A. Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Telur merupakan bahan makanan yang cukup populer
karena nilai gizinya yang tinggi serta harganya yang relatif lebih murah bila
dibandingkan dengan harga daging atau sumber protein hewani lainnya, sehingga
memungkinkan telur untuk dapat dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat. Telur
dapat dijadikan bahan makanan seperti lauk, sebagai bahan campuran berbagai
produk makanan seperti mayonaise.
Telur
mengandung protein yang sangat tinggi, mutu protein, nilai cerna, dan mutu
cerna telur paling baik diantara bahan-bahan makanan lainnya. Semua bernilai
100% dibandingkan dengan daging mutu proteinnya hanya 81%, nilai cerna 100% dan
mutu cernanya 81%. Ini berarti telur lebih baik mutunya dari pada daging.
Protein telur sangat mudah untuk dicerna, diserap, dan digunakan oleh tubuh
untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan-jaringan tubuh. Selain itu telur
khususnya kuning telur banyak mengandung vitamin A, D, E, dan K. Juga merupakan
sumber mineral yang baik terutama zat besi.
Salah satu
produk olahan telur adalah mayonnaise.
Mayonnaise adalah salah satu jenis saus yang dibuat
dari bahan utama minyak nabati, kuning
telur dan cuka. Mayonnaise umumnya digunakan sebagai
perasa pada makanan seperti selada atau sandwich. Mayonnaise ada yang hanya menggunakan
kuning telur saja atau menggunakan sari buah lemon atau mustard sebagai
perasa.
|
Pembuatan mayonnaise memerlukan bahan pengemulsi untuk mempertahankan
stabilitas emulsi setelah pengocokan, sehingga antara minyak nabati dan
bahan-bahan lain yang tidak terpisah. Pengemulsi dalam jumlah yang tidak tepat
akan mengakibatkan kurang stabilnya emulsi. Kestabilan emulsi akan membuat mayonnaise yang dihasilkan memiliki
sifat fisiko-kimia serta organoleptik yang bagus. Pengujian organoleptik mayonnaise ini dengan mengamati warna,
aroma, rasa, tekstur dan penerimaan secara keseluruhan dari mayonnaise.
2.
Tujuan Praktikum
Tujuan
praktikum pembuatan mayonnaise
adalah:
1.
Melakukan pembuatan mayonnaise.
2.
Melakukan uji kualitas mayonnaise yang dihasilkan dengan produk
mayonnaise komersil.
3.
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum
pengujian kualitas daging dilaksanakan pada hari Kamis, l6 Oktober 2014 pukul
09.20-11.05 bertempat di Laboratorium Industri Pengolahan Hasil Ternak, Program
Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B.
Tinjauan
Pustaka
Mayonnaise
merupakan produk olahan dari telur yang dicampur
dengan minyak nabati dan komponen lain sebagai pelengkapnya. Pembuatannya
dengan menggunakan kuning telur yang merupakan pengemulsi utama dari pembuatan mayonnaise. Bahan pengemulsi berfungsi
agar emulsi dapat dipertahankan setelah pengocokan. Mayonnaise merupakan emulsi minyak dalam air dimana protein telur
seperti lipoprotein bertindak sebagai agen pengemulsi (Gaonkar et al.,
2010).
Telur ayam merupakan salah satu bahan
utama dari pembuatan mayonnaise. Warna yang dihasilkan oleh mayonnaise juga dipengaruhi oleh kuning
telur. Warna yang dihasilkan dalam pembuatan mayonnaise dari telur ayam dengan telur bebek berbeda. Telur bebek
memiliki warna yang lebih cerah daripada telur ayam. Telur bebek memiliki
kuning telur yang berwarna kuning tua, sedang telur ayam berwarna kuning.
Kuning telur ayam dianggap sebagai pengemulsi yang sangat baik karena konsentrasi tinggi
dari fosfolipid dan permukaan aktif protein. Kuning telur kepadatan
lipoproteinnya rendah sehingga dianggap menjadi kontributor paling penting
untuk sifat pengemulsi. Rendahnya kepadatan dari lipoprotein terdiri dari 74%
lipid netral dan 26% fosfolipid (Palma, 2004).
Komponen-komponen penyusun mayonnaise
selain kuning telur adalah minyak yang berupa minyak nabati atau minyak
kedelai, cuka yang berfungsi sebagai pemberi rasa asam pada mayonnaise (acidifier),garam sebagai penguat emulsi dan pemberi rasa pada mayonnaise bersama gula. Bahan lain
yaitu mustard, adalah salah satu
rempah-rempah yang berasal dari biji tanaman sesawi
(beberapa jenis Brassica dan Sinapis) yang dihaluskan, sebelum diencerkan dengan air dan ditambah bahan-bahan
lain. Rempah ini memiliki rasa sedikit pedas dan sedikit menyengat
di lidah dan langit-langit mulut. Mustard
ditambahkan sewaktu membuat beberapa jenis saus seperti mayonnaise (Wenfuu, 2001).
Sifat mutu organoleptik adalah sifat
mutu produk yang hanya dapat diukur atau dinilai dengan uji atau penilaian
organoleptik. Sifat organoleptik merupakan hasil reakri fisiopsikologis berupa
tanggapan atau kesan pribadi seorang panelis atau penguji mutu. Penilaian sifat
mutu organoleptik pada pembuatan mayonnaise meliputi warna, rasa, aroma, dan
tekstur (Mutiah, 2002).
C. Materi dan Metode
1.
Materi
a. Alat
1)
Pengaduk
2)
Gelas
3)
Kompor
4)
Panci
5)
Alumunium
foil
b. Bahan
1)
Egg
yolk 100gram
2)
Cider
vinegar (5%acetic
acid)90 ml
3)
Garam 9,4 g
4)
Gula 13g
5)
Dry
mustard 3,8 g
6)
Corn
oil 690 ml
2.
Metode
a. Memisahkan
yolk dan memasukkannya dalam gelas
dan mengaduk kuning tersebut sampai homogen .
b. Melakukan
psteurisasu pada suhu 48°C selama 3,5 menit
c. Menambahkan
,Cider vinegar, garam, gula dan dry mustard
d. Memasukkan
corn oil sedikit demi sedikit hingga
adonan menjadi kental
e. Menutup
gelas tersebuat dengan aluminium foil
f. Menginkubasi
mayonnaise pada suhu ruang selama 24
jam samapi mencapai titik kesetimbangan.
g. Melakukan
pemeraman selama 14 hari
h. Menguji
produk
D.
Hasil
dan Pembahasan
Praktikum
pembuatan mayonnaise ini dengan cara
menggunakan kuning telur dari ayam ras dan dengan ditambahkan bahan-bahan lain
seperti mustars, cider vinegar, minyak nabati, garam dan gula. Organoleptik
dari mayonnaise yang dibuat sendiri memiliki
rasa yang sedang yaitu terdapat rasa manis,asin tetapi tidak asam dan juga
tidak pedas, sedangkan mayonnaise kontrol memiliki rasa yang
disukai oleh panelis. Menurut Riyanto (2000), mayonnaise disukai oleh konsumen karena rasanya yang khas. Pada mayonnaise terdapat rasa asam yang
dikarenakan oleh penambahan cuka, rasa manis yang dihasilkan oleh gula, asin
yang terdapat pada garam, memiliki rasa sedikit pedas dan sedikit menyengat di lidah dan langit-langit mulut akibat adanya mustard dalam mayonnaise
tersebut.
Tekstur pada mayonnaise hasil
praktikum kental dan hampir sam dengan tekstur mayonnaise kontrol. Tekstur mayonnaise
dpengaruhi oleh lemak yang merupakan suatu pengemulsi sehingga dapat
memperbaiki tekstur. Sumber lemak dalam pembuatan mayonnaise ini adalah kuning telur dan minyak nabati mengandung zat
pengemulsialami yaitu lesitin dan fosfolipid, yangmenyebabkan sistem emulsi
menjadi lebihstabil. Menurut Firman et
al., (2013) adanya penambahan minyak nabati dan kuning telur sebesar 5,6%
dan minyak nabati sekitar 75% mayonnaise
yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut dan lebih halus.
Aroma mayonnaise yang dihasilkan praktikan kurang disukai oleh panelis
karena aromanya lebih amis dibandingkan dengan aroma mayonnaise kontrol. Aroma amis disebabkan karena kuning telur.
Aroma suatu makanan dimungkinkan dipengaruhi oleh viskositas, karena semakin
kental suatu makanan maka akan menurunkan penerimaan terhadap bau dari makanan
tersebut. Viskositas dipengaruhi oleh lama pengocokan, mayonnaise hasil praktikum dibuat dengan pengocokan manual dan
dalam waktu yang tidak terlalu lama sehingga mayonnaise yang dihasilkan tidak terlalu kental sepertipada mayonnaise kontrol.
Warna mayonnaise hasil praktikum lebih cerah dibandingkan warna mayonnaise kontrol. Warna dari mayonnaise dipengaruhi oleh warna kuning
telur yang digunakan untuk membuat mayonnaise.
Kuning telur berfungsi sebagai pewarna dalam suatu produk pangan, tetapi
fungsi tersebut dipengaruhi oleh warna kuning telur itu sendiri. Menurut Gaonkar et al., (2010)
warna kuning telur dipengaruhi oleh kandungan karotenoid dalam ransum, dimana
apablia ransum mengandung karotenoid dalam jumlah yang tinggi, kuning telur
akan berwarna kuning pucat atau hampir penuh. Kemungkinan telur-telur yang
digunakan dalam pembuatan mayonnaise kontrol memiliki tingkat karotenoid yang
berbeda, selain itu mungkin dalam pembuatannya ditambahi suatu zat pewarna agar
dapat menarik kosumen.
Mayonnaise
hasil praktikum kurang disukai oleh panelis karena
warnanya tidak seperti mayonnaise pada umumnya, baunya amis dan tidak terlalu
kental. Mayonnaise kontrol jauh lebih
disukai karena mayonnaise kontrol memiliki warna yang lebih menarik, aroma khas
mayonnaise dan rasa yang lebih enak. Perbedaan
keduanya kemungkinan disebabkan dari segi teknis pembuatan mayonnaise.
Mayonnaise
yang dihasilkan memiliki rataan pH 3,76 sedangkan pHmayonnaise kontrol sekitar 4,2. pH mayonnasie ditentukan oleh penambahan cider vinegar sehingga memberikan rasa
asam dan juga kondisi asam pada mayonnaise.Mayonnaise merupakan
produk emulsifikasi pH rendah. Menurut Audina (2011), pH saus selada berkisar antara 3,0
sampai 4,2 yang terutama disebabkan oleh penambahan asam asetat sebesar 0,5 sampai
1,2%. Mayonnaise termasuk salah satu
produk pangan yang berasam tinggi. pH
mayonnaise hasil praktikum berada pada kisaran normal pH mayonnaise. Hal ini berarti mayonnaise yang dihasilkan memenuhi
standar.
E.
Kesimpulan
dan Saran
1.
Kesimpulan
Kesimpulan
yang didapatkan dalam praktikum pembuatan mayonnaise
ini adalah:
a.
pH mayonnaise yang dihasilkan berada pada kisaran normal mayonnaise pada umumnya
b.
Mayonnaise
yang dihasilkan belum memiliki kualitas organoleptik yang bagus.
2.
Saran
Saran untuk praktikum Teknologi
Pengolahan Hasil Ternak kedepannya antara lain :
a.
Kedisiplinan dalam
melaksanakan praktikum Teknologi pengolahan Hasil Ternak lebih diperhatikan
oleh praktikan maupun asisten sehingga praktikum dapat berjalan dengan baik.
b.
Keaktifan tiap-tiap
anggota kelompok praktikan sangat diperlukan baik dalam melakukan praktikum
maupun bertanya sehingga dapat melaksanakan praktikum dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar