum bahwa Keutuhan kerabang dari telur Ayam kampong ,telur bebek, telur puyuh dan telur broiler semuanya utuh.Telur memang terkenal mudah pecah oleh karena itu keutuhan dari kerabang harus diperhatikan  baik-baik.Kerabang merupakan kulit terluar dari telur ,maka apabila kerabang tidak utuh isi dari telur akan keluar dan bakter cepat masuk sehingga mudah busuk.
membran kulit telur mengandung enzim lipozim yang dipercaya bersifat bakteriosidal terhadap bakteri gram positif. membran telur tidak efektif untuk mencegah masuknya mikroba yang menghasilkan enzim proteolitik. protein lapisan tersebut akan mudah dihancurkan oleh enzim bakteri Winarno dan Koswara (2002).
Dari hasil pengamatan diatas telah sesuai dengan pendapat  Winarno dan Koswara (2002) bahwa keutuhan kerabang dari semua ternak menunjukan bahwa kualitas telur praktikum ini bagus.Kerabang telur memiliki fungsi melindungi dan menangkal bakteri yang ada di luar.Kerabang apabila terbuka di dalam sudah tidak ada penangkal bakteri dan akhirnya telur tersebut mengalami penurunan kualitas.
5.      Tinggi rongga udara
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama percobaan praktikum bahwa tinggi rongga udara dari telur Ayam kampong adalah 0.8 mm ,telur bebek 0.9 mm , telur puyuh  0.85 mm ,  dan ayam broiler 2.4 mm .Warna kerabang ini juga mempengaruhi normal atau tidaknya telur tersebut. warna kerabangdari telur  tersebut ditentukan dengan menggunakan kasat mata . kantong udara bila semakin lama, umur telur relatif makin lama. Membesarnya rongga udara disebabkan oleh menguatnya air di dalam isi telur .
kualitas telur dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran kedalaman ruang udaranya. Pembagiannya yaitu :
a. Kualitas AA memiliki kedalaman ruang udara 0,3 cm.
b. Kualitas A memiliki kedalaman ruang udara 0,5 cm.
c. Kualitas B memiliki kedalaman ruang udara lebih dari 0,5 cm Sudaryani (2003).
Dari hasil pengamatan diatas apabila disesuaikan dengan pendapat dari Sudaryani (2003) maka ditemukan hasil sebagai berikut :
a.       Telur Ayam kampong berada di kualitas AA
b.      Telur bebek berada di kualitas AA
c.       Telur puyuh berada di kualitas AA
d.      Telur Ayam Broiler berada di kualitas AA
 Kesimpulannya adalah semakin kecil tinggi rongga udara maka semakin bagus kualitas dari telur tersebut. Urutan dari yang paling bagus hingga yang paling biasa adalah  telur ayam kampong –telur puyuh-telur bebek-telur ayam Broiler.Survey di pasar membuktikan bahwa harga telur ayam kampong lebih mahaldibandingkan ayam broiler hal ini disebabkan  kualitas tinggi rongga udara ayam kampong lebih bagus daripada ayam broiler.
6.      Berat jenis telur
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama percobaan praktikum bahwa berat jenis telur Ayam kampong… telur puyuh… Telur ayam broiler …  dan telur bebek …. .Fungsi dari berat jenis adalah untuk membandingkan massa jenis bahan dengan massa jenis air.

Jika suatu benda dicelupkan ke dalam suatu zat cair, maka benda itu pun mendapat tekanan ke atas yang sama besarnya dengan beratnya zat cair yang terdesak oleh benda tersebut. benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara, karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas.  Sementara ketika di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya (Purba, 2004).



DAFTAR PUSTAKA
Burrows, W., J.M. Moulder, and R.M. Lewert. 2004. Texbook of Microbiology. W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book Company. New York.
Prescott, L.M. 2003. Microbiology 5th edition. Mc Graw Hill. New York
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta.

Muchtadi,Tien.2010.Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.Alfabeta:Bogor
Affandi, Franciscus dan Gunawan, Hadi. 2008. Upaya Pigmentasi Melalui Pakan. Buletin Service. Diterbitkan oleh Divisi Agro Feed Business Charoen Pokphand Indonesia. No 97 Tahun IX
Banong S. 2012. Manajemen Industri Ayam Ras Petelur.Masagena Press, Makassar.
Buckle, et al. 1987. Ilmu Pangan. Diterjemahkan oleh Hadi Purnomo dan Adiono.Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta
Card E. Leslie and Malden C. N. 1966. Poultry Production Lea den Febiger. Philadelphia
Ikromah. 2011. Pengaruh Pemberian Tepung Kaki Ayam Broiler sebagai Subtitusi Tepung Ikan di Dalam Ransum terhadap Produksi dan Warna Kuning Telur Ayam Arab (Gallus turcicus). http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=07620037
Jones, DR, 2006. Conserving and Monitoring Shell Egg Quality . Proceedings of the 18 thth Annual Australian Poultry Science Symposium , pp. 157 – 165.
Nuraini. 2006. Isolasi kapang karotenogenik untuk memproduksi pakan kaya β karotendan aplikasinya terhadap ayam ras pedaging dan petelur. Disertasi. ProgramPascasarjana Universitas Andalas Padang
Romanoff, A. L. and A. J. Romanoff. 1963. The Avian Egg. John Wiley and Sons Inc., New York.
Sarwono, B.B. Murtidjo dan A. Daryanto. 1994. Telur, Pengawetan danManfaatnya. Penebar Swadaya, Jakarta
Sirait, H. Celly. 1986. Telur dan Pengolahannya. Pusat Penelitian danPengembangan Peternakan, Bogor
Standar Nasional Indonesia. 2008. Kualitas Telur Konsumsi SNI 3926_2008. Badan Standarisasi Nasional Indonesia. Jakarta.
Dwiyanto, K dan Prijono, N. 2007. Keanekaragaman Sumberdaya Hayati. Garaha Ilmu, Yogyakarta

Hadiwiyoto, S. 1993. Hasil-Hasil Olahan Susu, Ikan, Daging Dan Telur. Liberty, Yogyakarta.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak Di Lapangan. Gramedia Wrdiasarana Indonesia, Jakarta.

Kurnianto, E. 2009. Pemuliaan Ternak. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Noor, R. R. 1996. Genetika Ternak. Penebar Swadaya, Jakarta.

Nugroho, E dan I. G. K. Mayun. 1990. Budidaya Burung Puyuh. Eka Offset, Semarang.

Ranto dan Maloedyn S. 2009. Panduan Lengkap Beternak Itik. Agro Media, Jakarta.

Rasyaf, M. 1994. Beternak Itik. Kanisius, Yogyakarta.

Rasyaf, M. 1991. Memelihara Burung Puyuh. Kanisius, Yogyakarta.

Sastroamidjojo. 1991. Ilmu Beternak Ayam Jilid 1. NV Masa Baru, Jakarta.

Setiawan, I. 2010. Daya Tetas Telur Ayam Kampung. centralunggas.blogspot.com

Sudaryani, T. 1996. Kualitas Telur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suharno, B dan Nazaruddin. 1994. Ternak Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta

Suprijatna, E. et al. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.

Setiadi, P. 2000. Pengaruh Indeks Bentuk Telur terhadap Presentase Kematian Embrio. Poultry Sci. 2 (1): 25-32.

Syamsir, E. 1993. Studi Komparatif Sifat Mutu dan Fungsional Telur Puyuh dan Telur Ayam Ras. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Syarief, R dan Irawati. 1990. Pengetahuan Bahan Pangan untuk Industri Pertanian. PT. Medratama Sarana Prakasa, Jakarta.

Srigandono, B. 1996. Produksi Unggas Air. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Warwick, E.J. dan J. E. Legalates. 1995. Pemuliaan Ternak. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta

Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius, Yogyakarta.
Sugiharto, R. S. 2005. Meningkatkan Keuntungan Beternak Puyuh. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Suprijatna, E. U. 2005. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tim Redaksi Agromedia Pustaka. 2001. Beternak Puyuh. PT. Agromedia Pustaka,    Jakarta.

Warwick ,E. J. M. Astuti, W. Hardjosubroto. 1995. Pemuliaan Ternak. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta.

Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius, Yogyakarta.


Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates